Dokter Ingatkan Infeksi Virus Corona Dipengaruhi Daya Tahan Tubuh

Reporter

Antara

Minggu, 26 Januari 2020 10:36 WIB

Gambar yang diunggah ke media sosial pada 25 Januari 2020 oleh Rumah Sakit Pusat Wuhan menunjukkan staf medis merawat pasien, di Wuhan, Cina. Jumlah kematian akibat wabah virus corona melonjak menjadi 41 orang ketika Tahun Baru Imlek pada 25 Januari, dengan Hong Kong mengumumkan status darurat virus, membatalkan perayaan, dan membatasi hubungan ke Cina daratan.[RUMAH SAKIT TENGAH WUHAN VIA WEIBO / via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Penyebaran virus corona yang sudah mendunia membuat banyak orang khawatir. Ketua Umum Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu (PDIB), James Allan Rarung, mengatakan kondisi tubuh yang memiliki daya tahan tubuh rendah rentan terserang virus termasuk virus corona.

"Yang terpenting adalah menjaga kebersihan makanan dan diri sendiri karena pola hidup yang tidak bersih serta daya tahan tubuh yang menurun sangat rentan terkena infeksi virus ini," ujar James.

Virus corona jenis baru yang pertama kali muncul di pusat kota Wuhan, Cina, dapat ditularkan, baik dari hewan ke manusia maupun antarmanusia. Virus itu dapat ditularkan lewat batuk dan bersin. Untuk itu, perlu menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi virus maupun yang diduga terjangkit virus.

James menyebutkan masyarakat harus menjaga kebersihan dan mengonsumsi makanan yang bersih agar terhindar dari penyakit. Ancaman terbesar penyebaran virus corona jenis baru yang ditemukan di Cina ke wilayah lain adalah lalu lintas antarmanusia dari tempat sumber penyakit ke wilayah atau negara yang mereka tuju. Misalnya, wisatawan dari wilayah terdampak virus yang lolos deteksi kemudian datang ke wilayah atau negara lain.

Oleh karena itu, menurut James deteksi dini antara pusat-pusat karantina di pelabuhan udara dan laut perlu diperketat dengan bekerja sama penuh dengan pihak imigrasi. James menjelaskan perlu diwaspadai orang atau turis yang datang dari daerah terdampak atau terpapar virus ini sehingga perlu dilakukan pemeriksaan untuk memastikan ada tidaknya virus dalam tubuh turis tersebut.

Advertising
Advertising

Masyarakat juga diminta tidak melakukan perjalanan ke wilayah yang terpapar virus tersebut. James menerangkan otoritas kesehatan perlu mengeluarkan informasi termasuk selebaran atau pamflet tentang tata laksana pelaporan, baik dari masyarakat ataupun pusat-pusat pelayanan kesehatan, sehingga masyarakat maupun petugas kesehatan di lini pertama dapat dengan cepat melakukan pemeriksaan dan penanganan pertama dan merujuk ke fasilitas kesehatan yang tepat dan memiliki kemampuan menangani pasien yang dicurigai atau yang terdiagnosis terkena infeksi virus ini.

Jumlah korban meninggal akibat virus corona baru bertambah menjadi 41 hingga Sabtu, 25 Januari 2020, dengan lebih dari 1.300 orang terinfeksi secara global. Sebagian besar kasus dan seluruh korban meninggal sejauh ini berada di Wuhan.

Gejala yang ditimbulkan saat terjangkit virus tersebut antara lain batuk, demam, dan sesak napas. Bahkan, virus dapat menyebabkan pneumonia berat, gagal napas, gagal ginjal, hingga kematian. Pasien positif terjangkit virus corona juga ditemukan di sejumlah negara, yakni Vietnam, Thailand, Singapura, Prancis, Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi.

Berita terkait

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

1 jam lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

3 hari lalu

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya mencegah berbagai penyakit infeksi dan bagian dari cara hidup sehat. Ini cara yang dianjurkan.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

4 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

6 hari lalu

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

Terapi ikan bisa menghilangkan sel kulit mati, namun dapat berbahaya jika kebersihan kolam tidak terjaga.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

16 hari lalu

Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

Masyarakat diminta mewaspadai penyakit kronis yang bisa timbul kembali di masa Lebaran karena tidak dikontrol seperti saat berpuasa.

Baca Selengkapnya

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

17 hari lalu

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

Hepatitis B menyebabkan 83 persen kematian dan hepatitis C menyumbang 17 persen di dunia.

Baca Selengkapnya

Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

18 hari lalu

Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Ternyata olahraga ringan selama 15 menit dapat meningkatkan kekebalan dengan meningkatkan kadar sel pembunuh alami bernama raising natural killer (NK)

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

23 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya

Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

24 hari lalu

Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

Flu Singapura merupakan infeksi yang diakibatkan oleh virus. Penyakit ini sering menjangkiti anak-anak, terutama di bawah 7 tahun.

Baca Selengkapnya

Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

29 hari lalu

Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

Otoritas kesehatan Jepang telah memperingatkan adanya lonjakan infeksi radang tenggorokan yang berpotensi mematikan

Baca Selengkapnya