Telur Ayam Fungsional, Inovasi Atasi Stunting di Kabupaten Sleman
Reporter
Tempo.co
Editor
Mitra Tarigan
Rabu, 25 September 2019 05:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun bangga memamerkan satu pak telur yang berisi 10 butir kepada wartawan dan hadirin. Secara kasat mata, rupa telur itu mirip dengan telur yang bisa ditemukan masyarakat di toko kelontong. "Ini telur khusus, inovasi dari tim di Universitas Gadjah Mada binaan Profesor Ali Agus untuk mengatasi stunting," kata Sri pada 18 September 2019.
Menurut Sri, ayam-ayam petelur yang menghasilkan telur khusus ini adalah ayam sehat yang diberikan pakan khusus. Sri pun menjelaskan bahwa telur ini memiliki beberapa keunggulan, seperti kolesterol lebih rendah, mengandung mineral Fe dan Se lebih banyak, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, dan protein albumin lebih tinggi dari telur biasa.
Tidak semua warga Sleman mengkonsumsi telur ini. Menurut Sri, telur dengan khasiat sangat baik ini digunakan pemerintahnya untuk menangani masalah stunting (kerdil) di Sleman. "Kami berikan telur ini kepada ibu-ibu hamil yang rentan. Agar bayi mereka tidak stunting," katanya.
Pada 2018, angka stunting di Sleman mencapai 11 persen. Angka ini turun tipis dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 11,6 persen. Kasus stunting tertinggi di Kabupaten Sleman terdapat di Kecamatan Prambanan, Moyudan, dan Seyegan. Angka stunting di Sleman itu memang sudah jauh lebih baik dibandingkan angka stunting nasional, yang mencapai 30,8 persen. "Kami memang sudah lebih kecil dari angka stunting nasional, tapi kami terus upayakan hingga 0," kata Sri.
Sleman menjadi salah satu Kabupaten Ramah Anak peringkat Nindya pada evaluasi kabupaten/kota layak anak 2019. Salah satu keunggulan Sleman hingga mendapatkan predikat Nindya adalah dalam bidang kesehatan, yaitu dalam menangani stunting.
Selain memberikan telur inovasi itu kepada ibu-ibu hamil yang mengalami masalah gizi dan dalam kondisi rentan, Sri menjelaskan ada pula beberapa upaya yang mereka lakukan untuk menekan angka stunting. Mereka melakukan gerakan atasi anemia dan talasemia. Gerakan ini dilakukan di kalangan remaja.
Sri mengatakan sebagai bentuk deteksi dini, saat masuk sekolah, tingkat SMA setiap remaja perempuan akan diperiksa kadar hemoglobin. Hemoglobin adalah molekul protein dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh dan mengembalikan karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru untuk dikeluarkan melalui pernapasan. Hemoglobin juga mempunyai peranan penting dalam menjaga bentuk sel darah merah.
Bagi remaja perempuan yang kekurangan hemoglobin, maka akan diberikan perlakuan khusus. Mereka akan diberikan tablet besi. Sayang, kata Sri, program pemberian tablet besi selama ini, tidak berpengaruh secara signifikan untuk mengurangi permasalahan stunting di Kabupaten Sleman. Alasannya masih banyak anak yang tidak memakan tablet besi yang sudah berikan. Untuk mengatasi hal itu, maka ada salah satu hari yang ditentukan untuk makan tablet penambah darah secara bersama-sama yang melibatkan guru. "Jadi gerakan ini melibatkan guru olahraga dan anak sekolah jadi panitia," kata Sri.
Indonesia targetkan tahun 2030 semua daerah di Indonesia sudah menjadi daerah dengan predikat Kota atau Kabupaten Layak Anak. Saat ini belum ada satu pun daerah di Indonesia mendapatkan predikat itu. Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Lenny Nurhayanti Rosalin menjelaskan saat ini ada 80 juta anak yang perlu dinaungi dari 261 juta penduduk Indonesia. Anak-anak itu tentunya akan menjadi masa depan Indonesia. Sebagai generasi penerus bangsa, anak-anak ini diharapkan tumbuh dewasa menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh.
Lenny berharap nilai baik yang dilakukan pemerintah Kabupaten Sleman dalam mendukung kota layak anak di bidang kesehatan bisa dicontoh oleh kabupaten atau kota lain yang ada di Indonesia. Menurutnya, bila pemerintah daerah fokus untuk menjadikan daerahnya sebagai kota atau kabupaten layak anak, maka visi itu akan beriringan dengan memperbaiki kondisi kesehatan suatu daerah. "Untuk menjadi kota layak anak, pemerintah daerah itu tidak perlu menambah anggaran. Indikator kota layak anak itu beririsan dengan visi beberapa bidang, salah satunya bidang kesehatan. Jadi kalau kabupaten itu sudah berpredikat 'Kabupaten Layak Anak' dijamin anak-anak di daerah itu sehat semua," kata Lenny.