Dirisak karena COVID-19, Tifauzia Tyassuma Dapat Dukungan Ahli

Sabtu, 28 Maret 2020 16:45 WIB

Dr. Tifauzia Tyassuma. Instagram.com

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini, nama Tifauzia Tyassuma menjadi buah bibir masyarakat. Pasalnya, bahasa yang digunakan oleh ahli epidemiologi itu saat menyampaikan pesan terkait penyebaran COVID-19 di Indonesia dinilai amat kontroversial dan keras.

Salah satu contohnya ia mengatakan lockdown sudah terlambat dan yang bisa disiapkan oleh pemerintah saat ini adalah kuburan massal. Berbagai prediksi tentang virus corona juga disampaikan, khususnya mengenai jumlah pasien yang akan mencapai jutaan dan masa pandemi yang berlangsung lama.

Tak heran, banyak orang pun merisak pernyataan Direktur Eksekutif dari Clinical Epidemiology dan Evidence Based Medicine FKUI-RSCM tersebut. Meski begitu, ia mengaku tak terusik.

“Karena semua statement yang saya sampaikan di media sosial maupun media mainstream itu betul-betul sudah saya verifikasi validitasnya,” katanya.

Sebagai seorang dokter, peneliti, dan praktisi kesehatan yang terjun langsung ke lapangan, Tifa mengatakan apa yang disampaikannya memiliki taraf kepercayaan 90 persen.

Advertising
Advertising

“Sebagai epidemiolog yang berkompeten dalam bidang prediksi dan konsultasi informasi dengan peneliti di seluruh dunia, semuanya valid dan sampai sekarang terbukti. Jadi yang tidak setuju, ya tinggal kita buktikan saja siapa yang benar,” ujarnya.

Tifa juga menambahkan perlawanan mungkin hanya diberikan oleh orang yang awam dan hanya membekali pengetahuan lewat media sosial. Sedangkan bagi yang paham, seperti para ahli dan peneliti, tidak ada yang menentang, bahkan sebaliknya, memberi dukungan penuh.

“Beberapa waktu yang lalu saya sempat satu sesi dengan Profesor Amin Soebandrio dan Faisal Yunus. Beliau orang yang sangat lama tahu saya, jadi mereka mendukung sekali,” tuturnya.

Tak jarang, para ahli dan peneliti juga berterimakasih atas apa yang sudah disampaikan oleh Tifa sebab ia telah menjadi tempat untuk bertukar informasi dengan para direktur rumah sakit di seluruh Indonesia, baik senior, kolega, maupun dokter-dokter peneliti.

“Jadi, tidak ada kalau dari orang-orang di sekeliling saya yang menentang. Semuanya sama-sama setuju. Mereka sangat berterima kasih karena saya kumpulkan hasil dari sejawat di seluruh dunia,” tuturnya.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

6 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya