Memberikan Layanan Maksimum untuk Lansia di Aceh

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Minggu, 25 Agustus 2019 15:21 WIB

ilustrasi lansia (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan perempuan lanjut usia tengah khusyuk mengikuti kegiatan wirid di sebuah aula sederhana, milik Unit Pelayanan Terpadu Dinas (UPTD) Rumoh Seujahtera Geunaseh Sayang (RSGS) di Banda Aceh. Sebanyak dua perempuan lansia di antara mereka, bernama Darlina dan Fatimah Said, masing-masing berumur 76 dan 70 tahun.

Wirid salah satu dari pelbagai kegiatan rutin yang dilakukan para lansia tersebut di penghujung usianya. Di samping itu, mereka juga terus mengikuti layanan medis, pengajian, serta berbagai kegiatan lain, termasuk mengasah keterampilan masing-masing.

Darlina mengaku sudah selama lima tahun terakhir menempati panti lansia tersebut. Perempuan itu lahir di Bireuen, kemudian tumbuh dan besar di perantauan bersama orang tuanya. Semasa muda, ia juga berhasil menamatkan kuliah di Universitas Syiah Kuala, lalu bekerja di sekolah peternakan yang ada di Kabupaten Aceh Besar hingga memasuki masa pensiun.

Perempuan ini hanya tinggal sebatang kara. Ia putri kedelapan dari 10 bersaudara kandung yang semuanya dikatakan telah meninggal dunia. Kondisi itu yang membuat ia memutuskan untuk mendaftar untuk menempati panti lansia tersebut. “Saya tinggal sendiri. Anak tidak ada, saya tidak berkeluarga,” katanya di Banda Aceh, Jumat 23 Agustus 2019.

Ia merasa bahagia bisa tinggal di panti lansia. Oleh karena tidak berkeluarga, jauh hari sebelum pensiun dia sudah terpikir untuk menghabiskan masa tua di panti jompo. Ia mengaku senang bisa mengikuti segala aktivitas yang dibuat pengelola di rumah barunya tersebut.

Advertising
Advertising

Berbagai kegiatan di panti lansia itu, mulai dari salat Subuh berjamaah, wirid, layanan medis, pengajian, senam lansia, Safari Jumat, rekreasi, serta mengasah keterampilan diri dari setiap lansia. “Semua kita ikut itu, enak di sini. Selesai beribadah ada keterampilan, menjahit, buat bros, kotak pensil, senam, banyak yang lain di sini, jadi tidak jenuh,” katanya.

Selain aktif mengikuti kegiatan rutin panti, Darlina juga dikenal sosok yang peduli kepada setiap perempuan lansia lainnya. Ia kerap membagikan motivasi kepada teman-temannya dalam menjalani kehidupan pada akhir usia. “Saya selalu memberitahukan kepada teman-teman jangan terlalu mengeluh, kita datang ke sini untuk keadaan yang lebih baik. Semua ada di sini, beribadah, keterampilan, maka kita harus beradaptasi,” katanya.

Dikatakannya bahwa pada umur senja tidak ada lagi yang menjadi tujuan hidup selain memperbanyak ibadah. Dengan begitu, katanya, harus selalu bersyukur atas kesempatan yang diberikan untuk menempati tempat yang dianggap sangat layak ini dan bisa terus berinteraksi antarsesama. “Yang kita kejar itu ibadah. Mungkin dulu waktu muda sibuk bekerja, sudah tua ini apalagi kita cari selain ibadah, rumah masa depan yang kekal. Itu motivasi saya yang selalu saya sampaikan ke teman-teman,” katanya.

Hal senada juga dirasakan Fatimah. Perempuan paruh baya ini berasal dari Montasik, Kabupaten Aceh Besar. Ia juga tidak berkeluarga, sehingga tidak ada yang bisa mengurusnya dalam memenuhi kehidupan sehari-hari. Alasan itu membuatnya memilih untuk melanjutkan hidup di panti lansia. “Adik-adik kandung saya ada, tapi sudah tua semua. Saya sudah enam tahun di sini. Kita senang di sini bisa mengingatkan antarsesama, salat, wirid sama-sama di rumah,” katanya.

Kepala UPTD RSGS Intan Melya mengatakan saat ini pihaknya mengurusi sebanyak 55 orang lansia terlantar di Aceh, di antaranya 37 lansia perempuan dan 18 laki-laki. Semua lansia yang diterima di panti tersebut merupakan lansia yang terlantar dengan status ekonomi keluarganya yang tergolong tidak mampu. “Kalau ada anak atau keluarga pun, keluarga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar si lansia, sehingga dari pada kedua-duanya lapar maka kita ambil satu untuk dapat kita berikan layanan dasar di sini,” kata dia.

Pemerintah Aceh terus berbenah serta telah menjadikan penanganan lansia dan anak itu sebagai suatu hal yang prioritas. Kini, pelayanan lansia terbagi menjadi dua porsi, yakni 70 persen layanan dasar sosial dan 30 persen layanan medis. “Sekarang kita masih prioritaskan, seperti layanan psikologis, layanan medis dasar, dan keberfungsian sosial. Ke depan kita harapkan bisa 'fifty-fifty' pelayanan kita, layanan medis berkolaborasi dengan rumah sakit, dan layanan sosial bisa kita tangani di sini,” katanya.

Penguatan dalam keluarga sebagai langkah yang penting dalam menciptakan keberfungsian sosial guna menghadapi masa lanjut usia. Pendekatan agama sangat dibutuhkan dalam membangun keluarga, dibarengi dengan pembekalan pendidikan serta sosialisasi. "Untuk menciptakan keberfungsian sosial, penguatan keluarga, maka setiap anggota keluarga harus lebih mendekatkan diri kepada pendekatan agama. Keluarga sangat utama untuk diurus, terutama untuk anak dan lansia," kata Intan.

Menurut Intan, masyarakat perlu diedukasi bahwa mengantarkan orang tua ke panti lansia tersebut sebagai pilihan yang terakhir, sedangkan hal paling utama yang harus dilakukan, yakni penguatan dalam keluarga.

Namun, perubahan cara pandang yang terjadi selama ini bahwa lansia dianggap mengganggu stabilitas keluarga sehingga langsung dimasukkan ke panti lansia. "Ini yang harus kita edukasikan kepada masyarakat. Panti lansia itu pilihan terakhir. Memang kita melakukan optimalisasi dan layanan maksimum untuk lansia, tapi sesuai kriteria dari kita bahwa lansia itu terlantar dan tidak ada keluarga yang mengurusnya," kata dia.

Sebagai tempat terakhir, tentu saja panti lansia bukan tempat buangan bagi lansia. Akan tetapi, panti itu sebagai tempat layanan bagi lansia yang betul-betul untuk fokus dibawa kepada fungsi sosial sesuai usianya dan terpenuhi layanan medis mereka. Agar mereka dapat menjalani usia lanjut dengan damai dan tenang.

Berita terkait

Dokter: Lansia Perlu Hindari Kafein agar Tidak Mengompol

1 hari lalu

Dokter: Lansia Perlu Hindari Kafein agar Tidak Mengompol

Lansia diminta menghindari minuman berkafein seperti kopi dan teh pada sore dan malam hari agar tidak mengompol selama tidur malam.

Baca Selengkapnya

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

2 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

5 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

6 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

9 hari lalu

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.

Baca Selengkapnya

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

12 hari lalu

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

Pasangan suami istri lanjut usia di Selandia Baru tewas setelah diseruduk domba jantan di sebuah peternakan. Oleh polisi, domba itu ditembak mati.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

13 hari lalu

Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

Peredaran sabu itu dilakukan lintas laut dari jaringan Malaysia-Aceh.

Baca Selengkapnya

Mengenang Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous, Berikut Profil dan Karya-karyanya

14 hari lalu

Mengenang Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous, Berikut Profil dan Karya-karyanya

Berikut perjalanan karya seniman yang juga Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous.

Baca Selengkapnya

Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

19 hari lalu

Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

Banyak warga senior yang merasa kesepian setelah masa pensiun sehingga mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Apa yang perlu dilakukan?

Baca Selengkapnya