TEMPO.CO, Jakarta - Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang penting untuk menjaga kesehatan. Ini akan berpengaruh pada sistem kerja otak dan seluruh organ-organ tubuh Anda.
Meski ada konsekuensi, masih minat masyarakat untuk memenuhi gizi seimbang masih sangat minim. Salah satu alasan terbesarnya ialah karena ketidaktahuan masyarakat tentang takaran gizi seimbang.
Ahli gizi Ardhiansyah mengatakan, untuk memenuhi gizi seimbang, hal pertama yang harus diperhatikan adalah jumlah sayur dan buah. Karena kaya akan vitamin dan serat, sayur dan buah harus mengisi setengah dari keseluruhan isi piring. Porsi setelah piring itu juga harus dibagi lagi, di mana sayur sebanyak dua per tiga sedangkan buah adalah satu pertiga.
“Ini diimbau karena masyarakat Indonesia cenderung melebihkan asupan karbohidrat. Sedangkan vitamin dan serat sering dihiraukan. Padahal mereka kan berkontribusi juga untuk kesehatan tubuh,” katanya saat ditemui TEMPO.CO World Food Safety Day di Jakarta, Minggu, 30 Juni 2019.
Selanjutnya, menyitir tentang karbohidrat, Ardhiansyah mengatakan bahwa sebenarnya, tubuh hanya membutuhkan 60 persen dari setengah isi piring lainnya. Sedangkan 40 persen sisanya barulah digunakan untuk lauk pauk. Karbohidrat bisa didapat tak hanya dari nasi tapi juga umbi-umbian dan jagung, sedangkan protein bisa ikan, daging, atau susu, serta beberapa opsi lain.
“Tidak harus terpatok pada satu jenis makanan saja, boleh diganti. Yang penting memiliki nilai karbohidrat dan protein bagi tubuh,” katanya.
Menurut dia, memenuhi kebutuhan gizi seimbang sangat mudah dan murah untuk diterapkan. Hanya membentuk kebiasaan baru saja yang perlu dilatih.
“Memang sulit untuk melakukan perubahan. Tapi kalau dilakukan, dampaknya sangat besar untuk produktivitas dan kesehatan Anda. Tidak selalu harus mahal juga. Yang penting sesuai porsi saja,” katanya.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
11 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.