80 Persen Pasien Hepatitis Tak Menunjukkan Gejala, Apa Solusinya?

Reporter

Bisnis.com

Editor

Susandijani

Kamis, 16 Agustus 2018 13:05 WIB

Ilustrasi pria ke dokter. Raleighmedicalgroup.com

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit hepatitis layaknya gunung es, pasalnya setiap pasien awalnya tidak merasakan bahwa dirinya sakit. Tak ada gejala khusus bagi para penderita hepatitis. Jika tidak dilakukan pemeriksaan seseorang tak akan mengetahui kalau dirinya telah terjangkit penyakit tersebut.

Baca juga:Kit Diagnostik Lokal Ini Atasi Hepatitis B, Apa Keunggulannya?

Apabila terlalu lama tak ditangani penyakit hepatitis bisa semakin ganas, risiko fatalnya dapat berkembang menjadi sirosis hati.

“Umumnya tidak ada gejala. Lebih dari 80 persen pasien tidak ada gejala. Jadi banyak orang tidak tahu kalau dia terinveksi virus. Jadi kami sebut sebagai fenomena gunung es,“ jelas Ketua Perhimpuanan Peneliti Hati Indonesia sekaligus dokter spesialis penyakit dalam Irsan Hasan mengatakan bahwa di Indonesia, setidaknya satu dari 10 orang diindikasi terjangkit penyakit hepatitis.

Ketua Perhimpuanan Peneliti Hati Indonesia Irsan Hasan menilai pengobatan Hepatitis telah mengalami kemajuan dalam 15 tahun, dengan adanya berbagai metode pengobatan seperti operasi, terapi, ataupun kombinasi terapi. Namun belum ada peningkatan signifikan kesintasan satu tahun setelah 15 tahun berlalu.
Ilustrasi - Spesialis Dokter Layanan Primer. Doc KOMUNIKA ONLINE
Mengingat hal tersebut, dia mengatakan Indonesia bersama Brasil dan Kolombia telah mengajukan sidang World Health Assembly (WHA) untuk lebih serius dalam menanggulangi penyakit ini. Selain itu, dia mengaku juga telah memberikan berbagai masukan kepada Kementerian Kesehatan hingga tercetus program “Nohep”, langkah untuk mengurangi penderita hepatitis.

“Saat ini, kalangan professional di bidang peneliti hati mewaspadai penyakit perlemakan hati yang dapat memicu hepatitis,” kata Irsan.

Baca: Virus Hepatitis B Kuno Ditemukan pada Mumi Abad Pertengahan

Dia mengatakan perlemakan hati dianggap berbahaya karena selain penderita cenderung tidak merasakan gejala seperti penyakit hepatitis lainnya, perlemakan hati juga tidak dapat terdeteksi dari tes darah. Menurutnya, perlemakan hati disebabkan karena konsumsi alkohol yang berlebih, pola makan yang rendah protein, dan kegemukan. Untuk mendeteksi kasus tersebut harus menggunakan USG atau CT scan hati. “Makanya harus melakukan screening, periksa dengan USG abdomen untuk deteksi dini,” jelasnya.

Berita terkait

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

1 hari lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

25 hari lalu

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

Hepatitis B menyebabkan 83 persen kematian dan hepatitis C menyumbang 17 persen di dunia.

Baca Selengkapnya

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

26 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

27 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

27 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

31 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

33 hari lalu

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

34 hari lalu

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

35 hari lalu

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

35 hari lalu

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.

Baca Selengkapnya