Telat Minta Pertolongan, Serangan Jantung Akibatkan Kematian

Selasa, 19 Februari 2019 14:45 WIB

Protein Pendeteksi Serangan Jantung

TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan Global Health Data Exchange pada tahun 2017, penyakit Sindroma Koroner Akut (SKA) atau yang lebih dikenal sebagai serangan jantung, dan angin duduk menduduki peringkat utama kematian di Indonesia. Selain itu, selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir, angka penderita serangan jantung yang meninggal pun meningkat hingga 29 persen.

Baca: Bukan Nyeri Dada Biasa, Ini Gejala Serangan Jantung

Lantas, apa sebenarnya yang menyebabkan serangan jantung berujung pada kematian? Menurut dokter Dafsah A. Juzar selaku perwakilan Rumah Sakit Pusat Jantung Harapan Kita dalam presentasinya pada acara Optimalisasi Pelayanan Publik terhadap Pasien SKA, alasan utamanya terjadi karena keterlambatan pasien untuk mencari pertolongan.

Ini lantas didasarkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat akan gejala utama dari serangan jantung itu sendiri. “Kalau masyarakat mengerti betul tentang gejala serangan jantung, mereka dapat dengan cepat memeriksakan kondisi sehingga mendapatkan penanganan sedini mungkin,” katanya.

Selain keterlambatan yang datang dari sang penderita, keterlambatan lain juga dapat ditemukan dari sistem untuk rujukan. Dalam hal ini, dokter Dafsah menyebut bahwa di Indonesia, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah hanya berjumlah 1.100 orang. Selain itu, karena alatnya yang cukup mahal, banyak rumah sakit yang harus mentransferkan pasien mereka ke rumah sakit yang lebih mumpuni. “Kebanyakan dari mereka ini berada di ibukota. Mangkanya, pasien khususnya di daerah sering terlambat mendapatkan pertolongan,” katanya.

Baca: Waspada, Faktor Risiko Ini yang Sebabkan Serangan Jantung

Oleh karena itu, hingga saat ini, Rumah Sakit Pusat Jantung Harapan Kita sedang bekerjasama dengan banyak rumah sakit untuk memberikan edukasi dan training untuk agar dapat membantu pasien serangan jantung. “Sekarang kami menerapkan SPGDT atau Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu di rumah sakit di Indonesia. Harapannya, dapat mengurangi keterlambatan sistem untuk penanganan serangan jantung,” katanya.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

13 jam lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

2 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

2 hari lalu

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan polisi terus menggali terkait kasus meninggalnya Brigadir Ridhal Ali Tomi diduga bunuh diri di dalam mobil.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

4 hari lalu

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

Walaupun telah meninggal, mendiang Ibu Tien Soeharto tetap dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

6 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

7 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

8 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

8 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

8 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya