Didi Kempot Meninggal, Serangan Jantung dan Dampak Emosionalnya

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 5 Mei 2020 12:35 WIB

Penyanyi Didi Kempot berhasil memukau penggemarnya dalam konser exclusive di Best Western Convention Center Solo Baru, Jumat (4/11/2019).

TEMPO.CO, Jakarta - Satu lagi seniman besar Indonesia wafat. Dia adalah Didi Kempot, penyanyi campur sari yang selalu sukses membuat para penggemarnya "ambyar".

Didi Kempot meninggal dunia karena serangan jantung, Selasa, 5 Mei 2020. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui mengena masalah ini.

Para ahli kesehatan mengatakan sekitar 86 persen orang akan selamat dari serangan jantung pertama. Lalu apa yang harus dilakukan setelahnya, sebagai upaya pemulihan diri dan pencegahan hal serupa tak terulang?

Pertama, lakukan pemeriksaan fisik menyeluruh. Kardiolog di Heart and Vascular Center, Dartmouth-Hitchcock Medical Center, Bruce Andrus, seperti dikutip dari Insider, menuturkan serangan jantung biasanya menandakan ada masalah kesehatan yang mendasari.

Pada kebanyakan pasien akan ditemukan tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau diabetes, yang semuanya berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung. Kemungkinan satu atau lebih dari faktor-faktor ini menyebabkan penumpukan plak di arteri, membatasi aliran darah ke jantung, dan menyebabkan serangan jantung.

Advertising
Advertising

Kardiolog dari Pusat Kesehatan Providence Saint John, Nicole Weinberg, mengatakan perawatan yang diberikan petugas medis akan fokus pada pembukaan arteri dan mengembalikan aliran darah ke jantung.

Bagaimana memulihkan diri usai serangan jantung? Setelah selamat dari serangan jantung, Anda harus fokus meningkatkan kesehatan jangka panjang. Serangan jantung bisa menyebabkan masalah jantung lebih lanjut dari waktu ke waktu, seperti gagal jantung.

Sekitar 20 persen pasien serangan jantung berusia 45 tahun dan lebih tua akan mengalami serangan jantung kedua dalam lima tahun. Selain meresepkan obat-obatan, dokter juga akan fokus pada perbaikan gaya hidup untuk memperbaiki juga tekanan darah atau menurunkan kolesterol jahat yang tinggi, antara lain berhenti merokok, makan makanan sehat berimbang, aktif, menurunkan berat badan, menjaga tekanan darah, kontrol kolesterol, dan gula darah.

Ada juga dampak emosional dari serangan jantung. Menurut Andrus, mengalami serangan jantung dapat berdampak besar pada kesehatan emosional dan mental penderita karena sebagian besar pasien menganggap ini refleksi tentang kematian.

Ada pasien yang kembali ke rutinitas normal mereka dalam seminggu, namun ada juga orang yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk pulih. Sekitar sepertiga pasien serangan jantung akan mengalami depresi selama pemulihan. Jika ini terjadi, sebaiknya carilah perawatan profesional dari terapis.

Anda juga bisa mempertimbangkan program rehabilitasi jantung, yang fokus pada peningkatan kesehatan jantung. Penelitian telah menunjukkan orang yang berpartisipasi dalam program rehabilitasi jantung lebih kecil kemungkinan meninggal karena penyakit jantung daripada orang yang pernah mengalami serangan jantung tetapi tidak berpartisipasi.

Berita terkait

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

3 jam lalu

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

Tak sekedar olahraga dan makan sehat, ada cara lain yang mungkin tak pernah Anda duga tapi baik untuk kesehatan jantung.

Baca Selengkapnya

Wamenkes Ingatkan Lemak Trans pada Makanan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

4 jam lalu

Wamenkes Ingatkan Lemak Trans pada Makanan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Wamenkes menegaskan pembatasan lemak trans akan menekan risiko penyakit jantung sekaligus membuat Indonesia berhemat triliunan rupiah.

Baca Selengkapnya

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

4 hari lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

5 hari lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

8 hari lalu

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

Walaupun telah meninggal, mendiang Ibu Tien Soeharto tetap dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

25 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Makanan Bersantan Siap Menyerbu Saat Lebaran, Ahli Gizi: Jangan Dipanaskan Berulang

29 hari lalu

Makanan Bersantan Siap Menyerbu Saat Lebaran, Ahli Gizi: Jangan Dipanaskan Berulang

Anda sudah siapkan opor, rendang hingga gulai untuk hidangan Lebaran? Ingat pesan dokter gizi soal makanan bersantan

Baca Selengkapnya

Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

40 hari lalu

Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

Ada berbagai masalah terkait penyakit jantung dan EKG pun berperan penting sebagai rekaman aktivitas listrik jantung.

Baca Selengkapnya

9 Masalah Kesehatan yang Mengancam Wanita Paruh Baya

51 hari lalu

9 Masalah Kesehatan yang Mengancam Wanita Paruh Baya

Pakar kesehatan menyebut sembilan masalah kesehatan yang identik dengan perempuan paruh baya. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

55 hari lalu

Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

Studi atas tumpukan plak di pembuluh darah pasien rumah sakit di Italia mendapati kandungan mikroplastik yang sangat jelas di bawah mikroskop.

Baca Selengkapnya