Berhenti Merokok Malah Batuk dan Stres, Apa Penyebabnya?

Rabu, 29 Mei 2019 04:14 WIB

Ilustrasi puntung rokok di kloset. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi para pecandu rokok, berhenti mengonsumsinya tentu bukanlah hal yang mudah. Beberapa efek samping bisa dirasakan saat berhenti merokok, istilahnya putus nikotin. Salah satu diantaranya adalah stres dan batuk. Mengapa justru kedengarannya hal buruk terjadi saat ingin kembali ke pola hidup sehat?

Baca juga:
Buka Puasa Langsung Merokok Saat Perut Kosong, Awas Dampaknya

Menurut dokter spesialis paru dan Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto, hal tersebut sebenarnya sangat umum dirasakan. Justru, mereka yang mengalami hal tersebut harus merasa bahagia karena sistem pada tubuh tetap bergerak normal.

“Ini adalah efek putus nikotin yang paling sering dirasakan. Hal itu terjadi karena tubuh sedang berusaha untuk memperbaiki sistemnya. Orang harusnya senang kalau stres atau batuk-batuk karena kalau tidak demikian, artinya sistem sudah bobrok sekali,” katanya dalam acara yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan untuk menyambut Hari Tanpa Tembakau Sedunia, di Jakarta pada Selasa, 28 Mei 2019.

Mengenai stres, Agus mengatakan bahwa saat melepas penggunaan rokok, nikotin yang biasanya dapat merangsang neurotransmitter yang berfungsi mengurangi stres tidak lagi bekerja. “Jadinya justru kembali normal tanpa rangsangan-rangsangan. Ini artinya ada perbaikan ke arah yang lebih positif,” katanya.

Begitu pula dengan batuk, Agus memaparkan bahwa saat berhenti merokok, silia atau bulu halus pada paru-paru akan kembali normal. Sehingga, ia dapat bekerja dan mengusir zat-zat yang dianggap dapat merusak tubuh.

“Rokok itu menyebabkan silia menjadi kaku. Kalau berhenti merokok, silianya bekerja normal lagi. Jadi efek batuk itu artinya tubuh mendapat sinyal ada sesuatu yang merusak sehingga sisa-sisa nikotin pada paru-paru pun ingin segera dikeluarkan lewat batuk,” katanya.

Sayangnya, banyak orang yang menyerah saat menghadapi kedua efek putus nikotin ini. Agus pun memberikan dorongan, semangat serta tawaran berupa opsi lain bantuan medis untuk melepas ketergantungan akan rokok.

Baca juga: Selain Berhenti Merokok, Gaya Hidup Ini Bisa Turunkan Risiko TBC

“Memang sulit mengubah kebiasaan buruk untuk menjadi baik. Harus ada proses sakitnya dan kebanyakan tidak tahan kemudian balik merokok untuk meredakan. Tapi ini berguna untuk jangka panjang seperti melawan kanker paru dan PPOK (penyakit paru obstruktif kronis,” katanya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

Berita terkait

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

14 jam lalu

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

Gaya hidup membantu untuk mengurangi resiko pikun sampai demensia alzheimer.

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

6 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

8 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

8 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

9 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

9 hari lalu

Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

Tim IDI Medan mengatakan risiko penggunaan rokok elektrik serupa dengan rokok konvensional. Keduanya memiliki bahaya ketergantungan yang sama.

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

10 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

11 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

13 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

13 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya