Waspada Polusi Udara, Kenapa Anak Rentan Terpapar Polusi?

Reporter

Tempo.co

Editor

Susandijani

Selasa, 30 Oktober 2018 11:54 WIB

Suasana langit di dekat Stadion Gelora Bung Karno yang penuh dengan polusi udara di Jakarta, 27 Juli 2018. Menjelang berlangsungnya Asian Games 2018, masih banyak pekerjaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membenahi Jakarta. Salah satunya masalah polusi udara. REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 93 persen anak di dunia yang berusia di bawah 18 tahun bernapas dengan udara terpapar polusi. Demikian berita terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam rilisnya pada 29 Oktober 2018.

Baca juga: WHO: Polusi Udara Membunuh 7 Juta Orang per Tahun

Disebutkan bahwa sebanyak 1,8 miliar anak di bawah 15 tahun dan 630 juta anak di bawah usia lima tahun, menghirup racun polusi setiap hari.

“Polusi udara adalah racun bagi jutaan anak dan menghancurkan hidup mereka,” kata Direktur General WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi global pertama WHO terkait polusi udara dan kesehatan. “Ini tidak bisa dibiarkan. Setiap anak berhak untuk menghirup udara bersih, agar tumbuh dan memaksimalkan potensi mereka,”.

Anak menjadi sangat rentan karena bernapas lebih cepat dari orang dewasa dan menyerap lebih banyak polusi. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan saraf dan kemampuan kognitif anak. Polusi udara juga bisa memicu asma dan kanker pada anak. Bila terpapar tinggi, anak-anak berisiko sangat besar untuk menderita penyakit kronis, seperti kardiovaskular di kemudian hari.
ilustrasi trauma anak (pixabay.com)
Di negara dengan pendapatan perkapita tinggi (HIC), 52 persen anak di bawah lima tahun terpapar PM 2,5 di atas ambang batas WHO. Angka ini mencapai 98 persen di negara berpendapatan perkapita rendah dan menengah (LMIC). Bahkan 600 ribu anak meninggal karena ISPA akut di 2016. ISPA merupakan penyumbang kematian anak terbesar hingga 50 persen di negara LMIC salah satunya Indonesia.

Di Indonesia, kebakaran hutan, kendaraan bermotor PLTU batu bara dan pembakaran biomassa menjadi salah satu penyebab polusi. Utara Jakarta merupakan wilayah dengan kadar udara terburuk, akibat industri, termasuk keberadaan PLTU di sana. Level PM 2,5 di Jakarta tiga kali lebih tinggi dari ambang batas WHO. Setidaknya 4 ribu anak meninggal setiap tahunnya karena penyakit yang berhubungan dengan polusi udara.

“Polusi udara merupakan penyebab stunting (kekerdilan) pada otak anak, mempengaruhi kesehatan mereka dengan cara yang lebih dari yang kami duga. Tetapi ada banyak cara langsung untuk mengurangi emisi polutan berbahaya, ” ujar Direktur Departemen Kesehatan Masyarakat, Lingkungan dan Kesehatan Sosial WHO Dr Maria Neira di kesempatan yang sama.

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

3 jam lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

4 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

6 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

6 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

8 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

11 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

13 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

1 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

1 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya