Bokek dan Masalah Keuangan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 10 Januari 2019 06:35 WIB

Ilustrasi perencanaan keuangan (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Bokek alias tidak punya uang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, bahkan pada orang-orang yang usianya masih muda. Demikian temuan para peneliti di jurnal "circulation" dilansir Time, Senin 7 Januari 2019.

Baca: Simak Fakta tentang Pemasangan Ring pada Penyakit Jantung Koroner

Studi mengumpulkan data dari 4.000 orang selama 15 tahun, saat mereka berusia 23 tahun hingga 35 tahun. Mereka ditanya berapa gaji yang diperoleh saat studi dimulai dan empat kali setelahnya. Selain itu, catatan medis jantung mereka pun dianalisa.

Selama periode studi, para peneliti menemukan dua orang yang mengalami pendapatan yang berubah-ubah. Perubahan itu, sebagian besar terdiri dari penurunan pendapatan. Mereka yang mengalami pendapatan yang semakin sedikit memiliki risiko lebih dari dua kali lipat mengalami masalah jantung, dan hampir dua kali lipat risiko kematian dini, dibandingkan dengan mereka yang memiliki pendapatan lebih stabil. Sebagian besar ketidakstabilan pendapatan dihasilkan dari periode pengangguran atau penurunan gaji setelah ganti pekerjaan.

Ilustrasi serangan jantung (pixabay.com)

Para peneliti juga berfokus pada orang-orang yang pendapatannya berkurang 25 persen atau lebih dikaitkan dengan risiko peristiwa jantung seperti serangan jantung, stroke dan gagal jantung, serta kematian dini yang lebih besar. Ukuran efeknya ternyata mengejutkan para ilmuwan. "Kami berasumsi bahwa penurunan pendapatan atau perubahan gaji yang mungkin sering tidak baik untuk kesehatan, mengingat ini dianggap sebagai peristiwa yang membuat stres. Tetapi kami terkejut dengan besarnya efek yang kami lihat, karena kami melihat populasi yang relatif muda," kata Tali Elfassy, asisten profesor epidemiologi di departemen ilmu kesehatan masyarakat di University of Miami, dan salah satu rekan studi tersebut. "Ini adalah ukuran efek yang kuat."

Penurunan pendapatan tampaknya memiliki efek yang sangat nyata pada penyakit jantung dan kematian. Orang yang mengalami lebih dari dua kali penurunan pendapatan selama periode penelitian memiliki risiko 2,5 kali lebih besar mengalami penyakit jantung dan hampir dua kali lipat risiko kematian dibandingkan dengan orang yang pendapatannya lebih stabil.

Advertising
Advertising

Meski penelitian ini tidak dirancang untuk mengeksplorasi apa yang mendorong hubungan antara perubahan pendapatan dan peristiwa jantung, penelitian sebelumnya membangun hubungan yang kuat antara stres -- yang dapat dipicu oleh perubahan pendapatan -- dan efek buruk pada jantung. Peristiwa stres dapat berkontribusi pada obesitas, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung, serta tekanan darah tinggi.

Penghasilan rendah juga dapat memainkan peran independen. Memiliki status sosial ekonomi yang lebih rendah juga telah dikaitkan dengan kesehatan jantung yang lebih buruk, karena orang-orang dengan pendapatan rendah atau tidak stabil cenderung lebih banyak merokok, jarang berolahraga dan lebih jarang mengunjungi dokter, yang semuanya dapat menambah risiko masalah jantung.

ilustrasi jantung (pixabay.com)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dari segala usia harus lebih memperhatikan faktor-faktor non-medis -- seperti pendapatan -- saat membahas soal kesehatan mereka, kata Elfassy. "Jelas, bahkan di antara populasi yang lebih muda, pendapatan sangat penting," katanya. “Perubahan pendapatan bisa menjadi peristiwa besar dalam kehidupan. Sering kali kita berpikir bahwa populasi yang lebih tua rentan terhadap perubahan ini, tetapi populasi yang lebih muda tentu juga rentan terhadap tekanan keuangan semacam ini."

Para dokter juga sebaiknya bertanya kepada pasien mereka tentang peristiwa besar kehidupan yang bisa menjadi sumber stres, termasuk perubahan status ekonomi. "Masuk akal bagi dokter untuk menanyakan apakah ada trauma baru-baru ini yang terjadi pada pasien mereka," kata Elfassy, "Sehingga pasien dapat dirujuk untuk mencari konseling kesehatan mental atau memberi mereka kata-kata positif sebagai penegasan."

Baca: Pahami Gejala Serangan Jantung Koroner, Jangan Dulu Diintervensi

Karena penghasilan sering tidak berada dalam kendali orang, fokus pada mengatasi stres bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan jantung. Menemukan mekanisme mengatasi masalah termasuk berolahraga atau berjalan-jalan rutin setiap hari, dapat membantu, seperti halnya menemukan jaringan dukungan sosial untuk mengurangi tekanan dari pendapatan yang berfluktuasi.

Berita terkait

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

1 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

1 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

2 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

2 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

2 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

2 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

2 hari lalu

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

2 hari lalu

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

3 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

3 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya