Punya Anak dengan EQ Tinggi, Besarkan Dia dengan Cara Berikut

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 27 Februari 2020 15:30 WIB

ilustrasi ayah menggendong anak/Tabloid Bintang

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anak yang sadar diri, memiliki wawasan, dan memperhatikan perasaan orang lain sering kali adalah anak yang cerdas secara emosional dan ciri anak yang memiliki EQ tinggi. Seorang anak yang punya EQ tinggi memiliki banyak kualitas emosi positif, seperti penghargaan, perhatian, empati, dan kebaikan. Mereka juga dapat mengidentifikasi keadaan perasaan.

Adalah wajar bagi seorang anak untuk mengalami kehancuran sesekali, kehilangan penghargaan, atau momen yang mementingkan diri sendiri. Tetapi, kebanyakan anak dengan konstitusi emosional yang sehat secara teratur menunjukkan kapasitas hati nurani dalam konteks hubungan yang dekat.14

"Terima kasih," "Maaf," "Saya membuat kesalahan," atau "Kamu baik-baik saja?" Seorang anak yang sering mengatakan ucapan tersebut tanpa diminta mungkin termasuk dalam kategori anak dengan kecerdasan emosi tinggi.

Karakter terbentuk sejak dini dan korelasi antara keterikatan orang tua dan kecerdasan emosi adalah bukti bahwa seorang anak mampu menunjukkan kualitas-kualitas ini di usia muda. Ketika diasuh, karakteristik ini dapat mengakibatkan anak dengan regulasi emosi yang sehat, kecerdasan emosi, dan akhirnya EQ yang tinggi.

Kecerdasan emosi seorang anak akan terus tumbuh ketika seorang balita diasuh dan dididik secara emosional dan empatik. Selain itu, orang tua yang mampu mengakui kesalahan sebenarnya memungkinkan anak untuk mengalami kesadaran diri dan akuntabilitas dalam hubungan.

Advertising
Advertising

Ketika orang tua menunjukkan kesadaran diri, akuntabilitas, dan empati dalam hubungan orang tua-anak, anak tersebut memiliki kesempatan untuk mengalami dan menginternalisasi kualitas-kualitas kecerdasan emosi ini. Atau, orang tua yang percaya bahwa dia tidak pernah salah, jarang meminta maaf ketika dia membuat kesalahan dan tidak menyadari perasaan anak, tanpa disadari dapat mencegah anak dari mengintegrasikan kapasitas kecerdasan emosi yang penting.

Selain itu, orang tua yang mempermalukan anak karena memiliki perasaan yang berbeda dari orang tua juga dapat menjadi penghalang pertumbuhan emosional anak. Meskipun pengalaman empati anak adalah yang memungkinkannya untuk mewujudkan kapasitas secara alami, perbedaan antara orang tua yang empatik dan yang tidak peduli itu sangat penting.

Jika terlalu akomodatif dan merasa kasihan pada anak, orang tua mungkin tergoda untuk membengkokkan aturan, menurunkan harapan, atau menyerah. Sayangnya, ini mengajarkan anak untuk menjadi korban, membelokkan dan menyalahkan fakta, dan memanipulasi untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Caranya adalah dengan berempati, tidak bersimpati, dan menegakkan harapan.

Ada beberapa tips untuk mengasuh anak agar memiliki kecerdasan emosi. Pertama, hargai perasaan anak. Selanjutnya, koreksi, meyakinkan, mendorong, atau memecahkan masalah. Setelah anak merasa dimengerti, tidak merasa sendirian, dan terhubung dengan orang tua, ia biasanya lebih terbuka untuk membicarakan apa pun pada orang tua.

Jika orang tua tidak dapat menindaklanjuti harapan dan aturan, rasa punya hak dapat timbul pada anak. Terlebih lagi, melindungi anak dari kekecewaan atau pertanggungjawaban untuk melindunginya dari serangan rasa sakit emosional karena merasa berhak menerima perlakuan khusus.

Ketika seorang anak dapat mengalami keadaan emosional yang menyakitkan dalam konteks hubungan orang tua-anak yang menghibur, itu membantu anak menoleransi dan mengatur emosi-emosi yang sulit ini. Ini sering menghasilkan seorang anak yang ulet.

Sebaliknya, anak yang terlindungi dari kondisi perasaan tidak nyaman, seperti kekecewaan, penyesalan, dan akuntabilitas, mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mengalami emosi ini dalam bidang hubungan yang aman. Jika seorang anak kecil dibiarkan sendirian dengan keadaan perasaan menyakitkan ini untuk jangka waktu dan lama tanpa dukungan, ia mungkin secara tidak sadar membangkitkan mekanisme pertahanan yang kuat dan ekstrem untuk menangkal rasa sakit dan rasa malu emosional.

Kecerdasan emosional adalah atribut yang tak ternilai. Membesarkan anak yang memiliki EQ tinggi adalah tujuan penting. Selain itu, manfaatnya mungkin memiliki efek untuk keluarga, komunitas, dan budaya anak. Welas asih dan tidak mementingkan diri yang dipancarkan manusia yang cerdas secara emosi, dapat menyelesaikan konflik, memungkinkan kepercayaan dalam suatu hubungan, dan menyembuhkan serta memberdayakan orang lain.

Berita terkait

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

4 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

4 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

4 hari lalu

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

5 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

5 hari lalu

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

10 hari lalu

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

15 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya

Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

16 hari lalu

Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

Pasukan Israel membunuh tiga putra pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan udara di Gaza tanpa berkonsultasi dengan PM Benyamin Netanyahu

Baca Selengkapnya

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

18 hari lalu

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.

Baca Selengkapnya

Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

20 hari lalu

Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

Psikolog menyarankan selain menitipkan pada orang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya, perhatikan ini saat menyerahkan tugas mengasuh anak.

Baca Selengkapnya