Bedanya Poster Demo Tahun 1998 dan Zaman Now yang Nyeleneh

Jumat, 27 September 2019 05:30 WIB

Pendemo mengangkat poster bernada lucu saat ribuan mahasiswa dari berbagai Kampus di Jabodetabek melakukan aksi demo di depan gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 24 September 2019. Di antara sejumlah poster berisi tuntutan rakyat terselip pesan bernada humor. TEMPO/Bernetta Nindya

TEMPO.CO, Jakarta - Demonstrasi mahasiswa dan pelajar yang berlangsung sejak Senin 23 September 2019 masih hangat diperbincangkan publik. Tidak hanya tujuan demonstrasi atas ketidaksetujuan sejumlah Rancangan Undang Undang saja yang didiskusikan masyarakat, namun juga poster-poster yang dibawa oleh para demonstran.

Berbeda dengan poster demonstrasi mahasiswa yang dilakukan pada tahun 1998, poster unjuk anak zaman now justru diwarnai dengan banyak ungkapan nyeleneh dan mengocok perut. Bila Anda melihat di dunia maya berbagai poster demonstran pada 1998, Anda akan menemukan tulisan seperti 'Tangkap dan Adili Soeharto dan Kroni Sekarang Juga'. Anda juga mungkin akan melihat poster dengan tulisan dengan huruf kapital 'Turunkan Harga, Gulingkan Soeharto. Nasionalisasi Aset Soeharto!'. Poster dan spanduk itu tentunya menjadi suara yang ingin disampaikan para mahasiswa yang ikut dalam reformasi 1998.

Nah, poster - poster dengan nada tegas yang berseru kepada pemerintah pun tetap Anda lihat pada demonstrasi kali ini. Bedanya, pada demonstrasi zaman now, Anda pun akan mendapati tulisan poster nyeleneh yang sebenarnya tidak ada hubungan dengan keamanan negara atau keadilan hukum.

Pendemo mengangkat poster bernada lucu saat ribuan mahasiswa dari berbagai Kampus di Jabodetabek melakukan aksi demo di depan gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 24 September 2019. Di antara sejumlah poster berisi tuntutan rakyat terselip pesan bernada humor. TEMPO/Bernetta Nindya

Di media sosial Anda akan menemukan poster-poster yang mengocok perut dengan tulisan 'Cukup Cintaku yang Padam, KPK Jangan!'. Anda pun akan melihat seruan seperti 'Pak, Skincareku Mahal dipakai Panas-Panasan. Tapi Gapapa, Soalnya NKRI lebih Mahal Harganya!'.

Kira-kira apa yang mempengaruhi anak zaman now 'menegur' para pejabat negara dengan tulisan yang menyindir itu?

Advertising
Advertising

Psikolog Friska Asta menjelaskan dua alasan utamanya. Pertama, menurut Friska, situasi negara pada kedua zaman tersebut sangat berbeda. Pada era pemerintahan Soeharto, Friska mengatakan bahwa komunikasi sangat dibatasi dan diatur.

Akibatnya, gaya demonstrasi pun juga terbilang lebih resmi. “Di tahun 1998, saya cari di Google tulisan posternya tidak neko-neko. Paling turunkan Soeharto dan sebagainya,” katanya saat dihubungi Tempo.co pada Kamis, 26 September 2019.

Sebaliknya, pada era pemerintahan Jokowi, demokrasi telah dijunjung tinggi. Friska mengatakan bahwa hal tersebut menyebabkan cara berkomunikasi bisa dilakukan secara bebas. “Sekarang setiap orang bisa menyampaikan aspirasinya tanpa batas. Itulah kenapa gaya bahasa sekarang terlihat berbeda,” katanya.

Selain perbedaan situasi negara, Friska juga menjelaskan pengaruh media sosial yang besar. Ia mengatakan pada tahun 1998, media sosial tidak sebesar saat ini. Sehingga setiap individu tidak terkoneksi satu dengan yang lainnya. “Dulu waktu demo, mereka hampir tidak kenal satu sama lain. Jadi pandangannya satu, resmi,” katanya.

Sedangkan kini, media sosial telah merajalela. Hal ini menyebabkan koneksi dan pergerakan yang signifikan dari setiap individu. “Ketika mereka kenal dan tahu apa yang terjadi, mereka bisa meniru dan membaur. Akhirnya tercipta tulisan-tulisan itu,” katanya.

Berita terkait

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

5 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

5 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

6 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

12 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

13 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

13 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

13 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

13 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya

Kembali Beredar, Poster Berisikan Sejumlah Nama Menteri Kabinet Prabowo

36 hari lalu

Kembali Beredar, Poster Berisikan Sejumlah Nama Menteri Kabinet Prabowo

Poster berisi kandidat menteri Kabinet Prabowo kembali muncul ke permukaan. Sebelumnya, pernah juga beredar poster serupa. Apa bedanya?

Baca Selengkapnya

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

41 hari lalu

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya