Belajar Menolak Rokok dari Swedia, Prancis, Amerika Serikat

Reporter

Praga Utama

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 4 Juli 2019 09:55 WIB

Ilustrasi rokok elektrik. Christopher Furlong/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Bulan Juli ini menjadi babak baru bagi para perokok di Swedia. Negara Skandinavia itu mulai menerapkan aturan baru yang melarang asap rokok di ruang publik, seperti taman bermain anak-anak, stasiun kereta, hingga area luar ruang restoran yang sebelumnya dijadikan tempat untuk merokok. Tak hanya untuk rokok konvensional, larangan ini juga berlaku untuk rokok elektronik.

Baca: Jacky Zimah Meninggal, Ini Peyebab dan Pemicu Infeksi Paru-paru

Seperti dikutip dari AP, Swedia sebetulnya merupakan salah satu negara anggota Uni Eropa dengan jumlah perokok paling rendah. Statistik resmi pemerintah Swedia menyebutkan, hanya 11 persen dari 10 juta penduduk Swedia yang masih punya kebiasaan merokok setiap hari. Adapun 10 persen di antaranya perokok sosial. Swedia sendiri menerapkan pelarangan merokok di tempat publik, termasuk area di dalam restoran dan bar, sejak 2005.

Dalam keterangan resminya, Otoritas Kesehatan Swedia menjelaskan, aturan ini bertujuan melindungi kesehatan warganya, termasuk para perokok pasif. Tak hanya itu, aturan tersebut diberlakukan sebagai upaya membebaskan negara ini dari asap rokok pada 2025.

Kebijakan serupa juga diterapkan pemerintah Kota Paris, Prancis, yang baru menambah kawasan bebas asap rokok pada Juni lalu. Kini ada 52 taman kota yang ditetapkan menjadi area bebas rokok, menyusul 46 taman lainnya yang telah ditetapkan pada Mei lalu. Jika kedapatan melanggar, seseorang bisa didenda 38 euro, atau sekitar Rp 606 ribu. Pemerintah Paris juga menjadikan 19 jalan umum sebagai area bebas puntung rokok sejak awal tahun ini.

Di Amerika Serikat, pengetatan aturan untuk rokok juga semakin meluas. Pada Juli ini, Negara Bagian Virginia mulai meningkatkan batas umur untuk pembeli rokok dan vape (rokok elektronik), dari semula 18 tahun menjadi 21 tahun. "Ini merupakan upaya mencegah pertumbuhan perokok di kalangan anak muda," ujar Christopher Stolle, anggota dewan perwakilan rakyat setempat, seperti dikutip dari US News.

Baca: Miris, Induk Burung Beri Makan Anaknya dengan Puntung Rokok

Advertising
Advertising

Christopher menjelaskan, salah satu alasan lain kebijakan ini diberlakukan adalah meningkatnya jumlah perokok elektronik di kalangan anak muda. "Ketika jumlah perokok konvensional turun, jumlah perokok elektronik justru bertambah. Ini tidak kalah berbahaya," ujar dia. Aturan ini, dia menambahkan, diharapkan bisa menekan tren tersebut. Selain Virginia, negara bagian yang telah menjalankan kebijakan serupa adalah Washington.

KORAN TEMPO

Berita terkait

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

5 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

5 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

9 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

10 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

11 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

15 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Swedia Usir Jurnalis Cina karena Alasan Keamanan Nasional

23 hari lalu

Swedia Usir Jurnalis Cina karena Alasan Keamanan Nasional

Swedia mengusir seorang jurnalis Cina, karena dianggap menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan nasional.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

23 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

24 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

24 hari lalu

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.

Baca Selengkapnya