Termakan Iklan, Banyak Salah Kaprah tentang Susu Kental Manis

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Minggu, 29 Desember 2019 21:32 WIB

Susu kental manis. Finecooking.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Harian Yayasan Abhipraya Cendika Indonesia (YAICI) Arif Hidayat mengatakan terjadi mispersepsi atau kesalahan pandangan masyarakat akan susu kental manis (SKM) sebagai minuman yang bergizi tinggi. "Ini mispersepsi yang terjadi di masyarakat, yang beranggapan bahwa SKM adalah minuman susu. Padahal kenyataannya, kandungan protein dalam susu sangat sedikit. Justru kandungan gula dalam SKM mencapai lebih dari 50 persen,” ujar Arif dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu 28 Desember 2019.

SKM dianggap sebagai minuman susu yang bisa dikonsumsi setiap hari. Padahal sejatinya susu kental manis adalah pelengkap makanan. Untuk itu, YAICI bersama Muslimat NU dan PP Aisyiyah mendorong produsen tidak lagi mengiklankan SKM sebagai susu, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap masa depan generasi muda Indonesia yang lebih sehat dan produktif

Arif menambahkan bahwa produsen sudah lebih dari seratus tahun mengiklankan susu kental manis sebagai susu. Sehingga wajar bila pesan bahwa SKM sebagai minuman sehat dan bergizi yang bisa diminum setiap hari sudah tertanam di benak sebagian besar masyarakat.

Hasil survei yang dilakukan YAICI bersama PP Aisyiyah pada periode September-November lalu, juga mengungkapkan temuan bahwa persepsi masyarakat terhadap SKM, dan keputusan orang tua untuk memberikan minuman SKM kepada anaknya juga dipengaruhi oleh iklan di televisi.

YAICI bersama Majelis Kesehatan PP Aisyiyah melakukan survei tentang konsumsi Susu Kental Manis/Krimer Kental di Provinsi Aceh, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Utara Manado. Dari hasil survei disimpulkan bahwa iklan produk pangan pada media massa khususnya televisi sangat mempengaruhi keputusan orang tua terhadap pemberian asupan gizi untuk anak.

Advertising
Advertising

Sebanyak 37 persen responden beranggapan bahwa susu kental manis adalah susu, bukan topping, dan 73 persen responden mengetahui informasi susu kental manis sebagai susu dari iklan televisi. “Ini menunjukkan betapa iklan sebagai promosi produk yang ditayangkan berulang di televisi akan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap produk yang diiklankan. Sehingga sampai hari ini masih ada masyarakat yang tetap mengonsumsi SKM sebagai susu karena mereka meyakini bahwa peruntukan SKM memang sebagai susu,” kata Arif.

Kondisi ini, kata Arif, sangat mengkhawatirkan. Hal itu dikarenakan kandungan gula pada SKM sangat tinggi, seharusnya SKM tidak diminum setiap hari sebagai susu. "Gula yang dikonsumsi melampaui kebutuhan akan berdampak pada peningkatan berat badan, bahkan jika dilakukan dalam jangka waktu lama secara langsung akan meningkatkan kadar gula darah dan berdampak pada terjadinya diabetes tipe-2,” tegas dia.

Ketua Bidang Kesehatan Pimpinan Pusat Muslimat NU, Erna Yulia Sofihara, mendorong produsen untuk membuat lebih banyak iklan-iklan kreatif tentang peruntukan SKM sebagai topping. “Sebab dari pihak kami sendiri tidak melarang iklan susu kental manis. Hanya saja, kami mengimbau produsen untuk mengiklankan SKM sesuai dengan peruntukannya sebagai topping, bukan sebagai minuman susu” kata Erna.

Erna menambahkan, edukasi tentang SKM yang dilakukan oleh kader Muslimat NU di daerah-daerah, juga mendorong masyarakat menciptakan berbagai kreasi makanan sehat dari susu kental manis. Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, Chairunnisa, mengatakan persoalan iklan SKM sangat terkait dengan regulasi. “Kami mengimbau adanya regulasi yang memang secara tegas menyatakan larangan untuk mengiklankan SKM sebagai susu. Bila regulasi ini sudah tegas dinyatakan, maka kami mengimbau produsen untuk mematuhi regulasi tersebut,” kata Chairunnisa.

Pihak PP Aisyiyah sendiri, kata Chairunnisa, sudah menyampaikan rekomendasi kepada BPOM untuk melarang pemberian konsumsi SKM kepada anak-anak hingga usia dua tahun. Chairunnisa menambahkan, apabila rekomendasi itu diakomodir oleh BPOM dalam bentuk regulasi, maka produsen diimbau mentaati peraturan dengan mencantumkan ketentuan tersebut dalam setiap iklan SKM yang ditayangkan dalam semua bentuk media komunikasi.

Berita terkait

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

12 jam lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

6 hari lalu

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

Memilih antara susu sapi dan susu kerbau bergantung pada preferensi individu, kebutuhan nutrisi, dan pertimbangan pola makan.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

11 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

11 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya