Psikolog Sebut Penyebab Kepanikan Ada Virus Corona di Indonesia

Reporter

Antara

Rabu, 4 Maret 2020 08:42 WIB

Pengunjung berbelanja di Naga Swalayan di kawasan Jatiwaringin, Jakarta Timur, Senin, 2 Maret 2020. Pasca-pengumuman 2 WNI terinveksi virus Corona, warga memburu sejumlah swalayan di Jakarta dan memborong kebutuhan pokok. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Intan Erlita mengatakan kepanikan masyarakat akan virus corona terjadi lantaran tidak menyangka jika wabah tersebut masuk Indonesia.

"Mereka panik karena ada kondisi virus yang selama ini sudah sama-sama nonton, kemarin-kemarin mungkin kita merasa itu masih jauh dari negara kita, terus tiba-tiba kita kayak dibangunin dari mimpi, ini ada di negara kita, lalu timbullah kepanikan," kata Intan.

Menurut Intan, serangan panik dapat menular dengan mudah, apalagi jika diterpa dengan pemberitaan mengenai virus corona secara terus-menerus.

"Kita tahu kalau yang namanya panik itu menular. Menular dalam tanda kutip, panik sosial itu menular karena sebelumnya sudah nonton berita, negara tetangga kena virus corona, terus nimbun makanan. Nah, tanpa sadar itu terkonsep di otak kita," jelasnya.

"Begitu di negara Indonesia ada virus corona, beberapa orang mengulang pola itu karena takut terjadi seperti apa yang mereka lihat sebelumnya sampai akhirnya rasio akal sehat enggak berjalan," lanjutnya.

Advertising
Advertising

Intan mengatakan kepanikan semakin menjadi ketika ada orang yang menimbun makanan, masker, dan cairan pembersih tangan. Hal ini menimbulkan persepsi jika wabah virus corona sangat berbahaya.

"Yang bikin panik itu yang nimbun-nimbun karena di supermarket habis dibeli orang. Efek panik ini berasal dari ketakutan yang berlebih," ujar Intan.

Intan melanjutkan, "Virus ini wabah yang cukup mengerikan, kita boleh saja antisipasi tapi jangan berlebihan. Kalau hanya mau beli masker boleh tapi jangan sampai 3-6 boks. Kalau sekeluarga cuma berempat ya secukupnya saja. Hand sanitaizer boleh tapi secukupnya saja karena hanya untuk melindungi," tambahnya.

Intan menyarankan agar masyarakat tidak ikut menambah kepanikan dengan menyebarkan informasi yang tidak valid.

"Kita harus fokus pada diri kita dan keluarga aman, itu yang harus dilindungi. Tapi juga jangan terlalu santai karena virus ini nyata. Pokoknya segala sesuatu harus disikapi dengan secukupnya, waspada dan tahu apa yang harus kita ketahui," ujarnya.

Berita terkait

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

53 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

53 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

58 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Emma Stone Mengubah Kecemasan Jadi Kekuatan dengan Berakting

1 Februari 2024

Emma Stone Mengubah Kecemasan Jadi Kekuatan dengan Berakting

Emma Stone mengalami kecemasan sejak usia 7 tahun

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Kasus COVID-19 di AS Meningkat, Rumah Sakit Kembali Wajibkan Penggunaan Masker

4 Januari 2024

Kasus COVID-19 di AS Meningkat, Rumah Sakit Kembali Wajibkan Penggunaan Masker

Rumah sakit di setidaknya empat negara bagian Amerika Serikat menerapkan kembali kewajiban penggunaan masker di tengah meningkatnya kasus COVID-19

Baca Selengkapnya

Heru Budi Imbau Warga Jakarta Pakai Masker saat Liburan, Antisipasi Kenaikan Covid-19

24 Desember 2023

Heru Budi Imbau Warga Jakarta Pakai Masker saat Liburan, Antisipasi Kenaikan Covid-19

Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi bertepatan libur natal dan tahun baru

Baca Selengkapnya

Angka Covid-19 Disebut Naik, Begini Suasana Liburan di Singapura

22 Desember 2023

Angka Covid-19 Disebut Naik, Begini Suasana Liburan di Singapura

Salah seorang warga Singapura yang tidak mau namanya disebutkan mengatakan, Covid-19 memang sedang naik di Singapura, tetapi sudah dianggap biasa.

Baca Selengkapnya

Kasus Positif Covid-19 di Jakarta Naik, PT KAI Belum Wajibkan Penumpang Kereta Api Pakai Masker

21 Desember 2023

Kasus Positif Covid-19 di Jakarta Naik, PT KAI Belum Wajibkan Penumpang Kereta Api Pakai Masker

PT KAI belum mewajibkan para pelanggan kereta api mengenakan masker meskipun saat ini kasus positif Covid-19 di Jakarta tengah menanjak.

Baca Selengkapnya