Seorang pengrajin tenun ikat Sumba Timur sedang menenun kainnya di Kampung Adat Raja Prailiu di Waingapu, Sumba Timur NTT, 4 Juli 2017. Tenun ikat Sumba Timur dihargai Rp 500 ribu hingga Rp 15 juta selembarnya. ANTARA/Kornelis Kaha
TEMPO.CO, Jakarta - Kain tenun Sumba lewat rancangan Handy Hartono dipamerkan di MQ Vienna Fashion Week, Wina, Austria, Rabu 12 September 2018 malam waktu setempat.
Lewat tema “The Color of Indonesia”, Handy berusaha mempromosikan aneka ragam kain tradisional khas Indonesia.
“Tahun ini saya mengkombinasikan beragam kain Indonesia, dari mulai tenun Sumba, songket Palembang, ada juga batik dan lurik,” kata Handy saat ditemui usai peragaan busana di MQ Vienna Fashion Week, Rabu malam.
Mengenai desainnya yang selalu menggunakan kain tradisional Indonesia, Handy mengaku dirinya merasa punya kewajiban untuk mempromosikan keindahan kain-kain itu ke seluruh dunia.
“Saya merasa punya tugas untuk memperkenalkan kain-kain Indonesia. Betapa Indonesia itu kaya akan budaya. Kain Indonesia pun bukan cuma batik, ada tenun juga. Di tiap daerah pun punya jenis tenun dan batik yang berbeda-beda,” ujarnya.
MQ Vienna Fashion Week merupakan acara tahunan yang digelar di Museums Quartier, Wina. Kehadiran dua desainer Indonesia di acara ini, yaitu Handy Hartono dan Runi Palar, juga berkat dukungan dari Kedutaan Besar dan Perutusan Tetap RI (KBRI/PTRI) di Wina.
Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia
4 hari lalu
Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
36 hari lalu
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.