Memahami Fungsi Zat Besi dan Kebutuhannya

Reporter

Antara

Jumat, 13 Desember 2019 11:24 WIB

Ilustrasi anemia. (Style Craze)

TEMPO.CO, Jakarta - Zat besi adalah nutrisi penting karena mengikat protein hemoglobin dan membantu mengangkut sel darah merah dari paru-paru ke berbagai bagian tubuh. Zat ini terdiri dari dua, yakni zat besi heme yang ditemukan dalam protein hewani dan zat besi nonheme, yang bersumber dari sayuran dan kacang hijau.

Dari keduanya, zat besi heme dapat dengan mudah diserap oleh tubuh secara komparatif. Metabolisme zat besi berbeda karena tubuh menggunakan kembali dan mendaur ulang nutrisi tanpa mengeluarkannya. Itulah sebabnya kelebihan zat besi bisa menjadi perhatian serius.

Zat besi dapat menjadi racun bagi jantung dan hati hanya melalui transfusi darah dan hemokromatosis, suatu kondisi di mana zat besi diserap ke dalam saluran pencernaan.

Kebutuhan zat besi disesuaikan dengan usia seseorang dan biasanya semakin bertambah seiring pertambahan usia. Mengutip Healthline, bayi hingga usia 6 bulan membutuhkan sekitar 0,27 miligram, usia 7-12 bulan kebutuhannya menjadi 11 miligram.

Anak berusia 1-3 tahun membutuhkan 7 miligram zat besi, usia 4-8 tahun kebutuhannya menjadi 10 miligram, dan saat usianya mencapai 9-13 tahun menjadi 8 miligram per hari. Saat dewasa, kebutuhan zat besi per hari menjadi 18 miligram. Sementara untuk wanita hamil, kebutuhannya lebih tinggi, yakni 27 miligram per hari.

Advertising
Advertising

Melalui sumber makanan, seseorang tidak mungkin kelebihan zat besi asalkan mengetahui batas yang dapat ditoleransi (UL), yakni sekitar 40- 45 mg per hari. Seseorang yang kekurangan zat besi sering merasa lelah, lemah, terlihat pucat, gelisah, mudah memar, tangan atau kaki menjadi dingin, dan memiliki kuku rapuh dalam beberapa kasus.

Kondisi lain yang bisa terjadi saat seseorang kekurangan zat besi adalah anemia defisiensi besi. Kondisi ini bisa dialami bayi, wanita hamil, dan remaja. Anak yang kekurangan zat besi tidak bertambah gemuk, sering sakit, pucat, dan terlihat lelah.

Ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi maka pembentukan sel darah merah baru akan terhambat. Sebaliknya, tanda terlalu banyak zat besi, seperti nyeri sendi, mudah jatuh sakit, dan perubahan warna kulit. Transfusi darah juga dapat menyebabkan terlalu banyak konten zat besi terakumulasi.

Berita terkait

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

42 hari lalu

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?

Baca Selengkapnya

Maag hingga Sakit Kepala, Inilah 5 Efek Samping Minum Teh Setiap Hari

58 hari lalu

Maag hingga Sakit Kepala, Inilah 5 Efek Samping Minum Teh Setiap Hari

Konsumsi teh yang berlebihan juga dapat berdampak buruk pada kesehatan.

Baca Selengkapnya

Perhatikan 4 Hal Ini Saat Memilih Susu Anak

21 Februari 2024

Perhatikan 4 Hal Ini Saat Memilih Susu Anak

Permasalahan gizi seperti kekurangan zat besi masih menghantui anak-anak Indonesia. Simak 4 tips memilih susu untuk anak.

Baca Selengkapnya

Bahaya Ibu Hamil Makan Kedelai Utuh bagi Janin Laki-laki Menurut Dokter Kandungan

18 Januari 2024

Bahaya Ibu Hamil Makan Kedelai Utuh bagi Janin Laki-laki Menurut Dokter Kandungan

Dokter kandungan mengatakan makan kedelai utuh bisa memicu masalah genital pada janin laki-laki. Apa dampaknya?

Baca Selengkapnya

Pakar: Ibu Hamil Perlu Zat Besi tapi Jangan Kelebihan Vitamin A, Cek Risikonya

16 Januari 2024

Pakar: Ibu Hamil Perlu Zat Besi tapi Jangan Kelebihan Vitamin A, Cek Risikonya

Ibu hamil butuh zat besi untuk mencegah anemia dan perkembangan janin tapi tak dianjurkan mengasup vitamin A terlalu banyak. Pakar sebut risikonya.

Baca Selengkapnya

Tanda Tubuh Kekurangan 3 Vitamin dan Mineral Penting Ini

14 Januari 2024

Tanda Tubuh Kekurangan 3 Vitamin dan Mineral Penting Ini

Banyak orang dibawa ke RS di karena kurang gizi dan ternyata kekurangan tiga macam vitamin dan mineral ini yang paling banyak kasusnya.

Baca Selengkapnya

Desak Anies di Samarinda: Petani Pilih Tanam Sorgum daripada Singkong, Apakah Itu?

13 Januari 2024

Desak Anies di Samarinda: Petani Pilih Tanam Sorgum daripada Singkong, Apakah Itu?

Pada acara Desak Anies di Samarinda, ada seorang warga yang memilih untuk menanam sorgum ketimbang singkong. Apakah itu sorgum?

Baca Selengkapnya

Cokelat Putih Kerap Memunculkan Kebingungan soal Kategori, Bisakah Disebut Cokelat?

12 Januari 2024

Cokelat Putih Kerap Memunculkan Kebingungan soal Kategori, Bisakah Disebut Cokelat?

Banyak yang ragu apakah cokelat putih termasuk jenis cokelat. Apakah rasanya seperti cokelat, kegunaan dan nilai gizinya? Simak penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya

Deretan Makanan Kaya Zat Besi Bisa Bantu Tingkatkan Kadar Hemoglobin Tubuh

7 Januari 2024

Deretan Makanan Kaya Zat Besi Bisa Bantu Tingkatkan Kadar Hemoglobin Tubuh

Memasukkan buah dan sayuran kaya zat besi ke dalam makanan Anda dapat membantu meningkatkan kadar hemoglobin.

Baca Selengkapnya

Inilah 4 Makanan yang Signifikan Meningkatkan Zat Besi pada Wanita

20 Desember 2023

Inilah 4 Makanan yang Signifikan Meningkatkan Zat Besi pada Wanita

Berikut empat makanan yang secara signifikan dapat meningkatkan kadar zat besi pada wanita.

Baca Selengkapnya