Teror di New Zealand, Bagaimana Menjawab Pertanyaan Anak?

Reporter

Tabloid Bintang

Editor

Mila Novita

Sabtu, 16 Maret 2019 18:40 WIB

Ilustrasi anak laki-laki bercerita pada ibunya. cdn.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pemberitaan aksi terorisme di New Zealand atau Selandia Baru yang terjadi Jumat, 15 Maret 2019, muncul di hampir semua media. Anak-anak, dengan naluri keingintahuannya yang besar, kemungkinan besar akan bertanya tentang peristiwa itu. Bagaimana cara menjawab dan menjelaskan soal terorisme pada anak-anak?

Baca: Duka Atlet Muslim New Zealand Soal Penembakan di Christchurch

Orang tua umumnya tidak mengharapkan obrolan tentang aksi terorisme dengan anak-anak yang masih polos. Namun jika anak bertanya, maka orang tua tidak boleh mengabaikan agar anak mendapatkan informasi yang benar dan tidak menyimpang.

“Kita semua mencari cara untuk menjelaskan sesuatu yang terasa tidak mungkin dijelaskan –karena kita tidak begitu memahaminya,” kata Susan Stiffelman, terapis perkawinan dan keluarga, psikoterapis berlisensi, sekaligus penulis buku-buku parenting asal California, AS. Bagaimana caranya.

1. Cari Tahu Dahulu Apa yang Sudah Anak Ketahui

Anda mungkin terkejut dan heran dari mana anak bisa mendengar soal terorisme. “Anak-anak sangat intuitif dan tanggap,” kata pakar parenting dan pertumbuhan anak, Denise Daniels, yang pernah membantu anak-anak yang mengalami tragedi 9/11, Badai Katrina, dan Tsunami 2004 di Aceh.

“Jika tidak mendengarnya dari televisi, bisa jadi mereka mendengar dari temannya. Mereka juga bisa melihat jika orang tuanya mungkin lebih serius menyimak berita televisi dari biasanya. Meski mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, mereka tetap merasakan ada sesuatu yang penting sedang terjadi. Mendapatkan informasi (soal apa yang sedang terjadi, misalnya terorisme) akan membantu mereka keluar dari kebingungan,” kata Denise Daniels.

Jangan defensif ketika anak bertanya tentang sesuatu yang menurut Anda masih di luar jangkauan mereka, misalnya soal terorisme. Justru sebaiknya Anda mencari tahu lebih dahulu, apa yang mereka ketahui soal terorisme.

“Katakan, ‘Kamu mungkin sudah mendengar sesuatu yang sangat menyedihkan terjadi dan ibu ingin tahu apa saja yang sudah kamu dengar’,” Susan Stiffelman menyontohkan. Dengan bertanya seperti ini, Anda bisa menakar sejauh apa informasi yang bisa Anda berikan kepada anak.

2. Jelaskan dengan Sederhana

Usahakan agar Anda menjelaskan dengan bahasa dan kata-kata yang sederhana dan mudah dicerna anak. Untuk anak usia 4 tahun Anda mungkin bisa menjelaskan dengan menyederhanakan situasi menjadi hitam-putih. “Karena secara perkembangan, anak di usia itu baru bisa mencerna soal orang baik dan orang jahat, dan tidak ada yang terletak di antaranya,” kata Denise Daniels.

“Anda bisa mengatakan, ‘Ya, ada orang-orang jahat dan mereka melukai orang baik karena mereka sangat marah, dan kita tahu kan kita tidak boleh menyakiti diri sendiri ataupun orang lain hanya karena kita merasa marah.’ Biarkan penjelasannya sesederhana mungkin,” Denise Daniels memberikan contoh.

3. Masukkan dengan Logika Anak Lewat Pengalaman Pribadi

Agar lebih mudah dipahami anak, relasikan kejadian terorisme itu dengan pengalaman yang pernah dirasakan dan bisa dimengerti anak. “Kamu tahu kan ketika kamu berkelahi dengan temanmu karena menginginkan mainan sama dan hanya satu orang yang bisa mendapatkannya? Orang-orang biasanya bisa menjadi marah ketika tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan atau ketika sesuatu yang amat dicintainya terluka, dan ini adalah beberapa alasan mengapa orang terlibat dalam perkelahian besar,” kata Denise Daniels.

4. Hindari Penjelasan Soal Agama, Politik, dan Topik Berat Lain

Penjelasan yang mengait-ngaitkan soal agama, politik, suku, dan lain sangat tidak relevan dengan pemikiran anak-anak, kecuali Anda menjelaskan kepada anak yang mulai beranjak remaja. “Anak-anak bersifat sangat egosentris dan mereka hanya ingin tahu bahwa mereka baik-baik saja dan orang-orang di sekitar mereka pun demikian,” bilang Susan Stiffelman.

“Pada dasarnya, minimalisasi (topik soal agama dan politik). Tekankan bahwa sesuatu yang buruk sedang terjadi. Ada orang yang terluka dan terbunuh, namun masih ada orang-orang yang peduli pada mereka dan kita dalam kondisi yang sangat aman. Itulah pesan utama yang harus Anda sampaikan,” lanjut Susan Stiffelman.

5. Dorong Mereka Mengekspresikan Perasaannya

Ini juga saatnya Anda melatih anak untuk berempati. Biarkan mereka mengekspresikan apa yang mereka rasakan ketika mendengar perihal terorisme ini. Bantu anak memahami perasaan mereka. Tanyakan apakah anak merasa sedih, marah, atau takut saat mendengar kabar itu.

“Yang kita coba lakukan adalah membantu anak untuk mengatasi dan memahami apa yang terjadi dan apa yang mereka rasakan pada saat itu. Namun sebenarnya kita juga bisa mengajarkan mereka strategi mengatasi (situasi emosional) yang bisa berguna seumur hidup,” kata Denise Daniels. “Anak-anak kecil harus mengenal kosakata untuk menyebut apa yang mereka rasakan,” imbuhnya.

6. Buat Mereka Merasa Tenang

Terkadang anak mungkin akan mengekspresikan kekhawatiran mereka lewat pertanyaan seperti, “Apakah aku akan baik-baik saja?”, “Mengapa orang-orang itu melakukan hal seburuk itu?”, “Apakah hal itu juga bisa terjadi di sini?” Wajar jika anak merasa marah, sedih, dan takut saat mendengar soal terorisme.

Namun Anda harus memastikan bahwa mereka tetap merasa aman dan nyaman bersama Anda sehingga tidak muncul perasaan trauma. Anda bisa menekankan pada anak bahwa meski di dunia ini ada orang-orang jahat, namun masih banyak orang baik, dan kita harus menjadi salah satu dari orang baik di dunia.

7. Tunjukkan Pula Sikap Tenang

Ketika Anda menginginkan anak tetap bersikap tenang dan tidak menjadi trauma setelah mendengar berita dan penjelasan soal terorisme, Anda sendiri juga harus menunjukkan sikap yang tenang.

Baca: 5 Pilihan Olahraga Alam yang Harus Dicoba di New Zealand

“Anak-anak kita akan mengamati kita dengan sangat berhati-hati untuk menentukan bagaimana seharusnya perasaan mereka tentang hal ini (terorisme),” kata Susan Stiffelman. “Karena terorisme adalah ide yang abstrak, anak-anak kecil biasanya akan terpengaruh dengan apa yang kita lakukan dan ekspresikan,” tutur Susan Stiffelman.

TABLOIDBINTANG.COM

Advertising
Advertising

Berita terkait

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

2 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

3 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

3 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

3 hari lalu

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.

Baca Selengkapnya

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

4 hari lalu

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

8 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

8 hari lalu

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

8 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

11 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

13 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya