TEMPO.CO, Jakarta - Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan indeks kebahagiaan Indonesia mengalami peningkatan dari 68,28 pada 2014 menjadi 70,69 pada 2017 dengan skala 0 –100.
Indeks kebahagiaan Indonesia ini disusun oleh tiga dimensi yaitu kepuasan hidup yang memiliki kontribusi terbesar sebanyak 35 persen, perasaan 31 persen, dan makna hidup 34 persen.
Berdasarkan laporan ini, dimensi keharmonisan keluarga (indikator kepuasan hidup sosial) memiliki nilai dan pengaruh yang paling tinggi dalam kebahagiaan seseorang yaitu sebesar 80,05.
Hal ini sejalan dengan temuan dari salah satu studi terpanjang selama 75 tahun dan terlengkap yang pernah ada, Harvard Study of Adult Development, yang menyatakan bahwa memiliki hubungan yang dekat dan berkualitas dengan keluarga dan orang terdekat membuat seseorang menjalani hidup dengan lebih sehat dan bahagia.
Menanggapi data BPS tersebut, psikolog sekaligus presenter televisi Intan Erlita mengatakan bahwa masyarakat Indonesia saat ini memang berubah lebih bahagia.
“Orang-orang Indonesia memang sekarang sudah bahagia ya,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis 30 Agustus 2018. “Indeks itu naik sudah pasti, karena banyaknya fasilitas yang tersedia bagi keluarga Indonesia untuk memiliki quality time yang nyaman,” jelasnya.
Intan menuturkan bahwa pemerintah maupun pihak swasta banyak memberikan fasilitas yang baik kepada masyarakat [sehingga mereka lebih bahagia]. Contoh fasilitas yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan quality timekeluarga Indonesia adalah Car Free Day (CFD).
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
12 hari lalu
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.