TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah tayangan kartun anak-anak di YouTube diselipkan instruksi cara melakukan bunuh diri secara singkat. Tayangan ini membuat heboh para orang tua di Amerika Serikat pekan lalu. Video itu telah diturunkan, tapi siapa yang tahu berapa banyak anak yang telah menontonnya?
Tayangan berisiko ini membuat para orang tua khawatir akan pengaruhnya pada anak-anak. Apa yang harus dilakukan orang tua jika anak telanjur menonton tayangan berisiko semacam itu?
Dokter anak dari Ocala, Florida, AS, dr. Free N. Hess menerangkan, anak yang terpapar video ini berisiko melakukan tindakan serupa. Mengingat anak zaman sekarang terbiasa menggunakan gawai dan terlebih suka menirukan apa yang mereka tonton melalui gawai.
"Saya rasa anak-anak kita saat ini menghadapi dunia yang baru dengan media sosial dan akses internet. Ini mengubah cara mereka bertumbuh dan ini mengubah cara mereka berkembang. Menurut saya video-video seperti ini membuat mereka terpapar pada risiko (bunuh diri)," ujar Free.
Mantan Presiden Asosiasi Psikolog Amerika, Nadine Kaslow, PhD berpendapat video ini mungkin tidak berpengaruh pada sebagian anak. Namun bisa memengaruhi sebagian anak lain yang lebih rapuh secara emosional.
"Video semacam itu bisa menyebabkan anak-anak mengalami mimpi buruk, memicu munculnya memori buruk tentang orang lain di sekitar mereka yang telah melakukan bunuh diri sebelumnya, atau bahkan mendorong mereka untuk mencoba hal itu, meski sebagian dari mereka mungkin terlalu muda untuk memahami konsekuensinya,” jelas dokter yang juga mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Emory, AS.
Bagi anak yang sudah menyaksikan video YouTube itu, Nadine mengimbau agar orang tua berdiskusi dengan anak. "Jelaskan kepada anak mengapa mereka tidak boleh menyakiti diri sendiri," sambung Nadine.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?