Mitos Keliru soal Olahraga, Bagaimana Faktanya?
Reporter
Bisnis.com
Editor
Yayuk Widiyarti
Kamis, 9 Januari 2020 15:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ada saja alasan orang tidak meluangkan waktu untuk berolahraga. Selain karena kesibukan, juga banyak kesalahpahaman tentang aktivitas ini.
Dilansir Independent, berikut sembilan mitos umum tentang olahraga dan fakta ilmiah yang sebenarnya.
Orang yang sangat fit tidak perlu berolahraga
Sayangnya, manfaat kesehatan dari olahraga tidak akan bertahan lama jika Anda tidak mempertahankan kebiasaan olahraga. Penurunan kebiasaan olahraga yang signifikan dapat menyebabkan hilangnya manfaat awal yang nyata, seperti kebugaran kardiovaskular dan daya tahan tubuh, dan konsistensi adalah kuncinya.
Berjalan sepanjang hari tidak memiliki manfaat yang sama dengan berolahraga
Menggunakan kaki dan bergerak sepanjang hari berarti telah melakukan aktivitas fisik tingkat tinggi dan meningkatkan kesehatan. Untuk mengoptimalkan manfaat kesehatan, tingkatkan intensitas olahraga. Pastikan bahwa olahraga tersebut cukup untuk membuat sedikit berkeringat, setidaknya 150 menit seminggu, jika memungkinkan.
Olahraga perlu 10 menit atau lebih lama, jika tidak buang-buang waktu
Kabar baiknya tidak ada batasan minimal untuk berolahraga dan manfaatnya bagi kesehatan. Lakukan pekerjaan harian yang aktif, seperti membawa tas belanjaan dan melakukan segala rupa pekerjaan rumah dan berkebun, untuk meningkatkan kesehatan. Cobalah untuk melakukan pekerjaan ringan atau aktivitas olahraga pendek, setengah menit hingga dua menit, yang diulangi beberapa kali sepanjang hari, seperti menaiki beberapa anak tangga dengan intensitas yang cukup tinggi.
Penderita penyakit kronis harus menghindari olahraga
Ini jelas salah. Menjadi lebih aktif justru akan bermanfaat bagi berbagai kondisi kronis, termasuk kanker, penyakit jantung, dan penyakit paru obstruktif kronis. Jadilah seaktif mungkin selama kondisi memungkinkan. Jika emiliki kebutuhan kesehatan yang kompleks, konsultasikan dengan dokter sebelum memulai kebiasaan olahraga baru dan dapatkan saran dari ahli fisioterapi atau ahli olahraga lain.
Terlalu tua untuk berolahraga
Ini tidak benar. Bukti menunjukkan bahwa penuaan saja bukanlah penyebab masalah besar sampai Anda berusia pertengahan 90-an. Selain itu, kekuatan dan massa otot dapat ditingkatkan, bahkan pada usia lanjut. Idealnya, sertakan latihan aerobik, latihan keseimbangan, dan penguatan otot jika berusia 65 tahun atau lebih.
Olahraga akan membuat kurus
Belum tentu. Kombinasikan pembatasan kalori dengan aktivitas fisik untuk menurunkan berat badan yang lebih sukses dan ingat, Anda akan mencapai apa-apa jika mempertahankan pola makan yang buruk. Orang yang ingin menurunkan atau mempertahankan berat badan mungkin perlu melakukan lebih dari 300 menit per minggu olahraga sedang untuk mencapai tujuan, termasuk kerja ketahanan untuk membangun massa tubuh tanpa lemak.
Berlari seminggu sekali tidak cukup
Yakinlah bahwa intensitas lari sesedikit apa pun, bahkan sekali seminggu, akan menghasilkan manfaat kesehatan yang penting. Jika tidak punya banyak waktu untuk berolahraga, bahkan berlari sedikitnya 50 menit seminggu sekali, telah terbukti menghasilkan penurunan risiko kematian dini.
Orang hamil harus santai saja
Aktivitas fisik dengan intensitas sedang aman untuk wanita hamil yang umumnya sehat dan tidak menimbulkan risiko bagi kesehatan janin. Aktivitas fisik mengurangi risiko kenaikan berat badan yang berlebihan dan diabetes gestasional selama kehamilan.
Tidak enak badan tidak boleh berolahraga
Jika mengalami demam, sangat tidak sehat, atau sedang mengalami tingkat rasa sakit atau kelelahan yang tinggi, jangan berolahraga. Dalam kebanyakan kasus lain, menjadi aktif secara fisik adalah aman, tetapi dengarkan tubuh dan kurangi beban olahraga jika perlu.