Minum Kopi Teratur Bisa Bantu Kesehatan Sistem Pencernaan

Reporter

Praga Utama

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 7 November 2019 05:45 WIB

Iustrasi kopi. Unsplash.com/Christiana Rivers

TEMPO.CO, Jakarta - Manfaat kesehatan dari minum kopi semakin banyak ditemukan oleh para ahli. Sebelumnya, beberapa riset menyatakan minum kopi secara rutin dapat melawan lemak tidak sehat, mengurangi peradangan yang berkaitan dengan obesitas, dan melindungi otak hingga usia lanjut. Minum kopi juga dapat menjaga arteri tetap sehat dan lentur dengan mencegah penumpukan kalsium dan risiko penyumbatan. Selain itu, minum kopi membantu tubuh melawan diabetes dengan meningkatkan kontrol gula darah serta menjaga hati tetap sehat.

Kini para peneliti menemukan satu lagi alasan yang menguatkan kopi menjadi minuman kegemaran semua kalangan. Penelitian terbaru ini menyoroti mekanisme di balik efek kopi dengan melihat hubungan antara kopi dan kesehatan mikrobiota pada usus. Penelitian ini dilakukan di Pusat Inovasi dalam Kualitas, Efektivitas, dan Keselamatan, Pusat Medis Michael E. DeBakey VA, Baylor College of Medicine, di Houston, Texas, Amerika Serikat.

"Sudah banyak peneliti yang tahu bahwa mengkonsumsi kopi terbukti bermanfaat dalam melawan penyakit metabolisme," kata dokter Li Jiao, peneliti senior dalam riset ini, seperti dikutip Medical News Today, 30 Oktober lalu. "Dalam penelitian ini kami mengamati hubungan antara konsumsi kafein dan komposisi serta struktur mikrobiota dalam usus besar."

Untuk melakukannya, para ilmuwan meminta 34 peserta menjalani pemeriksaan kolonoskopi dan endoskopi untuk memastikan kesehatan usus mereka. Para peneliti lalu memeriksa 97 sampel biopsi dari berbagai segmen para peserta, mengekstraksi DNA mikroba, dan menganalisis urutan 16-rRNA.

Para peserta juga diminta mengisi kuesioner untuk mengevaluasi asupan kopi harian. Tim membagi asupan kopi menjadi konsumsi kopi tinggi, setidaknya 82,9 miligram per hari, dan konsumsi kopi rendah, yakni kurang dari 82,9 mg setiap hari.

Advertising
Advertising

Dari pemeriksaan itu terungkap bahwa para peserta yang rutin mengkonsumsi kafein dalam kategori tinggi memiliki tingkat bakteri Erysipelatoclostridium (E. ramosum) yang rendah. Ini adalah genus bakteri yang "berpotensi berbahaya". Li Jao, yang merupakan profesor gastroenterologi, mengatakan keberadaan bakteri E. ramosum dalam sistem pencernaan sebetulnya wajar. "Tapi, jika berlebihan, akan berbahaya."

KORAN TEMPO

Berita terkait

Bukan Penyakit, Ini yang Perlu Dipahami soal Mual

36 menit lalu

Bukan Penyakit, Ini yang Perlu Dipahami soal Mual

Mual merupakan gejala dibanding kondisi kesehatan. Apa saja penyebabnya dan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya?

Baca Selengkapnya

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

13 jam lalu

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

Seseorang perlu waspada agar tidak mengonsumsi paracetamol bersamaan dengan minum kopi. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

6 Cara Menangani Asam Urat dengan Sederhana, Salah Satunya Minum Air Lemon

1 hari lalu

6 Cara Menangani Asam Urat dengan Sederhana, Salah Satunya Minum Air Lemon

Asam urat dapat ditangani secara sederhana dengan pengobatan rumahan. Berikut 7 cara yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

4 hari lalu

Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

Mulut adalah bagian tubuh penting dan pintu saluran pencernaan. Berikut fakta menarik dan aneh terkait mulut sebagai organ yang kompleks.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

6 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

7 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

8 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

8 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

8 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya