Awas, Kualitas Udara Buruk Bisa Picu Penyakit Kronis

Reporter

Bisnis.com

Minggu, 15 Maret 2020 15:00 WIB

Ilustrasi polusi udara (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian di Universitas Colorado Boulder di Amerika Serikat menyatakan menghirup udara kotor dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, gangguan pencernaan, dan penyakit kronis lain. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Environment International tersebut merupakan studi pertama yang menghubungkan antara polusi udara dengan perubahan struktur dan fungsi mikrobiome (kumpulan mikoorganisme yang sebagian besarnya bakteri) dalam usus manusia.

Para peneliti menemukan bahwa ozon polutan gas yang ada pada udara kotor sangat berbahaya. Orang dewasa muda yang terpapar ozon tingkat tinggi menunjukkan keragaman mikroba yang lebih sedikit dan meningkatkan spesies tertentu yang terkait obesitas.

Tanya Alderete, asisten profesor fisiologi di Universitas Colorado Boulder, mengatakan dia dan tim telah memahami sejumlah penelitian yang menyebut polusi udara memiliki dampak buruk kesehatan.

Akan tetapi, apa yang dilakukan Alderete bersama tim menunjukkan isu yang lebih spesifik. Mereka menemukan asap berkorelasi positif dengan risiko diabetes tipe 2, kenaikan berat badan, dan penyakit radang usus.

“Apa yang bisa diambil dari makalah ini adalah bahwa beberapa efek kesehatan itu kemungkinan disebabkan oleh perubahan mikroba dalam usus,” katanya seperti dikutip Science Daily.

Advertising
Advertising

Studi dan penelitian ini dilakukan pada kualitas udara di banyak kota di Amerika Serikat yang memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Pada Desember 2019, Environmental Protection Agency menurunkan status udara “tidak tercapai” karena gagal memenuhi standar ozon nasional.

Tim peneliti melihat data dari stasiun pemantauan udara untuk menghitung paparan ozon tahun sebelumnya, yang terbentuk ketika emisi dari kendaraan terpapar sinar matahari, partikel berbahaya tersuspensi di udara, dan nitrat oksida, produk sampingan beracun dari pembakaran bahan bakar fosil.

Dari semua polutan yang diukur, ozon memiliki dampak terbesar pada usus manusia, terhitung sekitar 11 persen dari variasi yang terlihat di antara subyek penelitian. Orang-orang yang memiliki paparan ozon lebih tinggi juga memiliki lebih sedikit variasi bakteri yang hidup di usus mereka.

“Keanekaragaman bakteri atau mikroba ini penting dalam kesehatan. Jumlah bakteri yang lebih rendah telah dikaitkan sebelumnya dengan obesitas dan diabetes tipe 2,” kata Alderete.

Secara keseluruhan, para peneliti mengidentifikasi 128 spesies bakteri yang dipengaruhi oleh peningkatan paparan ozon. Dengan demikian, tim menyimpulkan bahwa ozon kemungkinan besar telah mengubah ekosistem usus seseorang yang memiliki konsekuensi terhadap kesehatan dan penyakit. Selain studi terbarunya itu, Alderete juga telah melakukan penelitian sebelumnya yang menunjukkan polusi dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur gula darah dan meningkatkan risiko obesitas.

Berita terkait

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Hahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

3 jam lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Hahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

1 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

2 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

6 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

11 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG: Jakarta Hanya Cerah di Pagi Hari, Siap-siap Hujan Petir

14 hari lalu

Prediksi Cuaca BMKG: Jakarta Hanya Cerah di Pagi Hari, Siap-siap Hujan Petir

Jakarta diprediksi hujan sejak siang, Jumat. 19 April 2024. BMKG memprediksi hujan petir turun di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

15 hari lalu

10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

Peradangan bisa memicu berbagai penyakit kronis bila didiamkan, seperti penyakit jantung dan kanker. Namun, ada cara untuk mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

16 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

Berdasarkan pantauan pada pukul 05.35 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 151.

Baca Selengkapnya