Mengenal Social Bubbles, Dinilai Lebih Baik dari Lockdown

Kamis, 7 Mei 2020 17:00 WIB

Penerapan lockdown di Inggris memungkinkan Pemda setempat mengecat Abbey Road, jalanan yang diangkat jadi judul album ke-11 The Beatles. Foto: Leon Neal/Getty Images/CNN Travel

TEMPO.CO, Jakarta - Virus corona membuat berbagai negara menerapkan lockdown demi menekan penyebaran virus itu. Beberapa negara seperti Malaysia, India, Thailand, Perancis dan Amerika Serikat memang telah menerapkan lockdown atau pembatasan kegiatan di luar rumah. Meski begitu, lockdown dinilai memiliki banyak kekurangan.

Salah satu kekurangan yang dinilai banyak orang adalah tidak bisanya seseorang bertemu dan berinteraksi dengan sesama serta harus terus berada di dalam rumah. Akibatnya, masyarakat pun bisa menjadi stres dan mengalami gangguan mental serta kejiwaan lainnya.

Atas alasan tersebut, kini social bubbles pun telah dipertimbangkan untuk menjadi pengganti lockdown. Lalu, apa pengertian social bubbles itu sendiri? Melansir dari situs Sky News, social bubbles merupakan suatu grup yang berisikan sekelompok orang dalam jumlah kecil, yakni 10 individu.

Seperti halnya yang telah diterapkan di New Zealand, setiap orang dengan social bubbles harus menentukan siapa orang yang ingin ditemui. Kelompok ini pun harus terus menjadi satu. Sisi positifnya, mereka juga dengan bebas beraktivitas di luar rumah.

Meski begitu, menjaga diri dengan menetapkan jarak dua meter per individu serta menerapkan gaya hidup bersih dan sehat lewat mencuci tangan dan mengkonsumsi makanan bergizi tetap dilakukan. Dengan demikian, risiko terpapar virus pun menjadi lebih kecil.

Advertising
Advertising

Rupanya, New Zealand berhasil membuat pasien Covid-19 baru yang biasanya naik drastis menjadi nol. Tak heran, associate professor untuk departemen epidemiologi penyakit menular di London School of Hygiene and Tropical Medicine, Stefan Flasche pun menyetujui social bubbles.

“Pengelompokan kontak sosial ini akan memungkinkan masyarakat bergaul dengan teman-teman mereka sehingga bisa menjadi alternatif dari masalah mental akibat lockdown,” katanya seperti dilansir dari situs CNBC.

Adapun rencananya, Skotlandia ingin menerapkan social bubbles dalam waktu dekat. “Kami sedang mempertimbangkan social bubbles sebagai cara Inggris kembali beroperasi secara sosial di luar rumah,” kata Menteri pertama Skotlandia Nicola Sturgeon.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | SKYNEWS | CNBC

Berita terkait

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

8 jam lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

49 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

50 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

55 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

56 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

14 Desember 2023

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

Guru Besar FKUI Tjandra Yoga Aditama mendesak pemerintah memperkuat surveilans untuk merespons peningkatan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

7 Desember 2023

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

Malaysia mencatatkan kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan. Dalam beberapa hari terakhir, Covid-19 di Malaysia naik hingga 57 persen.

Baca Selengkapnya