Seberapa Perlu Anak Ikut Sekolah di Usia Dini?

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Jumat, 28 September 2018 16:03 WIB

Ilustrasi wisata ramah anak. Anak-anak sedang bermain di Taman Lembang, Jakarta Pusat, Selasa, 12 Juni 2018. (Foto: Tempo/Francisca Christy Rosana)

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang tua yang sudah memasukkan anak ke sekolah pada usia 2 tahun. Hal ini tentu baik untuk melatih kemampuan dan bakatnya. Namun ada sisi lain yang harus diperhatikan orang tua.

Baca: Anak Buta Warna, Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua

Psikolog dan psikoterapis, Henny E. Wirawan, mengatakan bahwa memasukkan anak ke sekolah pada usia dini akan mempengaruhi sisi psikis dan perkembangannya. Jika anak tersebut memiliki bakat atau kemampuan yang harus disalurkan dengan benar, hasilnya memang akan baik. Namun, kalau anak itu biasa saja, malah akan membuatnya malas ke sekolah pada kemudian hari.

"Kalau anak tersebut kemampuannya biasa atau malah agak susah belajar, itu akan membuatnya merasa sengsara ke sekolah. Nanti, saat sudah waktunya tiba untuk sekolah, dia akan jenuh," kata Henny saat berbincang dalam acara So Klin Bright is You di Jakarta.

"Saya menemukan ada anak kelas 7 yang sudah tidak mau ke sekolah karena kesempatan bermain ketika kecil tidak ada. Maka, ketika dia dikasih gadget, mereka memilih gadget daripada sekolah. Malah anak sekarang milih jadi Youtuber. Pemerintah juga sekarang menyarankan agar usia anak masuk SD (sekolah dasar) itu 7 tahun," ujarnya.

Selain itu, memasukkan anak ke sekolah pada usia dini akan mempengaruhi perkembangan fisiknya. Menurut dia, anak di bawah umur 5 tahun harus banyak melakukan aktivitas fisik dibanding harus duduk diam di kelas.

Advertising
Advertising

"Tumbuh kembang secara fisik juga berpengaruh. Kalau di sekolah cuma diam. Anak sekarang banyak yang kinestetik (tidak bisa diam dalam waktu lama) karena kelebihan energi. Kalau dia dapat guru yang konvensional atau kuno, anak seperti ini akan dianggap nakal karena tidak bisa diam. Padahal dia memang menyerap ilmu dengan seperti itu," ucapnya.

Henny juga memaparkan, banyak sekolah, khususnya taman kanak-kanak (TK), yang memaksa muridnya belajar baca dan tulis. Belum lagi, SD yang mewajibkan siswa kelas 1 sudah bisa baca, tulis, dan hitung.

Baca: Potret Kedekatan Susan Sameh dengan Sang Ayah

"Itu banyak yang salah. TK kan taman kanak-kanak. Kalau di zaman saya dulu, namanya malah taman bermain karena mereka memang harusnya belajar sambil bermain. Kalau pegang pensil saja masih kayak orang mau nonjok, masak sudah harus bisa menulis? Ajarkan dulu anak bagaimana mereka melenturkan tangannya," tutur Henny.

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

18 jam lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

21 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

21 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

1 hari lalu

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.

Baca Selengkapnya

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

1 hari lalu

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

Sindrom putri sulung adalah beban yang dirasakan oleh anak sulung perempuan untuk berperan sebagai orang tua ketiga bagi saudara-saudaranya.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

2 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

2 hari lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

2 hari lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

2 hari lalu

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

FSGI prihatin karena masih tingginya kasus-kasus kekerasan di satuan pendidikan dalam perayaan hardiknas 2024

Baca Selengkapnya