Sebab Virus Corona Lebih Banyak Menyerang Pria

Reporter

Antara

Selasa, 31 Maret 2020 15:25 WIB

Ilustrasi virus Corona. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Ada informasi virus corona lebih banyak menyerang laki-laki daripada perempuan. Organisasi Global Health 50/50 yang mengumpulkan data infeksi COVID-19 dari 25 negara dengan jumlah kasus tertinggi menunjukkan 68 persen pasien yang meninggal ialah laki-laki, di Cina (71 persen) dan Portugal (70 persen), per 25 Maret 2020.

Data dari wabah serupa, yakni SARS di Hong Kong dan MERS, seperti dilansir Sky News juga menunjukkan para pasien pria lebih banyak dibanding wanita. Apa alasan pria lebih rentan?

Kebanyakan pasien memiliki penyakit penyerta seperti stroke, penyakit jantung, penyakit paru, dan hipertensi. Kondisi ini terjadi lebih banyak pada pria daripada wanita, menurut studi dalam jurnal medis Lancet pada 2018.

Selain itu, faktor kebiasaan merokok dan meminum alkohol. Studi yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperlihatkan tingkat konsumsi alkohol dan merokok lebih tinggi pada laki-laki dari wanita. Dua kebiasaan ini bisa membuat mereka berisiko lebih tinggi terinfeksi corona.

Alasan lain berhubungan dengan sistem kekebalan alami tubuh. Penelitian mengungkapkan kekebalan tubuh pria lebih rendah terhadap serangkaian infeksi, termasuk hepatitis C dan HIV. Studi pada hewan juga menunjukkan kondisi ini mungkin juga berlaku untuk bentuk lain virus corona.

Advertising
Advertising

Selain itu, hormon juga diyakini memainkan peran utama. Estrogen pada perempuan bisa meningkatkan respons kekebalan. Para ilmuwan juga menemukan banyak gen yang mengatur sistem kekebalan dikodekan pada kromosom X, pria memiliki satu (XY), sementara wanita memiliki dua (XX).

Di sisi lain, dokter spesialis mikrobiologi dari Rumah Sakit Universitas Indonesia, R. Fera Ibrahim, pernah menyatakan alasan virus corona baru lebih banyak menyerang pria berhubungan dengan jumlah reseptor ACE2 yang lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. Hal ini merujuk pada penelitian saat kasus SARS terjadi, yang menunjukkan reseptor ACE2 pada pria lebih banyak dibanding kaum hawa.

"Virus akan menginfeksi sel, masuk lalu mereplikasi. Untuk masuk ke sel ada reseptor. Corona mirip SARS, ada reseptor yang namanya ACE2. Reseptor ini ada di nasofaring hingga otak. Tapi yang paling banyak di sel epitel sehingga tampak seperti infeksi saluran napas dan diare," kata Fera.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

17 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

14 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya