Syarat Konsumsi Makanan Kaleng selama Wabah Corona Menurut Pakar
Reporter
Antara
Editor
Yayuk Widiyarti
Jumat, 17 April 2020 12:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Makanan olahan atau kaleng menjadi pilihan banyak orang selama masa isolasi diri akibat virus corona karena praktis dan tahan lama. Dokter spesialis gizi dari RSPI-Puri Indah, Raissa E. Djuanda, tak melarang orang-orang mengonsumsi makanan beku dan kalengan saat pandemi virus corona baru atau COVID-19, tapi ada syaratnya.
"Sayuran dan buah-buahan beku atau kaleng diperbolehkan, cek nutrition fact dengan syarat pilih yang rendah gula, garam, minyak," katanya.
Para ahli kesehatan merekomendasikan asupan garam, gula, dan lemak tak berlebihan per hari. Untuk garam sebaiknya tidak lebih dari satu sendok teh atau lima gram per hari. Lalu, gula maksimal empat sendok makan atau 50 gram, sementara minyak atau lemak sebaiknya tidak melebihi lima sendok makan atau 67 gram setiap hari.
"Makanan kaleng dan beku perlu dipastikan per serving-nya berapa, misalnya kemasannya itu 100 gram tetapi di nutrition fact-nya itu biasanya hanya 20 gram, harus diperhatikan kalau habiskan sebungkus," tutur Raissa.
Dia mengatakan, makanan yang dibekukan memang berkurang kandungan nutrisinya walau tak terlalu banyak. Menurutnya, sayur dan buah yang dibekukan masih lebih sehat ketimbang makanan kemasan lain yang mengandung zat tambahan.
"Makanan sehat dari bahan segar, sayur, dan buah bisa disimpan di dalam freezer jadi tahan lama, bisa sampai dua bulan. Bisa pakai teknik rebus sebentar lalu kasih es, baru biar berhenti panasnya, masukan cup dimasukan freezer," tuturnya.
Untuk tips konsumsi selama corona, dia menyarankan makanan berbahan dasar buah dan sayuran dan karbohidrat kompleks, misalnya kue dari bahan tepung gandum atau granola.