Gempa Lombok: Waspada Efek Gempa pada Kesehatan, Cek Risetnya

Reporter

Tempo.co

Editor

Susandijani

Senin, 30 Juli 2018 10:20 WIB

Ilustrasi penyakit jantung. Ctntexas.com

TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Lombok yang terjadi kemarin efeknya masih dirasakan sampai sekarang. Dari jumlah korban yang terus bertambah, dan kerugian material yang tak terhitung besarnya. Beberapa peneliti pernah melakukan riset juga terkait efek gempa pada kesehatan.

Baca juga:
Gempa Lombok, Ada 203 Kali Gempa Susulan
Pendaki Asal Malaysia Jadi Korban Tewas Gempa Lombok

Salah satunya adalah yang dilakukan para peneliti dari Hebei Medical University Institute of Mental Health, Shijiazhuang, Cina. Penelitian yang dipublikasikan di The National Center for Biotechnology (NCBI) pada Desember 2016 ini mempelajari efek jangka panjang pada faktor risiko penyakit kardiovaskular dari stres dari pengalaman langsung gempa bumi pada orang muda.

Objek penelitian dilakukan pada para pekerja yang lahir antara 1 Juli 1958 dan 1 Juli 1976 dan diperiksa di Rumah Sakit Umum Kailuan antara Mei dan Oktober 2013. Semua subjek dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan pengalaman mereka tentang gempa Tangshan pada 28 Juli 1976.
Ilustrasi penderita diabetes. Dok: StockXpert

Hasilnya, pengalaman gempa di tahun-tahun awal kehidupan memiliki efek jangka panjang pada detak jantung istirahat dewasa, kolesterol total, dan glukosa plasma puasa, terutama di kalangan pria. Disebutkan bahwa denyut jantung istirahat (p = 0,003), kolesterol total (p <0,001), dan glukosa darah puasa (p <0,001) secara signifikan lebih tinggi pada mereka yang mengalami gempa dibandingkan dengan kontrol tidak terpapar, efeknya terbatas pada laki-laki berusia 40 tahun atau lebih pada saat analisis.

Sebelumnya pada 2014, para peneliti dari universitas yang sama juga melakukan penelitian untuk mengetahui efeknya pada kadar gula dalam tubuh.

Penelitian juga masih terkait pada efek gempa bumi Tangshan 1976. Penelitian dilakukan pada 1.551 orang dewasa (berusia 37 atau lebih) di kota Tangshan Cina.

Jumlah subjek yang pertama kali diidentifikasi dengan diabetes atau memiliki GDP normal tetapi dengan riwayat diabetes ditambahkan untuk perhitungan prevalensi diabetes. Analisis statistik diterapkan pada data baseline, dan insiden IFG (Impaired Fasting Glucose) atau pra diabetes serta diabetes di antara semua kelompok.Hasilnya, perbandingan statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada kadar glukosa puasa rata-rata antara kelompok kontrol dan kelompok paparan.

Baca juga: Banyak Pendaki Gunung Rinjani Diduga Menjadi Korban Gempa Lombok

Namun, prevalensi IFG dan diabetes di antara kelompok paparan menampilkan varian yang signifikan dengan kelompok kontrol. Prevalensi diabetes di antara kelompok-kelompok paparan secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Perempuan lebih cenderung menderita diabetes setelah mengalami tekanan gempa dibandingkan dengan laki-laki. Stres gempa dikaitkan dengan insiden diabetes yang lebih tinggi sebagai faktor independen.

NCBI | AMS

Advertising
Advertising

Berita terkait

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

1 hari lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

2 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

2 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

2 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

3 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

3 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

3 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

3 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

3 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

4 hari lalu

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

Sebanyak 267 rumah warga terdampak gempa yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya