Bayi Bermata Satu juga Terjadi di Tempat Lain, Tilik Penyebabnya

Reporter

Anisa Luciana

Editor

Susandijani

Sabtu, 15 September 2018 19:59 WIB

Ilustrasi bayi. Pixabay.com

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang bayi bermata satu lahir di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, pada Kamis, 13 September 2018. Selain hanya memiliki satu mata di kening, bayi itu tidak memiliki hidung. Kondisi tersebut disebut Cyclopia.

Baca juga: Hanya Berusia Tujuh Jam, Ini Sejumlah Kelainan Bayi Bermata Satu

Cyclopia terjadi ketika janin gagal mengembangkan dua rongga mata. Kondisi ini dinamai Cyclops atau Cyclopia, diambil dari mitos Yunani tentang raksasa dengan satu mata.

Seperti disebutkan dalam berita TEMPO.CO sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Syarifuddin Nasution memperkirakan bayi bermata satu atau Cyclopia disebabkan beberapa hal. Yaitu paparan merkuri dan bahan kimia berbahaya lainnya. "Orang tuanya perantau dari Pulau Jawa,” kata Syarifuddin melalui telepon, Jumat dinihari, 14 September 2018.

Tapi disebutkan para peneliti seperti dikutip juga dari Healthline, tidak meyakini korelasi antara ibu yang terkana paparan bahan kimia atau racun dengan kejadian Cyclopia yang juga sempat santer di masa lampau.

Malah, disebutkan bahwa kondisi ibu yang diabetes saat hamil atau diabetes gestasional juga bisa jadi pemicu.
Ilustrasi bayi. indiatimes.com
Kelainan kromosom juga bisa jadi penyebab pada sepertiga bayi dengan Cyclopia tersebut. Secara khusus, kondisi ini terjadi ketika ada tiga salinan kromosom 13. Kelainan kromosom ini menyebabkan perkembangan otak, jantung, ginjal, bibir, dan rongga mulut tidak seimbang.

Untuk beberapa bayi dengan Cyclopia, penyebabnya juga diidentifikasi sebagai perubahan pada gen tertentu. Perubahan tersebut menyebabkan gen dan proteinnya bertindak berbeda, yang mempengaruhi pembentukan otak.

Kejadian cyclopia ini termasuk cacat bawaan lahir paling langka di dunia. Perbandingannya 1:100 ribu bayi baru lahir. Seringkali bayi dengan kondisi ini tidak dapat bertahan hidup dalam waktu lama dan meninggal dunia dalam beberapa waktu atau hari setelah kelahiran karena cacat bawaan lainnya, seperti cacat jantung yang parah.

Cyclopia pada bayi berkelamin perempuan di Mandailing Natal yang kemudian dilaporkan meninggal dunia tujuh jam setelah dilahirkan, bukan satu-satunya di dunia.

Sebelumnya, bayi dengan Cyclopia juga pernah lahir di Mesir pada 2015 lalu. Bayi laki-laki itu lahir di sebuah rumah sakit swasta di kota timur laut El Senbellawein, Mesir.

Pada Agustus 2006 di Rumah Sakit Kasturba Ghandi di kota Chennai, India, seorang bayi perempuan bermata satu juga pernah lahir. Dokter percaya bayi itu memiliki kesempatan hidup yang baik. Menurut laporan The Asian Parent, bayi tersebut dapat bertahan hidup.

Masih di tahun 2006, yakni sekitar bulan Februari-Maret, kasus bayi bermata satu juga terjadi di St Petersburg, Rusia. Malang bayi perempuan itu meninggal tak lama setelah dilahirkan.

IIL ASKAR MONZA | EXPRESS.CO.UK | DAILYMAIL | THEASIANPARENT | PRAVDAREPORT | HEALTHLINE

Berita terkait

Hanya Berusia Tujuh Jam, Ini Sejumlah Kelainan Bayi Bermata Satu

15 September 2018

Hanya Berusia Tujuh Jam, Ini Sejumlah Kelainan Bayi Bermata Satu

Tim dokter belum bisa menanyai ibu bayi bermata satu itu karena masih terlihat terpukul. "Psikologis ibunya juga tampak masih terganggu."

Baca Selengkapnya

Apa Itu Cyclopia, Penyebab Bayi Bermata Satu?

15 September 2018

Apa Itu Cyclopia, Penyebab Bayi Bermata Satu?

Kondisi bayi bermata satu yang lahir di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Kamis, 13 September 2018, sangat memprihatinkan.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Bermata Satu? Ini Perkiraan Kepala Dinas Madina

15 September 2018

Mengapa Bayi Bermata Satu? Ini Perkiraan Kepala Dinas Madina

Bayi bermata satu yang umurnya tujuh jam itu juga tidak berhidung. Beratnya 2,4 kilogram, ia dipasangi alat bantu pernapasan.

Baca Selengkapnya