Kiat Menjelaskan COVID-19 kepada Anak

Reporter

Bisnis.com

Minggu, 17 Mei 2020 17:30 WIB

Ilustrasi. TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Pembatasan sosial selama Covid-19 memang bukan hal yang mudah dicerna anak-anak. Menurut Sarita Candra Merida dari Fakultas Psikologi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, kecerdikan orang tua menjelaskan situasi yang ada menjadi hal pokok.

Sarita menjelaskan orang tua dapat memanfaatkan media audiovisual yang edukatif, terutama edukasi pentingnya mencuci tangan. Orang tua juga harus mulai menunjukkan kepada anak-anak alasan tidak memperbolehkan bermain di luar rumah.

“Kita juga bisa menggunakan gambar yang berwarna mengenai virus Covid -19 ini dan media penyebarannya melaui gambar yang menarik dan warna-warni,” jelas Sarita.

Melalui informasi yang disampaikan secara audiovisual, gambar, maupun media lain yang penuh warna, anak-anak dapat belajar dan menangkap informasi yang disampaikan. Setelah diberikan tayangan video, anak didorong untuk melakukan perilaku seperti yang ada dalam tayangan tersebut.

Orang tua memberikan penjelasan dampak negatif atau positif jika anak melakukan tindakan tersebut. Berikut empat tahapan dalam mengedukasi anak perihal Covid-19.

Advertising
Advertising

Pertama, memberi perhatian ekstra pada detail kebutuhan anak. Orang tua dapat memberikan tayangan audio visual berupa video, gambar, alat peraga yang menarik sesuai tahap perkembangan usia anak sehingga mereka tertarik untuk melihat tayangan atau media tersebut hingga tuntas.

Kedua, melakukan representasi. Para pendamping, baik orang tua, pengasuh, maupun pendidik dapat mengajak anak mengulang tayangan yang mereka lihat. Dengan begitu, mereka berusaha mengingat tayangan tersebut.

Ketiga, memulai produksi perilaku. Setelah itu, dorong anak untuk melakukan atau mempraktikkan apa yang mereka lihat dari tayangan tersebut. Keempat, mendorong motivasi. Setelah anak melakukan dan mempraktikkan tayangan tersebut, orang tua, pendamping, atau pengasuh dapat memberikan penghargaan berupa pujian.

Selain menyampaikan pesan atau informasi mengenai virus Covid-19 menggunakan media audio visual, tayangan, atau gambar, cara menyampaikan pesan pun perlu diperhatikan. Sarita memaparkan berdasarkan eksperimen yang dilakukan Watson terhadap bayi bernama Albert, seperti tayangan pada Youtube tentang Baby Albert Experiments, sebenarnya stimulus bersifat netral.

Pada penelitian tersebut, ketakutan diciptakan melalui suatu kondisi. Misalnya, suara yang keras dan mengagetkan. Anak kecil yang awalnya tidak takut terhadap apa pun bisa menjadi takut terhadap tikus, kelinci, anjing, karena suara keras yang diberikan orang dewasa.

“Sama halnya saat menyampaikan Covid-19, tidak perlu dengan suara yang keras menunjukkan jika kita marah kalau anak tidak melakukan seperti yang ada di video atau memberikan penekanan yang memberikan kesan menakutkan terhadap virus tersebut,” tutur Sarita.

Saat menyampaikan informasi mengenai Covid-19, orang tua tetap tenang dalam memberikan penjelasan dan mendampingi anak menonton tayangan yang ada sampai selesai.

“Dalam memberikan penjelasan, kita dapat memberikan penjelasan yang logis sesuai dengan yang ada dalam tayangan tersebut,” tambah Sarita.

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

1 hari lalu

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

2 hari lalu

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

Sindrom putri sulung adalah beban yang dirasakan oleh anak sulung perempuan untuk berperan sebagai orang tua ketiga bagi saudara-saudaranya.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya