Bangkit dari Bencana ala Warga Pulesari, Mencoba jadi Tarzan

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Senin, 8 Oktober 2018 17:00 WIB

Perkebunan salak pondoh di desa ekowisata Pancoh, Sleman, Yogyakarta. Tempo/Dini Pramita

TEMPO.CO, Jakarta - Dampak bencana alam gempa Palu dan Donggala masih menghiasi berbagai laman berita nasional dan internasional. Evakuasi jenazah yang sudah berjumlah 1,7 ribu lebih pun terus dilakukan.

Baca: Bekasi Clothing Expo Targetkan 5.000 Baju untuk Korban Gempa Palu

Delapan tahun lalu, 26 Oktober 2010, pukul 17.02, suasana duka seperti yang terjadi di Palu pun dirasakan masyarakat tanah Jawa. Tiga kali letusan diiringi awan panas yang meluncur deras dari mulut Gunung Merapi menandai erupsi telah terjadi. Selanjutnya adalah episode kiamat kecil bagi penduduk lereng Merapi. Awan panas menerjang tanpa ampun. Puncaknya, pada pukul 18.21, awan panas besar mengamuk selama 33 menit. Dua hari kemudian, 28 Oktober, Merapi memuntahkan lava pijar bersamaan dengan awan panas.

Peristiwa tersebut membawa petaka bagi ratusan warga lereng Merapi yang menolak pindah ke pengungsian. Rumah-rumah ambruk karena tak kuat menahan beratnya abu pasir yang diserak oleh awan panas itu, ternak-ternak mati, tanaman di sawah dan kebun tertimbun, serta untuk beberapa lama tanah jadi beracun. Kerugian demi kerugian berbaris di depan mata. Penduduk di lereng Merapi terpuruk.

Salah satu desa yang menjadi korban erupsi Merapi adalah Pulesari, yang masuk wilayah administrasi Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Warga Pulesari, yang menggantungkan hidup pada kebun salak, mesti gigit jari."Saat itu seluruh penduduk Pulesari sama-sama berada di titik nol," kata Sardjana, 47 tahun, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pulesari.

Tapi mereka sadar harus bangkit dan butuh waktu dua tahun bagi mereka untuk menyadari potensi alam yang mereka miliki. Semula, menurut Sardjana, mereka tak memahami apa potensi yang dimiliki Pulesari, selain tanah subur untuk menanam salak. Didampingi oleh sebuah lembaga nirlaba dari Solo, Jawa Tengah, mereka berupaya bangkit lewat konsep desa ekowisata.

Baca: Kiat Orang Tua Mengajarkan Anak soal Bencana Alam

Mereka memanfaatkan sungai selebar sekitar 3-5 meter yang membelah desa, yang semula hanya menjadi tempat bermain anak-anak. Di sungai itu, pelancong diajak menjadi Pocahontas dan Tarzan, yang melakukan petualangan berbasis alam. Uji ketangkasan yang biasa dilakukan di daratan dipindahkan ke sungai. Pelancong akan merasakan sensasi memanjat jaring laba-laba dengan bantalan batu sungai, memanjat titian di bawah derasnya air terjun buatan, dan segudang aktivitas lain yang melatih konsentrasi.

Advertising
Advertising

Menurut Sardjana, ekowisata ini berhasil menciptakan lapangan pekerjaan baru, yang beberapa di antaranya padat karya, seperti menjadi pemandu wisata. Konsep ini berhasil membangun kemandirian ekonomi penduduk Pulesari."Pendapatan kotor dari pariwisata pada 2017 sebesar Rp 3,4 miliar," katanya. Sardjana mengatakan kehidupan warga Pulesari bahkan jadi lebih sejahtera dibanding sebelum erupsi.

Tak cuma itu, menurut Sardjana, pola pikir warga Pulesari pun berubah. Mereka mengerti alam Pulesari perlu dijaga dan tidak dieksploitasi besar-besaran supaya manfaat yang diperoleh berkelanjutan. Ini pula yang menjadi titik pijak ekowisata. Berkat mengusung konsep pariwisata berkelanjutan pulalah nama Pulesari mendunia. Pada 2016, Desa Wisata Pulesari masuk Sustainable Tourism Observatories (STO) yang terdaftar di Badan Pariwisata Dunia (UNWTO).

Berita terkait

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

1 hari lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

7 hari lalu

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

Relawan yang ikut membantu bencana alam diminta untuk memperhatikan kebutuhan anak-anak yang menjadi korban.

Baca Selengkapnya

10 Desa dan 2 Kelurahan Terdampak Erupsi Gunung Ruang, BNPB Beberkan Kerugian Materiil yang Timbul

12 hari lalu

10 Desa dan 2 Kelurahan Terdampak Erupsi Gunung Ruang, BNPB Beberkan Kerugian Materiil yang Timbul

Sebanyak sepuluh desa dan dua kelurahan di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro terdampak material vulkanik erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

12 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut delapan tersangka teroris itu berinisial G, BS, SK, A, MWDS, DK, H, dan RF.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

14 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

4 Cara Cek Titik Rawan Bencana di Jalur Mudik Lebaran 2024

18 hari lalu

4 Cara Cek Titik Rawan Bencana di Jalur Mudik Lebaran 2024

Berikut cara cek titik rawan bencana di jalur mudik Lebaran 2024 melalui situs BNPB, Ditjen Bina Marga, PVMBG, dan PetaBencana.id.

Baca Selengkapnya

Kepala BNPB Pantau Lewat Udara Potensi Bencana Jawa Timur di Masa Libur Lebaran 2024

20 hari lalu

Kepala BNPB Pantau Lewat Udara Potensi Bencana Jawa Timur di Masa Libur Lebaran 2024

BNPB melihat secara langsung potensi terjadi bencana di beberapa wilayah yang ada di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Risma Bicara Pengalaman RI Tangani Bencana, Ini Respons Direktur OECD

22 hari lalu

Risma Bicara Pengalaman RI Tangani Bencana, Ini Respons Direktur OECD

Direktur Tata Kelola Publik OECD Elsa Pilichowski menanggapi pemaparan Mensos Risma soal penanganan bencana di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Di Forum OECD, Risma Paparkan Cara Indonesia Memastikan Ketahanan Infrastruktur Terhadap Bencana

22 hari lalu

Di Forum OECD, Risma Paparkan Cara Indonesia Memastikan Ketahanan Infrastruktur Terhadap Bencana

Menteri Sosial Tri Rismaharini menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur OECD di Paris, Prancis pada Rabu, 10 April 2024.

Baca Selengkapnya

Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

27 hari lalu

Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

Indonesia berada di urutan kedua dengan indeks risiko bencana sebesar 43,5 World Risk Report (WRR) 2023.

Baca Selengkapnya