Ramai (Lagi) Prostitusi, Apa Itu Bahasa Johns?
Reporter
Tempo.co
Editor
Susandijani
Sabtu, 11 Agustus 2018 11:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Seperti diberitakan di TEMPO.CO , Sepanjang 2018, paling tidak polisi sudah empat kali membongkar praktek prostitusi di Apartemen di Rawajati Pancoran Jakarta Selatan itu. Namun bisnis ilegal ini tetap saja langgeng.
Baca juga: Tangkal Prostitusi, Pengelola Kalibata City Siapkan 3 Langkah
Prostitusi, seperti disebutkan dalam Britanica.com, adalah praktek melakukan aktivitas seksual yang relatif tidak pandang bulu. Secara umum dilakukan dengan seseorang yang bukan pasangan atau teman, dengan imbalan pembayaran langsung dalam bentuk uang atau barang berharga lainnya. Pekerja seks komersial atau PSK-nya bisa perempuan atau laki-laki atau transgender, dan prostitusi mungkin melibatkan aktivitas heteroseksual atau homoseksual, tetapi secara historis sebagian besar PSK adalah perempuan dan kebanyakan klien laki-laki.
Di antara mereka, khususnya dalam forum prostitusi online, seperti dilansir dari Washington Post, ada banyak kode seksual 'khusus' yang digunakan mereka.
Di Internet, misalnya pria yang membayar wanita untuk berhubungan seks dengan mereka, berkomunikasi dalam kode tidak masuk akal dengan harapan menghindari petugas penegak hukum (yang disebut oleh mereka sebagai LEO). Contohnya istilah Ed Zachary Disease adalah kode untuk ‘Seorang wanita dengan wajah yang tidak menarik".
Disebutkan juga bahwa pada penelitian yang diunggah dalam Journal of Contemporary Ethnography, ada kode-kode seks yang diuraikan secara nyata. Penelitian, yang dilakukan oleh peneliti Kristie R. Blevins dan Thomas J. Holt, itu meneliti "argot," atau bahasa kode pada masyarakat prostitusi untuk memahami apa yang ditunjukkan di antara orang-orang yang terlibat. Laporan yang ditemukan inilah yang mereka sebut sebagai bahasa Johns.
Tapi disebutkan juga, bahwa hal utama yang harus diingat jangan panggil mereka "johns." Di forum online yang dipelajari oleh Blevins dan Holt, istilah seperti "john" dan "trik" dianggap menghina para penggemar prostitusi. Online, johns lebih suka menyebut diri mereka sebagai "mongers," "trollers," atau "hobbyists." .
Sebagai contoh, seorang pengguna di forum Inglewood menggambarkan sebuah malam yang sukses, mereka menuliskannya begini : , "Saya tidak sabar untuk monger lagi ..”.
"Pooner" adalah hal yang baik. Jika seseorang memanggil Anda "pooner", itu berarti Anda telah mencapai kredibilitas forum prostitusi online. (Selamat?)
"Monger" cenderung menghindari istilah-istilah yang ofensif untuk pekerja seks komersial. Menurut penelitian itu, pengguna forum menghindar dari menyebut pekerja seks "pelacur," "hos," atau bahkan "pelacur." Sebagai pengganti istilah tersebut, penjual sepatu -misalnya- menggunakan istilah dengan merujuk pekerja seks berdasarkan merek, model, dan sepatu buatan mereka.
Baca juga: 3 ABG Jadi Korban Bisnis Prostitusi di Apartemen Kalibata City
Bahasa tersebut dapat dianggap sebagai rasa hormat dan cara untuk menetralkan perspektif negatif dari praktek mereka. Pada saat yang sama, istilah-istilah ini memperlakukan pekerja seks sebagai barang, bukan individu manusia. Misalnya, istilah streetwalker atau SW untuk menggambarkan seorang pekerja seks komersial yang bekerja di jalanan mencari klien. Ada juga singkatan yang digunakan untuk menunjukkan ras pekerja seks, termasuk WSW untuk putih; BSW untuk hitam; dan LSW, HSW, atau MSW untuk Hispanik.
BRITANICA.COM | WASHINGTONCITYPAPER.COM