Tak Cuma ISPA, Kabut Asap Juga Ganggu Kecerdasan. Ini Kata Dokter

Reporter

Antara

Senin, 16 September 2019 12:59 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak Dr. dr. Tubagus Rahmat Sentika SpA MARS, mengatakan kebakaran hutan dan lahan menimbulkan kabut asap dan polusi udara yang membahayakan tubuh. Hal itu dikarenakan karbon yang dihasilkan kebakaran hutan bersenyawa dengan oksigen dan dihirup oleh tubuh.

"Udara yang penuh dengan zat karbon akan mengendap pada saluran napas, dampaknya sesak napas, terutama jika polusi udara melebihi ambang batas," ucapnya.

Untuk itu, saat terjadi kabut asap, diharapkan masyarakat ke luar rumah menggunakan masker. Kelompok masyarakat yang rentan terkena dampak kabut asap adalah ibu hamil dan anak-anak. Jika indeks pencemaran udara mencapai level berbahaya, maka diharapkan masyarakat tidak beraktivitas di luar ruangan.

"Hati-hati jika angka ISPU melebihi angka 100 atau tidak sehat, maka harus menggunakan masker. Sekarang sudah di kisaran 200 hingga 600 dan sudah banyak masyarakat ke rumah sakit karena ISPA," katanya.

Gejala ISPA dimulai dari hidung lalu ke rongga mulut, berlanjut ke bagian tenggorokan hingga paru-paru. Rahmat meminta masyarakat berhati-hati jika sudah sampai paru-paru. Untuk menghindarinya, perlu mandi tiga hingga empat kali sehari dan pergi ke ruangan yang tidak terkena pencemaran udara.

Advertising
Advertising

Warga Jambi dan anaknya kenakan masker saat beraktifitas di luar ruangan untuk menghindari paparan kabut asap yang menyelimuti Kota Jambi, Senin (9/9/2019) (ANTARA/Muhamad Hanapi)

Rahmat menjelaskan kabut asap juga mempunyai pengaruh pada tumbuh kembang anak. Pertumbuhan anak di wilayah terdampak kabut asap karhutla akan terganggu jika tidak mendapatkan asupan gizi yang baik serta infeksi berulang. Infeksi berulang bisa disebabkan oleh ISPA. Bisa jadi, dampaknya tidak cepat tetapi dalam jangka panjang berbahaya anak akan mengalami sakit-sakitan.

Perkembangan anak juga mengalami gangguan, terutama kecerdasan. Penyebabnya perkembangan otak terganggu, yang aman otak saat baru lahir hanya 25 persen, naik menjadi 86 persen pada umur 3 tahun, dan 6 tahun 96 persen. Maka, setelah berusia enam tahun, otak tidak mengalami pertumbuhan lagi.

"Anak-anak yang berusia 6 tahun ke bawah harus hati-hati saat kabut asap, karena bisa mengakibatkan gangguan kecerdasan," kata Rahmat.

Gangguan kecerdasan diakibatkan polusi udara mengganggu perkembangan syaraf yang ada di otak. Oleh karena itu, Rahmat mengingatkan para orang tua yang tinggal di wilayah terdampak kabut asap untuk mengawasi tumbuh kembang anak-anaknya.

"Kami berharap hujan segera turun dan kebakaran hutan segera padam. Ke depan, tata kelola hutan harus lebih baik lagi agar tak berdampak pada kesehatan masyarakat dan generasi penerus," imbuhnya.

Berita terkait

Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

21 hari lalu

Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

Dokter mengatakan anak berisiko diare selama mudik Lebaran akibat pola makan yang tidak teratur. Penyakit apa lagi yang juga mengintai?

Baca Selengkapnya

Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

30 hari lalu

Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

Anak stunting adalah penanda makanan ke otak tidak cukup sehingga berdampak pada kecerdasan. Berikut saran dokter anak.

Baca Selengkapnya

Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

33 hari lalu

Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

Musim hujan membawa risiko peningkatan penyebaran berbagai penyakit berikut ini.

Baca Selengkapnya

Kabut Asap Selimuti Kota Dumai, Kondisi Udara Memburuk

37 hari lalu

Kabut Asap Selimuti Kota Dumai, Kondisi Udara Memburuk

Kabut asap yang menyelimuti udara Dumai berasal dari kebakaran lahan di beberapa titik, dan kiriman dari perbatasan dengan Kabupaten Bengkalis.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Tewaskan 123 dalam Bencana Terburuk Chile sejak Gempa 2010

6 Februari 2024

Kebakaran Hutan Tewaskan 123 dalam Bencana Terburuk Chile sejak Gempa 2010

Kebakaran hutan yang sejauh ini telah menewaskan 123 orang dan menghanguskan seluruh lingkungan disebut Presiden Chile sebagai tragedi sangat besar.

Baca Selengkapnya

Trend Asia Soroti Hilirisasi Nikel Jokowi Masih Bergantung pada PLTU Batu Bara: Memperburuk Kualitas Udara

29 Januari 2024

Trend Asia Soroti Hilirisasi Nikel Jokowi Masih Bergantung pada PLTU Batu Bara: Memperburuk Kualitas Udara

Trend Asia mengungkapkan kebijakan hilirisasi industri nikel yang digadang-gadang Presiden Jokowi masih bergantung pada PLTU batu bara.

Baca Selengkapnya

Percaya Diri Berlebih Bisa karena Efek Dunning-Kruger, Apakah itu?

19 Januari 2024

Percaya Diri Berlebih Bisa karena Efek Dunning-Kruger, Apakah itu?

Apa itu Dunning-Kruger effect kaitannya dengan percaya diri berlebih?

Baca Selengkapnya

Penderita ISPA Meningkat Usai Erupsi Gunung Marapi, Dinkes Agam Lakukan Pemeriksaan

14 Januari 2024

Penderita ISPA Meningkat Usai Erupsi Gunung Marapi, Dinkes Agam Lakukan Pemeriksaan

Dinas Kesehatan Kabupaten Agam lakukan kegiatan pemeriksaan paru kepada masyarakat usai erupsi Gunung Marapi

Baca Selengkapnya

5 Tips Lindungi Buah Hati dari Batuk Pilek Akibat Perubahan Cuaca

17 Desember 2023

5 Tips Lindungi Buah Hati dari Batuk Pilek Akibat Perubahan Cuaca

Buah hati alami batu pilek, bisa terjadi karena adanya perubahan cuaca. Simak 5 tips cegah anak sakit.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Ungkap Kasus Covid-19 Meningkat 13 Persen pada Desember 2023

16 Desember 2023

Kemenkes Ungkap Kasus Covid-19 Meningkat 13 Persen pada Desember 2023

Kasus Covid-19 di Indonesia per 14 Desember 2023 ada sebanyak 359 kasus dengan peningkatan 13 persen.

Baca Selengkapnya