Jangan Tanya 'Menang atau Kalah' tapi 'Seru atau Tidak' pada Anak

Reporter

Tabloid Bintang

Editor

Mitra Tarigan

Selasa, 4 September 2018 13:00 WIB

Sejumlah anak saling mendahului saat lomba lari karung goni di Desa Ateuk Jawo, Banda Aceh, Jumat, 17 Agustus 2018. Lomba lari karung goni dan aneka perlombaan rakyat lain digelar warga dalam rangka merayakan HUT ke-73 RI. ANTARA FOTO/Ampelsa

TEMPO.CO, Jakarta - Mengajarkan sportivitas pada anak hal yang dilematis. Di satu sisi Anda ingin anak menghargai kompetisi dan berharap anak mengerahkan seluruh kemampuan agar meraih kemenangan.

Baca: Kata Kunci Susan Bachtiar Bagi Waktu Pekerjaan dan Keluarga

Di sisi lain Anda tidak ingin anak terbawa emosi dan tidak bisa mengendalikan diri ketika menghadapi situasi yang tidak diharapkan, lawan yang terlalu tangguh, dan kekalahan sebagai ujungnya. Lalu bagaimana cara menanamkan nilai-nilai sportivitas pada anak sejak dini?

“Bagaimana lombanya? Kamu menang atau kalah?” Dengan pertanyaan ini, secara tidak langsung Anda menanamkan, tujuan bertanding semata untuk meraih kemenangan. Padahal, yang intinya ditanamkan adalah menikmati pertandingan. Jadi, hindari pertanyaan itu dan ganti dengan, “Bagaimana pertandingan tadi? Seru atau tidak?”

Presiden Donald Trump, melihat anak-anak yang mengikuti lomba lari dalam acara Hari Olahraga dan Kebugaran Gedung Putih di Gedung Putih, Washington, 30 Mei 2018. AP

Sikap orang tua ketika menerima hasil pertandingan juga memengaruhi pemahaman anak terhadap kemenangan dan kekalahan. Apakah Anda terbiasa bersikap emosional bahkan sampai mengumpat ketika pemain jagoan Anda melakukan kesalahan? Apakah Anda terlalu mengagung-agungkan tim jagoan dan mengejek tim lawan yang kalah? Ingat, sikap seperti ini akan membentuk pola pikir, orang yang kalah adalah pecundang. Anak takut menerima kekalahan karena takut mendengar ejekan dan menjadi pecundang.

Tentu saja anak memerlukan jiwa kompetitif untuk memacu kemampuannya. Eileen Kennedy-Moore, psikolog klinis sekaligus penulis artikel “Learning to Be a Good Sport, Helping Children Cope with Winning and Losing” di situs web Psychology Today menyarankan agar orang tua mendorong anak “bertanding” dengan diri sendiri dahulu. Maksudnya, dorong anak untuk memecahkan rekor sendiri. Jika anak mampu mencetak 10 angka di sebuah pertandingan, siapa tahu di pertandingan selanjutnya ia berhasil mencetak 12 angka. Kalaupun tidak, selalu ada kesempatan lain untuk melakukannya.

Baca: Mengenalkan Sikap Sportif kepada Anak Sejak Dini

“Kadang anak memecahkan rekor, kadang tidak, namun dia bisa terus berusaha. Berkompetisi dengan diri sendiri adalah cara mudah untuk belajar bertoleransi terhadap kemenangan dan kekalahan,” kata Kennedy-Moore.

TABLOID BINTANG

Advertising
Advertising

Berita terkait

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

2 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

2 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

2 hari lalu

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.

Baca Selengkapnya

Mana yang Lebih Baik, Makan Sebelum atau Setelah Olahraga?

3 hari lalu

Mana yang Lebih Baik, Makan Sebelum atau Setelah Olahraga?

Masih seringkali terjadi kebingungan di banyak orang tentang apakah sebaiknya makan sebelum atau sesudah melakukan olahraga.

Baca Selengkapnya

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

3 hari lalu

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?

Baca Selengkapnya

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

3 hari lalu

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental

Baca Selengkapnya

Apa Manfaat Minuman Isotonik Ketika Berolahraga?

4 hari lalu

Apa Manfaat Minuman Isotonik Ketika Berolahraga?

Minuman isotonik merupakan minuman yang memiliki komposisi yang menyerupai cairan tubuh manusia sehingga memperoleh tekanan osmosis yang seimbang.

Baca Selengkapnya

Mengenal Jenis-jenis Olahraga Kardio

5 hari lalu

Mengenal Jenis-jenis Olahraga Kardio

Konsep kardio berasal dari istilah "kardiovaskular" yang merujuk pada sistem jantung dan pembuluh darah dalam tubuh.

Baca Selengkapnya

6 Olahraga ini Dapat Memulihkan Kebugaran Anda

5 hari lalu

6 Olahraga ini Dapat Memulihkan Kebugaran Anda

Banyak orang yang rela mengikuti diet ketat, melakukan olahraga intens, bahkan menahan diri dari makanan favorit mereka demi meraih kebugaran tubuh.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

6 hari lalu

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.

Baca Selengkapnya