Menghukum Bukan Cara Tepat Mendisiplinkan Anak, Simak Kata pakar

Reporter

Tempo.co

Senin, 21 Oktober 2019 17:26 WIB

Ilustrasi ibu memukul bokong anak.

TEMPO.CO, Jakarta - Menghukum anak hanya akan membuat mereka terdorong untuk melakukan kesalahan yang sama berulang kali. Menghukum anak saat melakukan kesalahan mungkin bukan pilihan yang tepat. Alih-alih mendisiplinkan anak dengan cara menghukum, para orang tua disarankan untuk memberi alternatif lain.

Profesor dari Institut Psikologi Umum Universitas Würzburg, Andreas Eder, mengatakan bahwa anak-anak cenderung berhenti melakukan kesalahan jika diberi pilihan, bukan sekedar hukuman atau kritik.

“Studi yang kami lakukan menunjukkan bahwa anak yang dihukum karena melakukan suatu kesalahan tidak lantas dapat menerima hukuman yang diberikan. Mereka justru terdorong untuk melakukannya lagi dan lagi,” jelas Eder.

Untuk membuktikan hal tersebut, studi yang dipimpin oleh Eder mengajak para partisipan untuk melengkapi tugas mudah yang melibatkan sebuah angka yang berkedip pada layar. Partisipan diberi kesempatan untuk memilih angka yang diinginkan.

Pilihan angka tersebut lebih kecil atau lebih besar dari angka lima. Setelah memilih, mereka diminta untuk menekan satu dari dua tombol yang ada. Masing-masing tombol merepresentasikan angka yang lebih kecil atau lebih besar dari lima.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, partisipan sudah diberi tahu bahwa tombol tersebut bekerja seperti alat kejut. Tombol dengan angka yang lebih besar dari angka lima menghasilkan sengatan yang jauh lebih kuat dibanding dengan tombol dengan angka yang lebih kecil dari angka lima. Selama penelitian berlangsung, para peneliti berasumsi bahwa partisipan akan menekan tombol kejut tersebut secara perlahan mengingat konsekuensi yang harus dirasakan.

Kenyataannya justru berbanding terbalik. Partisipan menekan tombol tersebut lebih cepat, bahkan cenderung tidak berpikir lama. Hasil yang cukup mengejutkan bagi para peneliti tersebut secara tidak langsung memberi jawaban bahwa hukuman saja tidak cukup untuk menghentikan perilaku anak yang dianggap nakal karena melakukan suatu kesalahan.

Penelitian yang dilakukan dua kali berturut-turut tersebut menunjukkan hasil yang sama. Para partisipan memencet tombol yang merepresentasikan angka lebih kecil dari lima dengan sengatan lebih lemah sangat cepat tanpa berpikir ulang.

“Artinya, hukuman tidak lantas menaklukan perilaku tidak baik seorang anak, meski ia mengetahui risikonya. Untuk mendisiplinkan anak, jauh lebih baik jika hukuman yang diberikan disertai dengan perbincangan antara orang tua dan anak untuk mengetahui alasan mengapa anak melakukan suatu hal yang dianggap tidak benar oleh orang tua. Rangkul mereka untuk berani mengungkapkan alasan saat melakukan suatu hal,” tutur Eder, dikutip dari Daily Mail.

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

18 jam lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

21 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

21 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

2 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

4 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Peradilan Siallagan: Pemidanaan Adat Batak Sebelum Hukum Modern, Ada Kanibalisme

5 hari lalu

Peradilan Siallagan: Pemidanaan Adat Batak Sebelum Hukum Modern, Ada Kanibalisme

Dia menyebut kedatangan misionaris menjadi peralihan di mana hukum pidana modern menggantikan hukum pidana Batak.

Baca Selengkapnya

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

10 hari lalu

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

Berminat menjadi sarjana hukum, tentu saja harus kuliah di fakultas hukum. Berikut yang perlu disiapkan calon mahasiswa hukum.

Baca Selengkapnya

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

10 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

10 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya