Sering Hadapi Stigma Buruk karena Corona, Ini Curhat Tenaga Medis

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Minggu, 19 April 2020 16:00 WIB

Petugas medis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumut memeriksa suhu tubuh seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Malaysia ketika akan mengikuti senam dan berjemur di bawah sinar matahari saat menjalani karantina di Pangkalan Udara Militer (Lanud) Soewondo Medan, Sumatera Utara, Sabtu, 11 April 2020. Sebanyak 513 TKI yang berasal dari berbagai daerah di Sumut dan sekitarnya yang menjalani proses karantina COVID-19 sementara tersebut saat ini kondisi kesehatannya baik dan tidak ada menunjukan gejala infeksi seperti demam, batuk dan sesak nafas. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Nurdiansyah, perawat di Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso (RSPI SS) menceritakan pengalamannya berjibaku merawat pasien virus corona alias COVID-19 dan suka duka selama menjalani tugas hingga stigmatisasi yang dihadapi pada tenaga medis. "Duka yang kami alami adalah teman-teman kami banyak sekali yang mengalami stigma negatif," kata Nurdiansyah saat berbagi cerita di Gedung Graha BNPB Jakarta, Minggu.

Nurdiansyah telah bekerja di RSPI Sulianti Saroso selama satu tahun. Perjalanan menangani pasien COVID-19 dimulai awal Maret 2020, dari dua orang bertambah 10 dan meningkat terus. Hingga kini RSPI SS hanya menangani pasien COVID-19, pasien bukan COVID-19 sekarang dialihkan ke rumah sakit lainnya. "Seiring berjalannya waktu, pasien terus bertambah. Kami punya banyak suka dan duka," ujarnya.

Ia mengatakan ada teman-temannya sesama tenaga medis diusir dari kontrakan, ada teman-temannya yang memiliki anak, diasingkan oleh anak-anak tetangganya karena takut tertular. "Jadi kalau anaknya main dengan anak tetangga, lalu diambil anaknya, untuk tidak dekat, seperti itu," kata Nurdiansyah.

Sekarang ini, lanjut Nurdiansyah, sudah banyak teman-teman tenaga medis yang mengalami atau terinfeksi virus corona jenis baru SARS-CoV-2. Sudah banyak pula perawat yang mulai mengalami kasus-kasus positif hingga harus menjalani perawatan medis. "Artinya di bulan ini kita sangat sedih, beberapa teman ada yang dirawat," katanya.

Menurut Nurdiansyah, menghadapi situasi tersebut membawa kedukaan bagi paramedis. Mereka tertular kemungkinan karena ketidakjujuran (pasien), mungkin saat beraktivitas di luar. Bulan-bulan ini menjadi bulan penuh luka bagi tenaga medis yang merawat pasien positif karena semakin banyak angka kasusnya. "Kita sempat memberikan pita hitam saat bekerja sebagai bentuk duka kita kepada teman-teman sejawat," katanya.

Advertising
Advertising

Nurdiansyah mengatakan di balik kedukaan itu, para perawat dan paramedis lainnya memiliki harapan kepada pemerintah dan masyarakat untuk sama-sama melakukan pencegahan. Masyarakat adalah garda terdepan dalam memenangkan perang melawan COVID-19 dengan melakukan pencegahan, tetap di rumah dan menjalani protokol kesehatan, salah satunya "physical distancing". "Kita perawat, tenaga kesehatan berada di lini paling belakang ketika sudah terpaksa terinfeksi, karena memang kita sudah melakukan pencegahan dengan ketat, tetapi masih terinfeksi, jadi mari kita sama-sama," kata Nurdiansyah.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

11 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

18 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

21 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

22 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya