Mengenal Kebocoran Klep Jantung yang Pernah Dialami BJ Habibie

Reporter

Sehatq.com

Editor

Mitra Tarigan

Jumat, 13 September 2019 05:33 WIB

Presiden ketiga BJ Habibie saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin, 31 Januari 2011. Habibie yang dijuluki sebagai Bapak Teknologi Indonesia itu wafat setelah menjalani perawatan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar duka tengah menyelimuti Tanah Air, Presiden ketiga Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto pada Rabu 11 September 2019. BJ Habibie meninggal setelah mendapat perawatan intensif karena sakit yang dideritanya.

BJ Habibie ditangani oleh 44 dokter dari berbagai bidang yang tergabung dalam tim dokter kepresidenan selama menjalani perawatan intensif. Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi kesehatan BJ Habibie memang dikabarkan menurun.

Mengutip dari berbagai sumber, dalam rentang 2014-2019 BJ Habibie tercatat beberapa kali masuk RSPAD Gatot Soebroto karena diakibatkan oleh sejumlah penyakit atau kondisi tertentu. Pada tahun 2016, Habibie dirawat RSPAD karena mengalami demam selama beberapa hari dan didiagnosis mengalami infeksi bakteri.

Selanjutnya, pada tahun 2018 Habibie dua kali dirawat di rumah sakit. Pertama karena mengalami kelelahan setelah melakukan kegiatan di berbagai kota di Indonesia. Sementara yang kedua, beliau sempat dirawat di Jerman karena mengalami kebocoran klep atau katup jantung. Akibat kebocoran tersebut, terjadi penumpukan air hingga 1,5 liter pada paru-paru Habibie sehingga membuatnya kesulitan bernapas. Tekanan darahnya pun meningkat hingga lebih dari 180. Putra bungsu Habibie, Thareq Kemal, mengatakan sang ayah memang telah memiliki masalah jantung sejak masih muda sehingga saat menua kondisi jantungnya semakin melemah.

Medical Editor SehatQ, Reni Utari, mengatakan pada umumnya jantung memiliki empat klep atau katup yang berfungsi untuk membuat darah mengalir ke arah yang benar. Keempat katup tersebut meliputi katup mitral, katup pulmonal, katup trikuspid, dan katup aorta.

Setiap klep memiliki penutup yang dapat membuka dan menutup setiap kali jantung berdetak. Akan tetapi, klep tersebut dapat mengalami gangguan sehingga tidak dapat membuka dan menutup dengan benar. Kondisi ini bisa menyebabkan terganggunya aliran darah ke jantung.

Ilustrasi gagal jantung (Pixabay.com)

Advertising
Advertising

Salah satu gangguan yang dapat terjadi pada klep jantung adalah regurgitasi atau kebocoran klep jantung, seperti yang pernah dialami Habibie. Menurut Reni, kebocoran klep jantung adalah kondisi di mana klep atau katup jantung tidak dapat menutup dengan baik sehingga menyebabkan darah mengalir kembali ke ruangan jantung sebelumnya. Kondisi ini pada akhirnya bisa membuat aliran darah ke seluruh tubuh menjadi berkurang.

Pada awalnya, kebocoran klep jantung sering kali tidak menimbulkan gejala, namun lama kelamaan dapat menimbulkan tanda yang parah. Jika kebocoran klep jantung sudah parah, maka bisa menyebabkan gejala gagal jantung kongestif, seperti sesak napas terutama ketika beraktivitas atau berbaring, pembengkakan kaki, retensi atau penumpukan cairan di anggota tubuh lain. Gejala lain yang juga dialami pasien kebocoran klep jantung adalah sakit kepala, detak jantung cepat, kelelahan.

Mengenai penyebab kebocoran klep jantung, hal ini tergantung pada klep mana yang bocor. Penyebab klep jantung bocor berdasarkan klepnya. Bocor katup aorta disebabkan oleh katup hanya memiliki dua penutup bukan tiga, hipertensi, infeksi katup jantung, sindrom marfan, dan penyakit jantung rematik. Bocor katup mitral disebabkan karena katup tidak menutup dengan benar, jantung membesar karena hipertensi atau penyakit arteri koroner, infeksi lapisan dalam jantung, dan penyakit jantung rematik. Bocor katup trikuspid disebabkan oleh hipertensi pulmonal (tekanan darah tinggi di arteri paru-paru). Bocor katup pulmonal disebabkan oleh hipertensi pulmonal, dan pernah melakukan operasi cacat jantung yang berat.

Reni mengatakan bukan hanya penyebab kebocoran klep jantung yang perlu dikhawatirkan. "Terdapat pula faktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian seseorang mengalami kebocoran klep jantung,” kata Reni.

Beberapa faktor risiko itu adalah usia yang sudah tua memungkinkan fungsi-fungsi tubuh menurun, termasuk katup jantung tidak mampu menutup dengan benar. Memiliki riwayat infeksi tertentu yang dapat memengaruhi katup jantung. Memiliki riwayat beberapa penyakit jantung atau serangan jantung. Tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan faktor risiko penyakit jantung lainnya. Memiliki penyakit jantung bawaan, dan sedang menjalani pengobatan kebocoran klep jantung.

Reni menambahkan bahwa pengobatan dilakukan tergantung pada tingkat keparahannya. Namun, biasanya prosedur yang dilakukan adalah operasi untuk memperpanjang hidup penderita dengan mengembalikan fungsi katup jantung. Terdapat dua metode operasi kebocoran klep jantung, yaitu dengan memperbaiki atau mengganti katup jantung. Di antara kedua metode tersebut, metode yang paling umum dilakukan adalah memperbaiki katup jantung.

Akan tetapi, jika jaringannya sudah rusak atau kerusakannya berat maka akan dilakukan penggantian klep jantung, baik dari jantung orang lain ataupun klep sintetis. Jika tidak segera ditangani, kebocoran klep jantung bisa menyebabkan komplikasi, seperti gagal jantung, stroke, pembekuan darah, kelainan irama jantung, hingga kematian.

Dalam mencegah terjadinya kebocoran klep jantung, Reni menghimbau masyarakat agar mulai melakukan gaya hidup sehat sejak dini dengan berolahraga, menjaga berat badan ideal, serta rutin mengontrol tekanan darah, gula darah, dan kolesterol. Hal ini dilakukan agar kesehatan Anda tetap terjaga sehingga dapat terhindar dari berbagai masalah kesehatan yang mengintai.

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

4 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

11 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

1 hari lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

3 hari lalu

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

Pensiunan Puspitek menyatakan Menristek saat itu, BJ Habibie, menyiapkan rumah dinas itu bagi para peneliti yang ditarik dari berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

4 hari lalu

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

Kepala Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan pada BRIN Arywarti Marganingsih mengatakan perumahan Puspitek, Serpong, tak bisa jadi hak milik.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

7 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

8 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

8 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

9 hari lalu

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya