Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Kiper Timnas Ajak Tinggalkan Rokok
Reporter
Tempo.co
Editor
Mila Novita
Jumat, 31 Mei 2019 04:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada 31 Mei, kiper tim nasional sepakbola Indonesia Andritany Ardhiyasa mengajak masyarakat Indonesia meninggalkan rokok. Ini karena rokok mengandung ribuan zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Di antara banyak zat kimia yang terkandung, tar adalah yang paling berbahaya.
Baca juga:
Meski Beda, Iqos Dinilai Punya Risiko Sama dengan Rokok dan Vape
“Merokok itu tidak bagus untuk kesehatan, sesuai apa yang ada di bungkusnya. Sayangilah diri Anda dan orang-orang yang Anda cintai. Karena kalau kita sakit, merekalah yang paling direpotkan,” kata Andritany di acara Koalisi Nasional Masyarakat Sipil untuk Pengendalian Tembakau “Memperluas Gerakan Pengendalian Tembakau di Indonesia” di Jakarta, pekan ini.
Sebagai pesepakbola, Andritany Ardhiyasa sendiri tidak merokok. Tapi kapten Persija ini tidak menampik bahwa rekan-rekan seprofesinya masih ada yang merokok. Secara teori kebiasaan merokok dapat menurunkan performa pesepakbola karena kapasitas vital paru-paru atau VO2Max berisiko menurun.
Meski demikian, Andritany tak mau ikut campur dengan pilihan rekan-rekannya. Sebab, sebagian rekannya menganggap rokok sebagai sugesti untuk tampil lebih tenang dan berenergi saat pertandingan. “Kalau saya sendiri, sebelum pertandingan memilih mendengarkan musik,” ujar dia.
Khusus bagi penonton pertandingan sepak bola, Andritany mengajak sejenak meninggalkan rokok sepanjang berada di stadion. Aturan stadion bebas rokok, menurut dia sudah saatnya diberlakukan seperti stadion-stadion di Eropa. Sebabnya adalah asap rokok dapat mengganggu kenyamanan penonton lain saat menonton bola.
Andritany sendiri punya pengalaman buruk dengan asap di stadion. Bukan asap rokok, tapi asap hand flare yang dibawa penonton saat pertandingan Bali United melawan Persija di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, pada Desember 2018. Saat itu, kata dia, asap flare memasuki stadion. Kabarnya, jika ditonton di televisi, stadion itu tertutup asap.
“Saya ada riwayat sinus. Ketika menghirup asap terlalu banyak muncul gejala flu, kebetulan malam sebelumnya saya memang flu. Akhirnya saya pusing dan sesak napas,” kata dia.
Baca juga: Ini Sebab Sulit Berhenti Merokok, Meski Sudah Tahu Bahayanya
Jadi, ia berharap penonton sepak bola pun meninggalkan segala sesuatu yang bisa menghasilkan asap saat berada di stadion, termasuk rokok. “Cukup hanya 90 menit nggak merokok karena stadion bukan hanya milik Anda,” kata dia.