Kesalahan Ini Sering Dilakukan Orang Tua Saat Memberi Makan Anak
Reporter
Sarah Ervina Dara Siyahailatua
Editor
Mitra Tarigan
Minggu, 30 Juni 2019 16:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Memperhatikan asupan yang dikonsumsi anak adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh para orang tua. Karena makanan yang masuk ke dalam tubuh anak sangat berhubungan langsung dengan tumbuh kembangnya.
Baca: 4 Tips Memilih Stroller, Bukan Cuma Kokoh dan Punya Tudung
Sayangnya, masih banyak orangtua yang melakukan kesalahan dalam memenuhi asupan anak. Agar kejadian serupa tidak terulang, dokter yang sekaligus Putri Indonesia Lingkungan 2010, Reisa Broto Asmoro pun membagikan beberapa kesalahan serta sarannya.
Dalam hal ini, ia mengatakan bahwa kesalahan utama yang terjadi ialah berhubungan dengan jumlah makan anak. Ia menyebutkan jika tidak sedikit orang tua yang lebih mementingkan porsi yang banyak, ketimbang kandungan nutrisi yang ada di setiap sajiannya. Padahal ini justru berdampak buruk.
“Orang tua kan selalu bilang yang penting banyak. Padahal bisa jadi kandungan gizinya sedikit atau bahkan tidak ada. Jadi hitungannya percuma karena hanya membuat rasa kenyang dan bisa obesitas yang artinya tidak ada dampak positifnya bagi kesehatan,” katanya saat ditemui TEMPO.CO dalam acara Hari Keamanan Pangan Dunia, Jakarta pada 30 Juni 2019.
Oleh karena itu, ia pun mengingatkan pentingnya slogan gizi sempurna untuk diterapkan. Sebab saat ini, Indonesia tidak lagi menggunakan himbauan 4 sehat 5 sempurna, melainkan bagaimana di setiap piring memiliki campuran protein, karbohidrat dan lemak. “Jadi sekarang, jangan nasinya saja yang banyak. Tapi lihat, dalam satu piring harus ada sumber nutrisi yang dibutuhkan. Misalnya nasi dengan lauk dan sayur. Ini baru benar,” katanya.
Selain itu, kesalahan lain yang sering dilakukan orang tua adalah memberikan makanan tanpa membaca label nilai gizinya. Reisa mengatakan bahwa tidak sedikit makanan yang dijual di supermarket nutrisinya sangat minim. Lebih dari itu, ada pula beberapa produk yang kadar glukosa atau lemaknya terlalu banyak sehingga berdampak buruk bagi kesehatan.
“Saya sering lihat ibu-ibu di supermarket hanya jalan dan mengambil makanan tanpa baca label nilai gizi. Padahal itu disediakan untuk kita cermati loh. Kalau tidak cermat, antara anak tidak mendapat gizi yang sesuai, atau justru masalah kesehatan seputar kandungan berlebih,” katanya.
Oleh karena itu, ia pun mengimbau untuk senantiasa melakukan pengecekan label nilai gizi sebelum dibeli dan diberikan kepada anak. “Jadi mulai sekarang kalau bisa dibiasakan cek. Untuk keluarga tentu mau yang terbaik kan?,” katanya.
Sebelumnya, dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan yang aman, bermutu, dan bergizi bagi kehidupan, Badan Pengawas Obat dan Makanan melakukan berbagai kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat umum. BPOM menyelenggarakan perayaan Hari Keamanan Pangan Dunia di area Car Free Day FX Sudirman Jakarta, bersinergi dengan berbagai lintas sektor antara lain BSN, Kementerian Perdagangan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Bappenas, Kementerian Perikanan dan Kelautan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, serta Kementerian Dalam Negeri.
Selain itu, hadir juga asosiasi pelaku usaha, perguruan tinggi, profesi terkait pangan, dan komunitas masyarakat. Berbagai aktivitas digelar pada acara tersebut seperti senam bersama, pawai keamanan pangan, dan talkshow yang diselingi dengan berbagai hiburan dan games edukatif. Kegiatan KIE perayaan Hari Keamanan Pangan ini dilakukan secara serentak, dikoordinir oleh Balai Besar/Balai POM di seluruh wilayah Indonesia.
Baca: Balita Boleh Bermain Gawai Satu Jam per Hari, Ini Aturannya
Perwakilan Food and Agriculture Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO) Indonesia turut memberikan dukungan terhadap upaya Badan POM untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keamanan pangan. Kepala Badan POM mengajak semua pihak untuk bersinergi mengawal keamanan pangan di Indonesia, baik melalui pembinaan maupun pengawasan. “Mari kita manfaatkan Hari Keamanan Pangan Dunia ini sebagai momen untuk menggaungkan kampanye keamanan pangan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat dan menginspirasi upaya peningkatan keamanan pangan nasional,” kata Penny K. Lukito.
Penny pun mengatakan sosialisasi untuk keamanan pangan penting untuk terus dilakukan. "Bersama kita wujudkan Indonesia maju, terdepan dengan tingkat keamanan pangan yang unggul.” kata Penny.