TEMPO.CO, Jakarta - Ada pendapat udara resirkulasi di pesawat terbang meningkatkan risiko penyebaran penyakit selama penerbangan. Ternyata, anggapan itu salah karena justru penyebaran kuman lebih disebabkan oleh gerakan manusia di seluruh kabin pesawat daripada yang disebarkan oleh udara resirkulasi.
Itu menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2018 dalam "Prosiding National Academy of Sciences: Perilaku, gerakan, dan transmisi penyakit pernapasan yang ditularkan oleh tetesan selama penerbangan maskapai lintas benua."
Penemuan itu juga mengungkapkan untuk menghindari penularan penyakit di dalam pesawat terbang disarankan untuk duduk di dekat jendela.
"Duduk di kursi jendela berisiko lebih rendah daripada duduk di dekat lorong," ujar Vicky Hertzberg, seorang ilmuwan yang bertanggung jawab atas penelitian ini, seperti dikutip dari Insider.com.
Studi ini mensimulasikan transmisi patogen di kabin pesawat untuk menyimpulkan hasilnya. Dari hasil simulasi itu, studi mencatat di pesawat dengan 150 penumpang, yang paling mungkin terinfeksi adalah 11 yang duduk paling dekat dengan orang yang sakit.
KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh
7 hari lalu
KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh
Cuaca buruk membuat perjalanan kereta cepat Whoosh mengalami keterlambatan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberi kompensasi makanan dan minuman untuk penumpang.
KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen
7 hari lalu
KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen
EVP of Corporate Secretary PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan penjualan tiket kereta api kelas Suite Class Compartment dan Luxury laris dibeli saat pelaksanaan angkutan masa Lebaran 2024.