TEMPO.CO, Jakarta - Stunting selalu menjadi pembahasan menarik karena angkanya kejadiannya yang masih tinggi di dunia. Di Indonesia, satu dari lim aanak mengalami berat badan kurang. Jika tidak siatasi, anak-anak tersebut berpotensi mengalami gizi kurang bahkan stunting.
Sayangnya, pengetahuan masyarakat akan stunting masih sangat minim. “Salah satu cara untuk menurunkan risiko stunting pada anak adalah dengan mengedukasi orang tua, khususnya ibu,” kata dokter spesialis gizi klinis, Dermawan C. Nadeak, dalam acara Stunting dan Sejarahnya di Indonesia pada di Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2019.
Di masyarakat juga beredar banyak mitos mengenai stunting, berikut adalah fakta yang dijabarkan oleh Dermawan.
Mitos pertama: Stunting disebabkan oleh kurangnya asupan makanan
Menurut Dermawan, stunting bukan mengenai kurangnya asupan makan. Namun, kurangnya asupan gizi dan nutrisi yang seimbang pada anak. Dengan mengetahui hal ini, diharapkan para orang tua tidak memberikan makan anak-anaknya dengan porsi atau jumlah yang besar. Namun, memperhatikan kekayaan kandungan dari setiap makanan yang disajikan untuk sang buah hati.
Mitos kedua: Stunting hanya mengganggu tinggi badan dan bukan kesehatan lainnya
Mengenai hal ini, Dermawan mengatakan bahwa bukan hanya tinggi badan yang bermasalah. Namun juga keseluruhan tumbuh kembang anak. Sebab di sini, akar masalahnya ialah gizi kronik. Sehingga, gizi yang kurang akan berdampak pada masalah kesehatan yang lebih serius.
Beberapa diantaranya adalah kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal seperti lambat berbicara atau berjalan, hingga sering sakit karena imunitas tubuh yang lemah sehingga mudah terserang virus dan bakteri.
Mitos ketiga: Stunting hanya bisa diperbaiki saat bayi baru lahir
Ini merupakan hal yang tidak benar. Dalam hal ini, Dermawan menjelaskan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menetapkan 1.000 hari pertama anak untuk memperbaiki stunting. Artinya, hal ini akan dimulai saat bayi berada di perut ibu, hingga menyentuh usia dua tahun. Dalam waktu yang diistilahkan sebagai “periode emas” untuk tumbuh kembang itu, sangat baik bila bayi bisa mendapatkan makanan dengan nilai gizi dan nutrisi yang besar. Sehingga, kemungkinan untuk stunting pun sangat kecil.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?