Manfaat Kenari untuk Usus dan Jantung Sehat

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 21 Januari 2020 19:11 WIB

Kacang Kenari. Dok: StockXpert

TEMPO.CO, Jakarta - Kenari tidak hanya bisa dijadikan tambahan kue tetapi juga mengembangkan bakteri baik di usus. Sebuah penelitian menunjukkan bakteri baik ini dapat berkontribusi pada kesehatan jantung.

Dalam uji coba terkontrol secara acak, para peneliti menemukan bahwa mengonsumsi kenari setiap hari merupakan bagian dari diet sehat yang dikaitkan dengan peningkatan bakteri tertentu pembantu peningkatkan kesehatan. Selain itu, perubahan-perubahan dalam bakteri usus dikaitkan dengan perbaikan dalam beberapa faktor risiko penyakit jantung.

Kristina Petersen, asisten profesor peneliti di Penn State, Amerika Serikat, mengatakan studi tersebut menunjukkan ihwal kenari sebagai camilan sehat bagi jantung dan usus.

"Mengganti camilan biasa, terutama jika tidak sehat, dengan kenari adalah perubahan kecil yang bisa dilakukan untuk memperbaiki pola makan," kata Petersen, dilansir Science Daily.

"Bukti substansial menunjukkan bahwa perbaikan kecil dalam diet sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makan dua 2-3 ons kenari sehari sebagai bagian dari diet sehat bisa menjadi cara yang baik untuk meningkatkan kesehatan usus dan mengurangi risiko penyakit jantung," lanjutnya.

Advertising
Advertising

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kenari ketika dikombinasikan dengan diet rendah lemak jenuh mungkin memiliki manfaat bagi kesehatan jantung. Makan kenari setiap hari membantu menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah.

Menurut para peneliti, penelitian lain telah menemukan bahwa perubahan pada bakteri di saluran pencernaan, juga dikenal sebagai mikrobioma usus, dapat membantu menjelaskan manfaat kardiovaskular dari kenari.

"Ada banyak pekerjaan yang dilakukan pada kesehatan usus dan bagaimana hal itu mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan," kata Penny Kris-Etherton, profesor nutrisi terkemuka di Penn State.

Jadi, selain melihat faktor-faktor seperti lipid dan lipoprotein, peneliti juga ingin melihat kesehatan usus, juga apakah perubahan kesehatan usus dengan konsumsi kenari terkait dengan peningkatan faktor risiko penyakit jantung.

Untuk penelitian ini, para peneliti merekrut 42 peserta dengan kelebihan berat badan atau obesitas yang berusia 30-65 tahun. Sebelum penelitian dimulai, para peserta ditempatkan pada diet rata-rata selama dua minggu.

Setelah diet ini, para peserta secara acak ditugaskan mengadopsi salah satu dari tiga diet studi, yang semuanya termasuk lebih sedikit lemak jenuh daripada diet rata-rata. Diet termasuk yang memasukkan kenari utuh, yang mengandung jumlah yang sama dari asam alfa-linolenat (ALA) dan asam lemak tak jenuh ganda tanpa kenari, dan yang sebagian mensubstitusi asam oleat (asam lemak lain) dengan jumlah yang sama dengan ALA yang ditemukan pada kenari.

Dalam ketiga diet, kenari atau minyak nabati menggantikan lemak jenuh, dan semua partisipan mengikuti setiap diet selama enam minggu dengan istirahat di antara periode diet. Untuk menganalisis bakteri dalam saluran pencernaan, para peneliti mengumpulkan sampel tinja 72 jam sebelum para partisipan menyelesaikan diet yang berjalan dan masing-masing dari tiga periode diet studi.

"Diet kenari memperkaya sejumlah bakteri usus yang telah dikaitkan dengan manfaat kesehatan di masa lalu," kata Petersen.

"Salah satunya adalah Roseburia, yang telah dikaitkan dengan perlindungan lapisan usus. Kami juga melihat pengayaan pada Eubacteria eligens dan Butyricicoccus," tuturnya.

Para peneliti juga menemukan bahwa setelah diet kenari ada hubungan yang signifikan antara perubahan bakteri usus dan faktor risiko penyakit jantung. Eubacterium eligens berbanding terbalik dengan perubahan dalam beberapa ukuran tekanan darah, menunjukkan bahwa jumlah Eubacterium yang lebih besar dikaitkan dengan pengurangan yang lebih besar pada faktor-faktor risiko tersebut.

Selain itu, jumlah yang lebih besar dari Lachnospiraceae dikaitkan dengan penurunan tekanan darah, kolesterol total, dan kolesterol non-HDL yang lebih besar. Tidak ada korelasi yang signifikan antara bakteri yang diperkaya dan faktor risiko penyakit jantung setelah dua diet lainnya.

Regina Lamendella, profesor biologi di Juniata College, mengatakan temuan ini adalah contoh bagaimana orang dapat memberi makan mikrobioma usus dengan cara yang positif.

"Makanan seperti kenari utuh menyediakan beragam substrat, seperti asam lemak, serat, dan senyawa bioaktif, untuk dimakan mikrobioma usus kita," kata Lamendella. "Pada gilirannya, ini dapat membantu menghasilkan metabolit bermanfaat dan produk lain untuk tubuh kita."

Kris-Etherton menambahkan bahwa penelitian di masa depan dapat terus menyelidiki bagaimana kenari mempengaruhi mikrobioma dan elemen kesehatan lain.

"Temuan ini menambah apa yang kita ketahui tentang manfaat kesehatan dari kenari, kali ini bergerak ke arah pengaruhnya terhadap kesehatan usus," kata Kris-Etherton.

Berita terkait

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

2 hari lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

10 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

11 hari lalu

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

Jantung bocor terjadi ketika salah satu dari empat katup di jantung Anda tidak menutup rapat.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

17 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

18 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya

Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

24 hari lalu

Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

Penelitian baru-baru ini menemukan gejala penyakit jantung yang biasanya terjadi di pagi hari. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Olahraga, Cara Ampuh Cegah Varises. Simak Saran Dokter Jantung

28 hari lalu

Olahraga, Cara Ampuh Cegah Varises. Simak Saran Dokter Jantung

Olahraga merupakan cara ampuh mencegah varises karena dapat melancarkan sirkulasi darah dari kaki ke jantung. Ini jenis yang dianjurkan.

Baca Selengkapnya

Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

31 hari lalu

Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.

Baca Selengkapnya

Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

31 hari lalu

Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

Kesehatan usus kecil memiliki kaitan dengan kesehatan otak. Berikut penjelasannya menurut spesialis kesehatan jiwa.

Baca Selengkapnya

Bahaya Hipoglikemia Berulang, Stroke hingga Gangguan Jantung

34 hari lalu

Bahaya Hipoglikemia Berulang, Stroke hingga Gangguan Jantung

Hipoglikemia jangan sampai terjadi secara berulang karena tidak baik bagi kesehatan otak dan jantung.

Baca Selengkapnya