TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu gangguan kesehatan yang harus diwaspadai saat puasa Ramadan adalah kulit dehidrasi atau kering. Sebab, selama kurun waktu 13 jam, tubuh tidak akan menerima asupan nutrisi dan cairan. Padahal, metabolisme tubuh juga tetap berjalan seperti biasa, di mana tubuh mengekresikan cairan dengan mengeluarkan keringat dan urine.
Dokter spesialis kulit dan kelamin Ika Anggraini membagikan tips agar kulit tidak mengalami dehidrasi selama berpuasa. Apa saja yang perlu Anda lakukan?
1. Minum 8 gelas sehari
Saat puasa, minumlah air sebanyak 8 gelas atau 2 liter sehari. Air putih dapat mengganti cairan yang telah dikeluarkan tubuh selama puasa. “Dibagi menjadi 4, 2, 2 saja. Jadi 2 gelas saat sahur, 2 gelas saat buka dan 4 gelas saat malam hingga akan tidur,” katanya di Jakarta pada Jumat, 3 Mei 2019.
2. Mengonsumsi makanan berserat
Makanan yang memiliki serat yang tinggi dapat membantu dalam mencegah dehidrasi. Oleh karena itu, Ika menyarankan untuk mengkonsumsi buah dan sayuran. “Contohnya selada atau semangka dan jeruk,” katanya.
Ia juga meminta untuk mengurangi konsumsi kafein. Sebab, kafein merupakan diuretik yang akan meningkatkan risiko kehilangan cairan dari tubuh.
3. Jangan mandi dengan air hangat
Bagi Anda yang terbiasa mandi dengan air hangat, sebaiknya kurangi hal tersebut saat bulan puasa. Ini dikarenakan oleh suhu yang panas akan meningkatkan ekskresi keringat. Aktivitas ini juga dapat mengurangi lemak dalam tubuh. “Ini dapat meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi dan kulit kering,” katanya.
Banyak yang mengatakan bahwa puasa tidak menghalangi seseorang untuk tetap berolahraga. Meski demikian, hal tersebut tidak disarankan. Ia mengatakan bahwa layaknya mandi dengan air hangat, olahraga dapat meningkatkan ekskresi keringat. Sehingga, seseorang akan lebih mudah mengalami dehidrasi. “Sudah tidak ada asupan cairan, justru olahraga yang mengeluarkan cairan. Nanti yang ada badan lemas karena dehidrasi,” katanya. Tapi, Anda bisa melakukan latihan setelah berbuka puasa.
