Selain ISPA, Waspada Penyakit Ini Akibat Kebakaran Hutan

Rabu, 18 September 2019 11:40 WIB

Satgas Karhutla Riau terus berupaya melakukan pemadaman di tengah pekatnya asap kebakaran lahan gambut yang terbakar di Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, Senin, 16 September 2019. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang masih terjadi membuat sejumlah wilayah di Provinsi Riau terpapar kabut asap. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera dan Kalimantan telah menimbulkan banyak masalah kesehatan. Khususnya karena asap yang menggumpal, penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pun dialami sebagian besar masyarakat.

Untuk mengatasi hal ini, Menteri Kesehatan Nila Moeloek pun menyarankan agar mulai memanfaatkan teknologi tepat guna. Dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 16 September 2019, Nila mengatakan teknologi pertama yang bisa digunakan atasi masalah kesehatan kasus kebakaran hutan adalah pemasangan kain dakron yang dibasahi.

Bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung dan pernah digunakan untuk mencegah masalah kesehatan akibat Karhutla pada tahun 2017 silam, hasilnya pun telah terbukti efektif. “Setelah diuji coba di beberapa sekolah dan dilakukan pengukuran Indeks Standar Pencemar Udara di dalam dan di luar kelas, ternyata udara lebih baik di dalam kelas karena terpasang kain dakron,” katanya.

Selain ISPA, masalah kesehatan lain yang kerap muncul saat Karhutla adalah gastroenteritis dan dehidrasi berat. Nila menyebutkan bahwa kedua penyakit tersebut disebabkan oleh kurang tersedianya air bersih. Untuk mengatasinya, penggunaan teknologi kedua, yakni penjernih air pun wajib diterapkan. “Kalau sudah musim kemarau yang utama itu air. Politeknik Kesehatan sudah bisa menjernihkan air gambut, kecil alatnya,” katanya.

Oksigen konsentrator juga sedang diuji agar menjadi jalan keluar untuk masalah minimnya air bersih. Tim Pusat Krisis Kesehatan sempat memantau Puskesmas Pulang Pisau, Kalimantan Tengah yang bermasalah karena kabut asap yang begitu pekat. “Kita datangi, kita beri oksigen konsentrator kemudian Puskesmasnya kita tutup pakai kain dakron. Tim Pusat Krisis mau mengecek lagi ke sana,” katanya.

Advertising
Advertising

Rencananya, apabila teknologi ketiga, oksigen konsentrator ini bisa memberikan hasil yang efektif, maka Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer dapat meminta Puskesmas untuk menggunakan oksigen konsentrator. “Kami juga mengirim (oksigen konsentrator) ke Riau,” katanya.

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

1 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

6 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

7 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

8 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

16 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

17 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

21 hari lalu

Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

Dokter mengatakan anak berisiko diare selama mudik Lebaran akibat pola makan yang tidak teratur. Penyakit apa lagi yang juga mengintai?

Baca Selengkapnya

Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

33 hari lalu

Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

Musim hujan membawa risiko peningkatan penyebaran berbagai penyakit berikut ini.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

34 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya