Awas,Polusi Udara Bisa Sebabkan Depresi dan Bipolar

Reporter

Antara

Kamis, 22 Agustus 2019 05:31 WIB

Warga menggunakan masker saat berkendara di Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa, 2 Juli 2019. Jakarta masuk dalam 4 kota dengan pencemaran udara terburuk di dunia setelah Dubai, New Delhi, dan Santiago. Indeks kualitas udara Jakarta menyentuh angka 164, masuk dalam kategori tidak sehat (151-200). TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan mental bipolar dan depresi ternyata bisa juga disebabkan oleh kualitas udara. Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal PLOS Biology menunjukkan bahwa polusi udara berkontribusi terhadap perkembangan gangguan bipolar dan depresi. Penemuan itu pun menambah daftar masalah kesehatan terkait dengan polusi, seperti kanker paru-paru dan stroke.

Peneliti menemukan bahwa di wilayah Amerika Serikat yang kualitas udaranya buruk terdapat 27 persen lebih banyak kasus gangguan bipolar dan 6 persen untuk depresi. Sementara studi terpisah di London, Cina, dan Korea Selatan juga menunjukkan peningkatan kasus kesehatan mental di wilayah berpolusi, seperti dilaporkan National Geographic, yang dikutip Medical Daily.

Pada studi terkini, para peneliti mengumpulkan informasi dari asuransi kesehatan 151 juta orang yang melaporkan gangguan kejiwaan di Amerika Serikat dan Denmark. Tim juga melihat data tentang kualitas udara, air, dan tanah di setiap negara bagian AS.

"Temuan ini menambah bukti saat ini dari studi sebelumnya tentang kemungkinan hubungan antara polusi udara dan gangguan kejiwaan," kata Ioannis Bakolis, seorang ahli epidemiologi dari King’s College London, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Polusi udara juga dikaitkan dengan skizofrenia. Mayoritas orang yang memiliki masalah kesehatan mental adalah penghuni wilayah dengan tingkat polusi udara yang tinggi sejak mereka masih kanak-kanak.

Advertising
Advertising

Para peneliti menjelaskan bahwa kualitas udara yang buruk dapat berkontribusi terhadap gangguan mental karena peradangan pada saluran pernapasan. Peradangan seperti itu menyebar ke seluruh tubuh dan juga mempengaruhi otak.

Penyebab potensial lain adalah beberapa polutan udara dapat masuk ke otak melalui hidung dan secara langsung menyebabkan peradangan dan kerusakan, seperti diwartakan The Guardian. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk mendukung hubungan antara polusi udara dan gangguan neurologis.

Tetapi, para peneliti mengatakan upaya di masa depan mengonfirmasi penemuan mereka, komunitas medis dapat mengubah cara memperlakukan dan mencegah masalah kesehatan mental.

"Tidak seperti kecenderungan genetik, lingkungan adalah sesuatu yang dapat kita ubah," kata Andrey Rzhetsky, penulis studi dan ahli genetika di Universitas Chicago di Amerika Serikat.

Berita terkait

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

2 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

3 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

4 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

5 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

5 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

5 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

6 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

6 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

7 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

10 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya