TEMPO.CO, Jakarta - Apakah Anda mual saat minum susu? Mungkin Anda alami masalah kesehatan intoleransi laktosa. Masalah itu adalah sebuah kondisi yang terjadi karena tidak terhidrolisisnya laktosa secara optimal di dalam usus akibat enzim laktase yang berkurang.

Dokter gizi Haekal Anshari menjelaskan bahwa intoleransi laktosa terjadi karena kebiasaan seseorang yang tak lagi mengkonsumsi susu. Sehingga saat meminumnya kembali, tubuh pun memberikan perlawanan. “Di Indonesia, kasusnya mencapai 80 persen kalau dibandingkan dengan negara-negara di Asia. Karena Indonesia yang paling minim minum susunya,” katanya dalam acara Press Launching Yolite C+100 di Jakarta pada Kamis, 19 September 2019.

Haekal menjelaskan, penolakan kepada produk susu yang tinggi laktosa itu akan menimbulkan beberapa gejala. Contohnya adalah mual, diare, kram perut, perut kembung dan sering buang air. Umumnya, reaksi ini mulai dirasakan setelah 30 menit pasca seseorang mengkonsumsi susu. “Kalau Anda merasakan gejala-gejala ini, bisa saja intoleransi laktosa,” katanya.

Dampaknya pun tidak main-main. Karena tak lagi bisa menerima susu, tubuh pun akan mengalami penurunan fungsi. Contohnya mudah terjangkit osteoporosis hingga malnutrisi. “Susu mengandung nutrisi yang kompleks dan lengkap. Jadi kalau tidak bisa minum susu, nutrisi seperti kalsium dan vitamin D untuk tulang bisa hilang,” katanya.

Karena tidak ada cara yang efektif untuk menyembuhkannya, Haekal pun menghimbau agar masyarakat kembali kepada pola kanak-kanak, yakni rajin minum susu. “Lebih baik mencegah daripada mengobati. Saya sarankan sekarang harus minum susu secara rutin agar tidak mengalami intoleransi laktosa,” katanya.