6 Bulan Pascabencana, Warga Lombok Timur Bangkit Lewat Shibori

Reporter

Dini Pramita

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 10 Januari 2019 21:05 WIB

Warga Slengen mengikuti workshop membuat batik dengan metode Shibori di Desa Slengen, Lombok Utara, 8 Januari 2019. Tempo/ Nita Dian

TEMPO.CO, Lombok - Di pendopo sejumlah ibu-ibu asyik mengikat-ikat selembar kain mori putih. Mereka tidak sendirian, ada sejumlah remaja laki-laki dan perempuan yang masih mengenakan seragam putih abu-abu juga ikut melakukan kegiatan yang sama. "Membuat shibori ini kegiatan baru kami pascabencana," kata Desi Wida Hadiana, 25, warga Sembalun, Lombok Timur.

Baca: Ribuan Turis dari Sebelas Kapal Pesiar Singgah di Lombok

Menurut seniman Shibori, Iyo Nono, Shibori ini merupakan seni mengolah kain yang berasal dari negeri Sakura, Jepang. Untuk mendapatkan sebuah pola atau motif, kain dilipat, dililit, atau ditekuk dengan menggunakan benang lalu dicelup ke dalam pewarna kain. Bagian yang dilipat, dililit, atau ditekuk tersebut tidak akan ikut terwarnai sehingga lahirlah motif-motif unik dari teknik ini.

Warga Slengen mengikuti workshop membuat batik dengan metode Shibori di Desa Slengen, Lombok Utara, 8 Januari 2019. Tempo/ Nita Dian

Wida menceritakan keterampilan membuat shibori ini baru sebulan belakangan mereka kuasai. Mereka diberikan pelatihan oleh Skala agar bisa cepat pulih dari trauma sekaligus menjadi produktif. Menurut Wida, membuat shibori terbukti sangat membantu proses trauma healing karena akhirnya ada sesuatu yang produktif yang dikerjakan. "Kemarin-kemarin saat tidak ada kegiatan, pikiran kami jadinya malah nunggu kapan gempa datang lagi dan kami jadi tidak tenang, terbayang-bayang terus," kata dia.

Menurut Wida, proses membuat selembar kain Shibori ini dari mengikat, mewarnai, menjemur, hingga menjadi selembar kain membutuhkan waktu sekitar dua hari. "Bisa lebih lama lagi kalau tekniknya lebih rumit dan warna yang digunakan lebih banyak," kata dia. Saat ini, Wida mengatakan, mereka baru memakai pewarna tekstil, belum mencoba memakai pewarna alam.

Warga Slengen mengikuti workshop membuat batik dengan metode Shibori di Desa Slengen, Lombok Utara, 8 Januari 2019. Tempo/ Nita Dian

Meski baru sebulan menguasai beberapa teknik shibori, karya mereka sudah ikut dalam beberapa pameran. Salah satunya pameran Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) Expo 2018 di Denpasar, Bali. Wida memberi patokan harga selembar kain Shibori di kisaran Rp200-400 ribu. "Karena untuk mendapatkan kain dan pewarnanya cukup sulit. Kami harus berbelanja ke Mataram dulu yang menghabiskan 2,5 jam sekali perjalanan," kata dia.

Baca: Tahun Baru, Nikmati Fasilitas Anyar di Pantai Mandalika Lombok

Selain jarak, soal pemasaran juga jadi tantangan selanjutnya. Menurut Wida, sampai saat ini Usaha Kecil Menengah baru di Lombok Timur yang berhasil dibentuk karena Shibori ini, masih belum menemukan strategi pemasaran yang tepat. "Kalau saja sudah ada pemasaran yang baik, sudah banyak yang beli, kami jadi lebih semangat karena betul-betul bisa jadi usaha sampingan, bukan sekadar kegiatan untuk mencegah bosan lagi," kata dia.

Berita terkait

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

2 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

2 hari lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

3 hari lalu

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

Untuk acara pernikahan atau wisuda, Anda dapat menyewa kebaya agar lebih hemat. Berikut ini rekomendasi tempat sewa kebaya di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Komitmen untuk Pariwisata, Bandara Lombok Tetap Berstatus Internasional

5 hari lalu

Komitmen untuk Pariwisata, Bandara Lombok Tetap Berstatus Internasional

Bandara Lombok merupakan pintu masuk utama bagi wisatawan yang ingin berlibur ke Lombok dan destinasi lain di Nusa Tenggara Barat.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

7 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

8 hari lalu

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

Relawan yang ikut membantu bencana alam diminta untuk memperhatikan kebutuhan anak-anak yang menjadi korban.

Baca Selengkapnya

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

9 hari lalu

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.

Baca Selengkapnya

10 Desa dan 2 Kelurahan Terdampak Erupsi Gunung Ruang, BNPB Beberkan Kerugian Materiil yang Timbul

14 hari lalu

10 Desa dan 2 Kelurahan Terdampak Erupsi Gunung Ruang, BNPB Beberkan Kerugian Materiil yang Timbul

Sebanyak sepuluh desa dan dua kelurahan di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro terdampak material vulkanik erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

16 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee

Baca Selengkapnya

4 Cara Cek Titik Rawan Bencana di Jalur Mudik Lebaran 2024

19 hari lalu

4 Cara Cek Titik Rawan Bencana di Jalur Mudik Lebaran 2024

Berikut cara cek titik rawan bencana di jalur mudik Lebaran 2024 melalui situs BNPB, Ditjen Bina Marga, PVMBG, dan PetaBencana.id.

Baca Selengkapnya