Cegah Penyakit Akibat Kabut Asap, Ini Imbauan Menkes

Selasa, 17 September 2019 13:58 WIB

Pengendara kendaraan bermotor menembus kabut asap pekat dampak dari kebekaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, Jumat, 13 September 2019. Kota Pekanbaru menjadi salah satu wilayah di Provinsi Riau yang terpapar kabut asap pekat yang mengakibatkan jarak pandang menurun drastis di Kota tersebut. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan telah menimbulkan banyak masalah kesehatan, khususnya karena kabut asap. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pun dialami sebagian besar masyarakat.

Untuk mengatasi hal ini, Menteri Kesehatan Nila Moeloek pun menyarankan agar mulai memanfaatkan teknologi tepat guna. Melalui web resmi Sehat Negeriku Kemenkes, teknologi pertama berupa pemasangan kain dakron yang dibasahi.

Bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung dan pernah digunakan untuk mencegah masalah kesehatan akibat Karhutla pada 2017, hasilnya pun telah terbukti efektif.

“Setelah diuji coba di beberapa sekolah dan dilakukan pengukuran ISPU di dalam dan di luar kelas, ternyata udara lebih baik di dalam kelas karena terpasang kain dakron,” katanya.

Warga menggunakan masker saat berada di objek wisata bantaran Sungai Kahayan, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Minggu, 15 September 2019. Kota Palangka Raya kembali diselimuti kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah di Kalimantan Tengah. ANTARA

Advertising
Advertising

Selain ISPA, masalah kesehatan lain yang kerap muncul saat karhutla adalah gastroenteritis dan dehidrasi berat. Nila menyebutkan bahwa kedua penyakit tersebut disebabkan oleh kurang tersedianya air bersih. Untuk mengatasinya, penggunaan teknologi kedua, yakni penjernih air pun wajib diterapkan.

“Kalau sudah musim kemarau, yang utama itu air. Poltekkes sudah bisa menjernihkan air gambut, kecil alatnya,” katanya.

Oksigen konsentrator juga sedang diuji agar menjadi jalan keluar untuk masalah minimnya air bersih. Tim Pusat Krisis Kesehatan sempat memantau Puskesmas Pulang Pisau, Kalimantan Tengah yang bermasalah karena kabut asap yang begitu pekat.

“Kita datangi, kita beri oksigen konsentrator kemudian Puskesmasnya kita tutup pakai kain dakron. Tim Puskris mau mengecek lagi ke sana,” katanya.

Rencananya, apabila teknologi ketiga, oksigen konsentrator ini bisa memberikan hasil yang efektif, maka Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer dapat meminta Puskesmas untuk menggunakan oksigen konsentrator.

“Ke sini juga, kami mengirim (oksigen konsentrator) ke Riau,” katanya.

Berita terkait

Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

21 hari lalu

Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

Dokter mengatakan anak berisiko diare selama mudik Lebaran akibat pola makan yang tidak teratur. Penyakit apa lagi yang juga mengintai?

Baca Selengkapnya

Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

32 hari lalu

Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

Musim hujan membawa risiko peningkatan penyebaran berbagai penyakit berikut ini.

Baca Selengkapnya

Kabut Asap Selimuti Kota Dumai, Kondisi Udara Memburuk

36 hari lalu

Kabut Asap Selimuti Kota Dumai, Kondisi Udara Memburuk

Kabut asap yang menyelimuti udara Dumai berasal dari kebakaran lahan di beberapa titik, dan kiriman dari perbatasan dengan Kabupaten Bengkalis.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Tewaskan 123 dalam Bencana Terburuk Chile sejak Gempa 2010

6 Februari 2024

Kebakaran Hutan Tewaskan 123 dalam Bencana Terburuk Chile sejak Gempa 2010

Kebakaran hutan yang sejauh ini telah menewaskan 123 orang dan menghanguskan seluruh lingkungan disebut Presiden Chile sebagai tragedi sangat besar.

Baca Selengkapnya

Trend Asia Soroti Hilirisasi Nikel Jokowi Masih Bergantung pada PLTU Batu Bara: Memperburuk Kualitas Udara

29 Januari 2024

Trend Asia Soroti Hilirisasi Nikel Jokowi Masih Bergantung pada PLTU Batu Bara: Memperburuk Kualitas Udara

Trend Asia mengungkapkan kebijakan hilirisasi industri nikel yang digadang-gadang Presiden Jokowi masih bergantung pada PLTU batu bara.

Baca Selengkapnya

Penderita ISPA Meningkat Usai Erupsi Gunung Marapi, Dinkes Agam Lakukan Pemeriksaan

14 Januari 2024

Penderita ISPA Meningkat Usai Erupsi Gunung Marapi, Dinkes Agam Lakukan Pemeriksaan

Dinas Kesehatan Kabupaten Agam lakukan kegiatan pemeriksaan paru kepada masyarakat usai erupsi Gunung Marapi

Baca Selengkapnya

5 Tips Lindungi Buah Hati dari Batuk Pilek Akibat Perubahan Cuaca

17 Desember 2023

5 Tips Lindungi Buah Hati dari Batuk Pilek Akibat Perubahan Cuaca

Buah hati alami batu pilek, bisa terjadi karena adanya perubahan cuaca. Simak 5 tips cegah anak sakit.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Ungkap Kasus Covid-19 Meningkat 13 Persen pada Desember 2023

16 Desember 2023

Kemenkes Ungkap Kasus Covid-19 Meningkat 13 Persen pada Desember 2023

Kasus Covid-19 di Indonesia per 14 Desember 2023 ada sebanyak 359 kasus dengan peningkatan 13 persen.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Jakarta Meningkat Menjelang Akhir Tahun, Dinkes DKI: Mirip ISPA

9 Desember 2023

Kasus Covid-19 di Jakarta Meningkat Menjelang Akhir Tahun, Dinkes DKI: Mirip ISPA

Omicron EG.4 dan EG.5 dominan menjadi penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di Jakarta saat ini.

Baca Selengkapnya

Cegah Mycoplasma Pneumonia pada Anak, Ini Saran Dokter RSCM

6 Desember 2023

Cegah Mycoplasma Pneumonia pada Anak, Ini Saran Dokter RSCM

Dokter anak RSCM merekomendasikan imunisasi lengkap untuk mencegah koinfeksi mycroplasma pneumonia yang kini tengah merebak.

Baca Selengkapnya