Sepatu Lokal Ini Diminati Mancanegara Karena Material Uniknya

Reporter

Tabloid Bintang

Editor

Mila Novita

Jumat, 19 April 2019 13:10 WIB

Sepatu PIjakbumi (Instagram @pijakbumi)

TEMPO.CO, Jakarta - Label sepatu Pijakbumi baru muncul pertama kali pada 2015. Tapi keunikan material dan modelnya yang klasik membuat merek sepatu asal Bandung ini cepat diterima pasar. Pelanggan pertamanya bahkan datang dari luar negeri.

Baca: 4 Jenis Sepatu Wajib buat Wanita, Cocok di Segala Suasana

"Selama 6 bulan pertama, sepatu kami sudah terjual di lima benua," kata Rowland Asfales, 27, salah seorang pendiri Pijakbumi.

Pijakbumi merupakan hasil kolaborasi Rowland dengan dua temannya, Ignatius Yosafat (39), dan Vania Audrey (25). Hal yang unik dari sepatu ini adalah material yang ramah lingkungan dan unik, seperti serat kenaf dan kulit kelapa.

Bahan baku ini dipilih setelah melihat proses produksi sepatu yang menghasilkan limbah, Rowland menggagas ide memproduksi sepatu ramah lingkungan. Bersama Ignatius dan Vania, ia mendirikan Pijakbumi. Nama unik ini merupakan terjemahan dari kata earthing.

Menurut Rowland, earthing ini merupakan salah satu metode penyembuhan dengan menginjak tanah tanpa alas kaki. Manfaatnya bisa membuat ion-ion dalam tubuh agar kembali netral.

"Filosofinya, kami berharap dengan memakai produk kami, orang bisa seimbang dalam menjalani kehidupan termasuk dengan lingkungan (seimbang). Sekalian, kami juga berharap Pijakbumi bisa menginjak seluruh tempat di bumi ini," beri tahu pria yang akrab disapa Fales ini.

Seperti namanya yang sangat natural, material sepatu ini pun alami. Mereka memilih material dari kulit nabati yaitu kulit sapi berbahan natural dengan proses pewarnaan tanpa bahan kimia. “Ada juga serat tumbuhan kenaf yang banyak dihasilkan di Indonesia dan bertekstur mirip linen. Selain itu, ada karet natural, katun organik, dan kulit kelapa," kata Rowland.

Berbagai bahan baku ditemukan seiring berjalannya bisnis. Bukan hal mudah mendapat bahan baku unik ini.

Soal desain, Rowland mengatakan Pijakbumi condong kepada kesan klasik, timeless, dan minimalis dengan gaya ala Skandinavia dan Jepang. Maka tak heran, sepatu Pijakbumi dominan dengan nuansa warna bumi. Kendati Rowland menyebutkan tidak menutup kemungkinan mengeluarkan koleksi berwarna berani.

Pijakbumi rutin mengeluarkan koleksi baru setiap 6 bulan sekali untuk produk high end dan sekitar 2 bulan sekali untuk koleksi low end.

Meski masih melayani pasar mancanegara, Rowland dan teman-teman memutuskan fokus mengelola pasar domestik sejak setahun berdiri. Mereka sempat patah semangat pada tahun pertama. Dibanderol mulai dari 365 ribu rupiah, muncul pro dan kontra terkait harga sepatu Pijakbumi.

"Dulu sempat ada yang bilang, 'Masa sepatu kayak begini saja, harganya sebegitu (mahal).'' Di sisi lain ada pihak yang mengapresiasi dengan bilang, 'Sepatu kayak begini, masa cuma sebegitu harganya,'” ungkap Rowland.

Dukungan dan semangat membuat Pijakbumi bertahan. Kini, para pelanggan Pijakbumi hampir 100 persen berasal dari dari Indonesia. Sejak 2018 lalu, pemasaran produk dilakukan sepenuhnya secara daring. Total, omzet Pijakbumi mencapai ratusan juta rupiah per bulan.

Soal persaingan dengan produk lokal sekaligus produk luar negari, Rowland menganggapnya tantangan. Ia berpendapat, kesadaran masyarakat akan isu lingkungan yang makin berkembang membuat peluang Pijakbumi makin menjanjikan.

"Kalau kami enggak punya nilai lebih, tentu akan susah untuk berperang. Kami berpegang pada isu lingkungan, desain kami juga enggak main-main. Kami cukup percaya diri karena kami punya cerita. Pendekatan emosional ini yang bikin kami kuat," ujar Rowland.

Baca: Beda Bahan Sepatu, Beda Pula Cara Membersihkannya

TABLOIDBINTANG.COM

Advertising
Advertising

Berita terkait

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

7 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

7 hari lalu

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan kasus pengenaan bea masuk Rp 31 juta untuk satu sepatu sudah sesuai aturan.

Baca Selengkapnya

Gibran Ajak Perusahaan Sepatu Lokal Bantu Siswa Kurang Mampu

8 hari lalu

Gibran Ajak Perusahaan Sepatu Lokal Bantu Siswa Kurang Mampu

Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menggandeng perusahaan sepatu lokal membantu siswa kurang mampu dengan memberikan alas kaki sekolah.

Baca Selengkapnya

Tak Selalu Menyiksa, Ini Manfaat Pakai Sepatu Hak Tinggi bagi Tubuh

8 hari lalu

Tak Selalu Menyiksa, Ini Manfaat Pakai Sepatu Hak Tinggi bagi Tubuh

Tak selalu bikin pegal dan menyiksa, berikut beberapa potensi dampak positif terkait pemakaian sepatu hak tinggi menurut podiatris.

Baca Selengkapnya

Ragam Barang yang Pantang Dimasukkan ke Mesin Cuci karena akan Memperpendek Masa Pakai

9 hari lalu

Ragam Barang yang Pantang Dimasukkan ke Mesin Cuci karena akan Memperpendek Masa Pakai

Pakar menjelaskan apa saja yang sebaiknya tak dimasukkan ke dalam mesin cuci karena bisa memperpendek masa pakai peralatan rumah tangga ini.

Baca Selengkapnya

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

11 hari lalu

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Sustain Market di Kota Padang dan Mengenal Gaya Hidup Ramah Lingkungan

12 hari lalu

Berkunjung ke Sustain Market di Kota Padang dan Mengenal Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Selain barang-barang ramah lingkungan, di acara ini juga terdapat jualan buku bekas.

Baca Selengkapnya

Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

13 hari lalu

Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berusia 49 tahun, suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Ada apa saja di sana?

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Jumlah Pelaku Usaha Perempuan di Sejumlah Wilayah Naik 2,5 Kali Lipat

13 hari lalu

Hari Kartini, Jumlah Pelaku Usaha Perempuan di Sejumlah Wilayah Naik 2,5 Kali Lipat

Hari Kartini diperingati masyarakat dalam berbagai cara. Semakin tingginya jumlah pelaku usaha perempuan, bisa jadi cara apresiasi perjuangan Kartini.

Baca Selengkapnya

Bandara Soekarno-Hatta Sekarang Punya Bus Listrik Ramah Lingkungan

24 hari lalu

Bandara Soekarno-Hatta Sekarang Punya Bus Listrik Ramah Lingkungan

PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) bersama PT Gapura Angkasa meluncurkan bus listrik ramah lingkungan di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Baca Selengkapnya